Tuan Archie

3033 Words
    “Bukankah sakit?” tanya Reina.     Namun, pria itu menggeleng dan berkata, “Sama sekali tidak.”     “Ah, begitukah? Kalau begitu, aku perlu memberikan obatnya lebih banyak, untuk memberikan pelajaran pada pembohong serta pembuat onar sepertimu,” ucap Reina membuat pria berntera keemasan itu tersentak. Ya, Archard tersentak. Apakah rencananya terbaca begitu saja?         “Apa maksudmu, Nona?” tanya Archard berusaha untuk menutupi keterkejutannya.     Reina menarik kedua tangannya yang sudah selesai memberikan obat pada luka pria asing yang bahkan belum ia ketahui namanya itu. Rerina melepaskan sarung tangannya, lalu mencuci tangannya dengan bersih. “Kamu jelas lebih paham dengan apa yang aku maksud Tuan,” ucap Reina lalu menatap pria bernetra emas di hadapannya sembari mengeringkan kedua tangannya yang basah.     Archard yang semula agak terkejut pada akhirnya tersenyum tipis. Sepertinya, penilaiannya terhadap gadis ini memang benar. Ia benar-benar menarik saat Archard melihatnya dari kejauhan. Namun, ia jauh lebih menarik saat ditemui sedekat ini dan diajak berbicara. Lebih dari itu, ternyata dia adalah gadis cerdas yang tidak mudah untuk dihadapi. Archard mengulum senyum. Ini benar-benar menarik, hingga Archard tidak terpikir untuk melepaskan gadis ini untuk siapa pun. Archard akan membuatnya menjadi miliknya seutuhnya. Archard pun melepaskan topi yang ia kenakan, dan membuat rambut hitam legamnya tampil secara sempurna.     Reina yang melihat penampilan Archard yang tidak tertutupi topi mau tidak mau merasa takjub. Rambut hitamnya yang legam dipadukan dengan netra keemasan bak predator, Reina bisa menyimpulkan saat itu juga jika pria ini bukan orang biasa. Ada aura bangsawan yang kental dari pria ini. Namun, sayang sekali. Reina yang selama ini fokus dengan bisnis keluarga dan mengurus investasi, sama sekali tidak memiliki waktu untuk mengikuti pesta dan masuk ke dalam pergaulan kelas atas yang sebenarnya memberikan banyak informasi serta relasi. Jadi, meskipun sosok di hadapannya ini adalah bangsawan kelas atas sekali pun, Reina tidak akan mudah mengenalinya, jika dirinya tidak memiliki kaitan pada bisnis apa pun. Karena Reina memang hanya mempertahankan relasinya dengan para bangsawan atau para rakyat biasa yang memiliki kerja sama bisnis dengannya.     “Sepertinya, aku memang tidak perlu menyembunyikan apa pun lagi,” ucap Archard sembari menatap Reina tepat pada netra hijau daunnya yang tampak begitu memukau.     Archard kira, kemarin dirinya salah melihat warna netra Reina karena berada di kejauhan. Namun, ternyata warna netra Reina memang benar-benar sewarna pucuk daun yang baru terbuka dan terlihat masih begitu segar. Mungkin, ini adalah netra hijau paling memukau yang pernah Archard temui. Sementara itu, Reina juga memuji keindahan dan kemilau netra emas milik Archard. Diam-diam, keduanya saling memuki penampilan lawan bicara mereka. Namun, di permukaan, keduanya menampilkan ekspresi normal, dan siapa pun yang melihatnya pasti akan kesulitan menebak apa yang sebenarnya kedua orang ini pikirkan.     Namun, didetik selanjutnya Reina tersadar terlebih dahulu dan berkata, “Sebaiknya seperti itu. Tapi sebelum melanjutkan pembicaraan kita lebih lanjut, sebaiknya Anda memperkenalkan diri, Tuan Pembuat Onar.”     Saat itulah Archard sadar, jika ada kemungkinan besar Reina tidak mengenali dirinya sebagai seorang Duke Baxter. Untuk memeriksa hal itu, Archard pun memilih untuk mengenalkan dirinya menggunakan nama kecil yang selalu digunakan oleh mendiang ibunya. “Archie, panggil aku Archie, Nona.”     Reina tersenyum tipis. “Itu nama yang sedikit imut untuk pria dewasa sepertimu, Tuan Archie.”     Reina juga sadar, pria di hadapannya ini tidak memperkenalkan dirinya menggunakan nama keluarga. Itu artinya, ada sesuatu yang ia sembunyikan darinya. Namun, Reina tidak terburu-buru mendesaknya untuk mengatakan rahasia tersebut. Reina tidak ingin ikut campur, sebelum Reina sendiri tahu alasan kenapa pria ini sengaja membuat onar di tokonya demi bertemu dengannya. Jika alasannya masuk akal, dan memungkinkan di masa depan ada sebuah kerjasama bisnis atau sejenisnya, maka Reina mau tidak mau harus menyelidiki pria ini. Reina tidak mau mengambil risiko bekerjasama dengan seseorang yang bahkan tidak ia kenal secara baik.     “Baiklah, kalau begitu kali ini yang akan memperkenalkan diri. Perkenalkan, aku Reina Maite Heloise. Panggil aku Reina,” ucap Reina yang memang lebih nyaman dipanggil nama depannya, daripada nama keluarga seperti panggilan yang biasanya ia dapatkan ketika bertemu dengan para bangsawan. Karena itulah, Reina sangat tidak nyaman jika bertemu dan berbincang dengan para bangsawan yang gila hormat, kekuasaan, dan harta. Rasanya, Reina sama sekali tidak ingin berinteraksi dengan mereka.     “Kalau begitu, bagaimana jika bicara dengan nyaman?” tanya Archard spontan. Namun, di detik selanjutnya, Archard merutuki dirinya sendiri karena bertindak gegabah. Ia terlalu terburu-buru, bisa-bisa Reina menganggapnya aneh.     Sayangnya, sejak awal Reina memang sudah menganggap Archard sebagai orang aneh. Ditambah dengan perkataannya barusan, Reina pada akhirnya menobatkan Archard sebagai orang yang benar-benar aneh dan rasanya perlu ia jauhi. “Sepertinya tidak. Sekarang, lebih baik Anda mengatakan niat Anda yang sebenarnya dengan meminta saya memberikan pengobatan secara khusus pada luka Anda tersebut,” ucap Reina.     “Aku tidak memiliki alasan khusus apa pun. Aku hanya ingin diobati olehmu, setelah mendapatkan luka saat berburu.”     Reina menatap luka Archard lagi dan tersenyum tipis. “Dilihat dari otot dan bentuk fisikmu yang tegap, setidaknya kau adalah seseorang yang ahli menggunakan pedang serta handal dalam membela diri. Mungkin, kau adalah kesatria tingkat tiga, atau seseorang dari salah satu pasukan dari keluarga bangsawan tingkat atas. Atau mungkin juga kau adalah tua muda dari keluarga bangsawan tersebut. Aku rasa, semua kemungkinan itu tidak memungkinkanmu mendapatkan luka seperti ini hanya karena berburu di hutan. Memangnya, hewan seperti apa yang kau buru hingga membuatmu terluka seperti ini? Ke mana perginya rekan atau pengawalmu?” tanya Reina hampir tepat menebak identitas Archard.     Archard menahan diri untuk tidak tersenyum saat itu juga. Perempuan ini benar-benar menarik hingga membuat Archard tidak tahan untuk menanyakan begitu banyak pertanyaan yang bercokol di kepalanya. Namun, Archard menyadarkan dirinya sendiri. Ini adalah pertemuan pertama mereka, dan setidaknya Archard ingin meninggalkan kesan mendalam yang baik pada Reina, walaupun sepertinya itu agak terlambat. Archard pikir, tidak ada salahnya mencoba, bukan?     “Ya, aku salah satu di antara identitas yang kau sebutkan, Nona. Lagi, aku memang sengaja mengunjungi hutan dan berburu tanpa teman atau pengawal. Sepertinya aku terlalu semangat hingga tidak terlalu waspada dan berakhir terluka seperti ini. Namun, hal yang aneh adalah, aku malah merasa senang saat mendapatkan luka tanpa sengaja ini. Karena ternyata, aku memiliki alasan yang tepat untuk berkunjung ke toko ini dan bertemu denganmu,” ucap Archard jujur.     “Dan apa alasan yang membuatm merasa senang karena bisa bertemu denganku? Aku rasa, kita tidak pernah bertemu atau memiliki relasi apa pun yang memungkinkamu memiliki perasaan seperti itu padaku,” ucap Reina masih mempertanyakan alasan mengapa Archard ingin bertemu, bahkan mengataka jika dirinya senang bertemu dengannya.     “Mungkin ini kebetulan yang menarik. Tempo hari, aku melihatmu memukul seorang pria dewasa untuk ke luar dari tokomu. Kau bahkan menghunuskan pedang. Itu pemandangan yang menurutku sungguh menarik. Karena kebetulan itu, aku jadi berharap bisa bertemu secara pribadi denganmu. Dan pada akhirnya, aku kembali bertemu denganmu menggunakan alasan kebetulan tanganku yang terluka serta membutuhkan pengobatan langsung darimu.”     Reina rasanya ingin mentertawakan rasa percaya diri pria yang berada di hadapannya ini. Memang tidak ada salahnya memiliki rasa percaya diri, tetapi pria ini memiliki rasa percaya diri yang terlalu berlebihan. Lebih dari itu, Reina menyadari satu hal mengenai pria ini. Pria yang mengenalkan diri sebagai Archie ini memiliki sifat yang perfeksionis yang membuatnya merasa semua yang terjadi harus berada di genggamannya. Mungkin, saat ini dia berpikir jika kebetulan yang menarik ini sesuai dengan apa yang ia harapkan. Pertemuan tak terduga yang jelas ia rencanakan. “Sepertinya, Anda sangat senang dengan kebetulan yang terjadi di sekitar Anda ini,” ucap Reina mempertahankan bahasa formalnya. Ia tidak ingin membuat pria ini merasa disambut kedatangannya.     “Tentu saja,” jawab Archard tegas seolah-olah dirinya tidak menyadari jika Reina mendirikan benteng yang membuatnya tidak bisa melangkah untuk mendekatinya lebih jauh. Archard tentu menyadarinya, tetapi ia pura-pura tidak mengetahui hal itu. Archard akan menjadi seseorang yang bebal, jika itu artinya ia bisa mengenal gadis ini lebih jauh.     Mendengar jawaban Archard, Reina pun tersenyum tipis. Reina jelas sudah memperkirakan jika Arcahrd akan memberikan jawaban seperti itu padanya. Reina menatap tepat pada netra keemasan milik Archard yang memukau. “Aku membenci sebuah kebetulan. Karena aku sama sekali tidak bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya,” ucap Reina tegas memberikan penolakan dari maksud tersirat yang dibawa oleh Archard.     Meskipun masih muda, tetapi Reina adalah gadis cerdas. Di usianya yang masih sembilan belas tahun, Reina sudah mendapatkan puluhan lamaran dari para bangsawan. Lamaran yang entah itu datang secara terang-terangan atasu secara tersirat seperti ini. Namun, semua lamaran tersebut berakhir dengan penolakan Reina. Hingga saat ini, Reina tidak tertarik untuk memiliki hubungan seperti itu dengan pria mana pun. Reina memiliki sesuatu yang lebih penting untuk ia urus saat ini, dan tentu saja hal itu bukanlah masalah mengenai mencari kekasih atau hal yang semacamnya.     Karena itulah, saat ini Reina hanya perlu mendorong pergi Archard seperti Reina bereaksi ketika para pria mendekatinya. Selain terkenal sebagai sosok putri bangsawan yang kaya raya dan pintar berbisnis di kalangan para pria yang memang terjun di dunia bisnis, Reina juga terkenal sebagai sosok gadis yang memperlakukan lawan jenisnya dengan dingin. Reina seakan-akan tidak tersentuh atau tergerak dengan rayuan dan hadiah manis yang diberikan oleh para pria yang mendekatinya. Sebaliknya, Reina adalah perempuan tegas yang akan mendorong dan menolak pria yang tidak ia sukai. Dan selama ini, belum ada satu pun pria yang berhasil memecahkan rekor untuk bisa mendekati Reina secara leluasa.     “Tapi aku merasakan sebaliknya. Aku menyukai kebetulan di mana aku bertemu denganmu. Jika kau tidak menyukainya, maka aku akan membuatmu menyukai kebetulan itu, Reina.” Archard tidak mengatakan omong kosong. Saat ini dirinya sudah memutuskan bahwa ia akan berusaha untuk mendekati Reina lebih jauh. Ia sudah memulainya, maka Archard sendiri yang akan menemukan akhir dari rasa penasarannya ini. Jika Reina tidak menyukai kehadirannya di sekitarnya, maka Archard hanya perlu membuat Reina menyukai hal itu. Jelas, Archard memiliki kepercayaan diri untuk melakukan hal tersebut.     “Hati-hati dengan rasa percaya dirimu, Tuan Archie. Rasa percaya diri yang berlebihan akan membuatmu terjatuh pada sebuah lubang yang luput dari pandanganmu,” ucap Reina memberikan peringatan sekali lagi pada Archard agar dirinya mundur dari apa pun yang tengah ia rencanakan saat ini.     Sayangnya, Archard sama sekali tidak memiliki niat untuk melangkah mundur. Saat ini, Archard sudah memutuskan apa yang akan ia lakukan ke depannya, maka Archard akan melakukan hal itu hingga dirinya menemukan hasil dari rencananya. “Siapa yang tau? Kita lihat saja apa yang terjadi nanti, Nona.”         **           Reina membuka matanya dan menatap langit-langit kamarnya yang tinggi. “Ugh, rasanya aku baru saja memejamkan mata,” ucap Reina mengeluh karena jam tidurnya yang lagi-lagi berkurang.     Rasanya Reina benar-benar enggan bangkit dari ranjangnya. Setidaknya, Reina ingin tidur beberapa jam lagi. Sayangnya, Vyra sudah masuk ke dalam kamar Reina dan membukakan gorden yang membuat sinar matahari masuk ke dalam kamar Reina yang luas. “Nona, air mandinya sudah saya siapkan. Apa Nona ingin saya bantu untuk membersihkan diri?” tanya Vyra membuat Reina mengernyitkan keningnya dalam-dalam.     Reina bangkit dari posisinya dan bersandar pada kepala ranjang. “Apa saat ini kau tengah mengejekku, Vyra? Memangnya sejak kapan aku meminta untuk dibantu saat membersihkan diri?” tanya Reina kesal karena Vyra akhir-akhir ini selalu menggodanya seperti ini. Sepertinya, Vyra tengah merajuk karena beberapa hari yang lalu, Reina menolak memberikan izin berlibur bagi Vyra yang ingin melihat festival bunga yang sedang berlangsung dan akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan.     “Saya hanya tengah berusaha menyenangkan hati Nona. Siapa tahu, dengan membuat Nona senang, saya bisa mendapatkan izin untuk berlibur beberapa hari,” ucap Vyra lalu merapikan gorden yang sebelumnya ia sibak.     “Apa kau sebegitu inginnya menghadiri acara festival itu? Memangnya, apa menariknya?” tanya Reina tidak mengerti.     “Itu sangat menarik dan menyenangkan, Nona. Makanya, Nona sesekali harus ke luar dan meluangkan waktu untuk beristirahat. Ayo, kita berlibur dan menikmati festival bunga. Meskipun itu berada di daerah utara, di mana rakyat biasa mendominasi area pemukiman, tetapi itu adalah tempat yang menyenangkan bahkan untuk para bangsawan, Nona. Saya yakin, berkunjung ke sana juga bisa membuat Nona menemukan potensi bisnis baru.” Vyra memulai aksinya untuk membujuk Reina. Ia masih ingin berkunjung ke festival tersebut. Meskipun gajinya besar saat melayani nona mudanya ini, tetapi tetap saja. Vyra juga ingin memiliki waktu bersenang-senang di luar sana.     Reina memutar otaknya saat mendengar peluang bisnis baru yang sebelumnya disebut oleh Vyra. Karena itulah, Reina memutuskan untuk mengangguk. “Kita akan ke sana, setelah kita memeriksa toko serta stok herbal yang kita miliki di gudang,” ucap Reina lalu turun dari ranjangnya dan masuk ke kamar mandi.     Vyra yang mendengar keputusan Vyra tersebut bersorak tanpa suara. Jelas, Vyra merasa sangat senang. “Kalau begitu, saya siapkan sarapan untuk Nona!” seru Vyra sebelum beranjak meninggalkan kamar.     Vyra bukan satu-satunya pelayan yang dimiliki oleh Reina. Setidaknya, ada sekitar tiga puluh pelayan yang memiliki tugas masing-masing. Namun, hanya Vyra yang sangat dipercaya oleh Reina untuk mengurus segala keperluannya secara pribadi. Karena bisa dibilang Vyra dan Reina tumbuh bersama di bawah asuhan kepala pelayan sebelumnya yang tak lain adalah ayah dari Vyra. Karena itulah, Reina m    emilih kepercayaan yang besar terhadap Vyra. Saking percayanya Reina pada Vyra, hanya Vyra yang mendapatkan izin untuk masuk ke dalam kamar Reina dan membereskan isi kamar. Benar, bisa terbilang jika Vyra adalah pelayan yang paling dipercaya oleh Reina saat ini. Vyra segear masuk ke dalam dapur, di manana para staf dapur sudah menyiapkan sarapan untuk Reina. “Terima kasih,” ucap Vyra lalu membawa nampan tersebut kembali ke kamar Reina.     Di mansion mewah milik keluarga Heloise ini, hanya Reina yang menjadi tuan rumahnya. Karena sebenarnya, Reina adalah pewaris tunggal dari keluarga bangsawan yang memiliki gelar Barones ini. Kedua orang tua Reina disebutkan telah meninggal sepuluh tahun yang lalu saat terjadi kebakaran hebat di tanah asal Reina. Untungnya, karena ada kepala pelayan yang masih hidup, Reina dididik menjadi seorang kepala keluarga begitu mereka pindah ke tanah yang baru. Berkat usaha kepala pelayan yang saat ini sudah berpulang, kini Reina sudah menjadi seorang gadis tangguh yang memiliki begitu banyak kemampuan. Entah itu kemampuan dalam bersosialisasi dalam bidang bisnis, atau pun kemampuannya dalam menggunakan tanaman herbal.     Sayangnya, karena terbilang menjadi keluarga pendatang, Reina memilih untuk menutup diri. Itu juga menjadi pilihan terbaik yang bisa dilakukan oleh mendiang kepala pelayan, mengingat harta serta status yang dimiliki oleh Reina kecil. Membatasi interaksi sosialnya dengan orang-orang akan lebih menjaga keamanannya, hingga Reina bisa memastikan sendiri mengenai keselamatannya. Reina baru muncul di pergaulan kelas atas, beberapa kali. Itu pun setelah dirinya mendapatkan gelar sebagai perempuan dewasa yang siap untuk menikah. Meskipun kini Reina terhitung hidup sendirian tanpa keluarga, Reina sama sekali tidak merasa kesepian.     Ada begitu banyak pelayan dan pekerja yang memperlakukannya dengan sangat baik. Mereka bersikap tulus, walaupun sebenarnya harus bersabar menghadapi Reina yang terkadang bersikap menyebalkan dengan tingkah dinginnya. Vyra memasuki kamar Reina, ketika Reina selesai memilih gaun yang akan ia kenakan. “Vyra, bantu aku berpakaian,” ucap Reina.     Tentu saja Vyra tidak menolak dan segera beranjak untuk memberikan bantuan pada sang nona. Tidak membutuhkan waktu yang lama, hingga Reina sudah bersiap dengan gaun sederhana yang menonjolkan kecantikan alaminya. Rambut Tebal bergelombang Reina diikat menjadi satu menggunakan pita yang serasi dengan gaun yang ia kenakan. Saat Reina memulai sarapannya, Reina merasa kesal karena Vyra bertanya, “Nona, apa Tuan Tampan itu akan datang lagi ke toko?”     “Aku harap, tidak,” jawab Reina sembari menyicipi sup jamur yang terasa sangat lezat. Sepertinya, bulan ini Reina harus memberikan bonus bagi koki karena kemampuan memasaknya yang semakin membaik saja dari waktu ke waktu.     “Tapi saya berharap sebaliknya, Nona. Dia sangat tampan. Tapi, aku merasa sangat familiar dengannya, Nona. Aku merasa pernah melihatnya di suatu tempat,” ucap Vyra sembari berusaha mengingat di mana dirinya pernah bertemu dengan pria itu.     Reina menyeka sudut bibirnya dengan anggun sebelum berkomentar, “Apa kau yakin pernah bertemu dengannya? Aku sendiri tidak yakin. Kenapa? Karena setiap ada pria yang cukup tampan bertemu denganku, kau akan berkata seperti pernah bertemu dengannya. Itu pun berlaku pada pria yang tinggal di luar kota. Jadi, bukan salahku jika aku menilaimu tengah berhalusinasi ketika kau mengatakan hal itu.”     Vyra mengerucutkan bibirnya, tetapi tidak berusaha untuk menyangkal. Karena apa yang dikatakan oleh Reina memang kenyataannya. Reina selesai dengan sarapannya dan segera beranjak untuk berangkat ke tokonya untuk memeriksa beberapa hal. Vyra tentu saja mengikutinya dengan nampan di tangan. Saat akan ke luar dari pintu utama kediaman, Vyra menitipkan nampan pada rekannya sementara ia segera mengikuti langkah Reina. Tak membutuhkan waktu lama, kereta kuda putih milik Reina sudah melaju di jalanan ibu kota menuju toko herbal milik Reina.     Begitu tiba, Vyra turun terlebih dahulu dan membantu Reina turun. Awalnya, Reina pikir jika hari ini dirinya akan menjalani hari yang menyenangkan tanpa gangguan apa pun. Namun, begitu memasuki toko, Reina melihat sosok pria yang entah kenapa melihatnya saja sudah membuat Reina menjadi kesal. Reina menghela napas. Ia memberikan isyarat pada pria itu dan membawanya untuk berbincang di halaman belakang yang masih sepi, karena para pasien belum berdatangan untuk mengantri mendapatkan pengobatan dari toko miliknya. “Apa Anda tidak memiliki kesibukan lain?” tanya Reina formal.     “Kesibukan apa yang kau maksud? Apa mendekatimu termasuk pada salah satu kesibukan?” tanya balik pria itu sembari menyunggingkan senyum tipis.     “Tuan Archie—”     “Aku akan lebih senang jika kau tidak memanggilku dengan sebutan Tuan, Reina. Cukup panggil aku Archie. Bukankah, kita sudah sepakat sebelumnya?” tanya Archard membuat Vyra yang berdiri di belakang Reina membulatkan matanya secara spontan. Ia tidak menyangka jika sang nona memang memiliki kesepakatan untuk saling memanggil nama. Apa mungkin nonanya ini sudah tertarik pada pria tampan ini?     Reina tersenyum tipis. “Sepertinya, Anda salah mengingat, Tuan Archie.”     “Tidak, aku sama sekali tidak salah mengingat. Kita sudah sepakat untuk saling mengenal dan mengakrabkan diri. Karena terasa sangat mustahil jika langsung menjadi pasangan kekasih, untuk sementara kita bisa menggunakan status sebagai sahabat untuk saling mengenal,” ucap Archard membuat Reina tampak tidak percaya.     Sementara Vyra tampak menahan senyum. Ia bisa melihat jika tuan muda yang tampan itu memang menyimpan perasaan yang besar pada Reina. Rasanya, Vyra akan memberikan restu saat ini juga jika Archard melamar Reina. Keduanya sangat cocok. Jika Reina adalah perwujudan peri yang nyata, maka Archard adalah perwujudan keindahan patung malaikat yang menjadi nyata. Vyra tidak memiliki komentar lain jika keduanya benar-benar menjadi pasangan kekasih. Hal yang akan Vyra lakukan adalah mendorong keduanya untuk sesegera mungkin menikah dan mendapatkan momongan yang menggemaskan.     “Aku tidak memiliki waktu untuk meladenimu bicara hal yang tidak masuk akal ini, Tuan Archie. Saya harus bergegas untuk mengurus bisnis saya yang lain,” ucap Reina.     “Kalau begitu, aku akan mengantarmu. Perjalanan bisnis terlalu berbahaya untuk seorang perempuan muda sepertimu Nona,” ucap Archard.     “Sepertinya kau lupa kejadian di mana aku bisa memukul mundur seorang pria dewasa dan menggunakan pedang. Meskipun kemampuanku memang tidak sebaik dirimu, tetapi aku masih bisa memotong sesuatu menggunakan sebuah pedang.”     “Tapi tetap saja, kau memerlukan perlindungan seorang pria,” ucap Archard bersikukuh.     “Tuan Archie, Nona tidak membutuhkan perlindungan.” Vyra pada akhirnya turun tangan dan membuat Reina tersenyum tipis, karena mengira Vyra yang membantu dirinya menyingkirkan Archard dari hadapannya.     “Tapi Nona membutuhkan teman untuk menikmati festival bunga yang akan kami kunjungi,” lanjut Vyra membuat Reina benar-benar ingin memukul punggung pelayannya itu dengan keras.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD