"Kenapa kamu ada disini? " tanya Bagas pada Raihan.
"Saya bos Andini sekaligus mantan kekasihnya" jawab Raihan sombong.
Bagas mengepalkan tangannya. Melihat Raihan menjadi orang yang sukses membuat Bagas insecure. Pakaian mewah, jam tangan mewah,dan mobil mewah. Harusnya semua itu menjadi milik Bagas.
Flashback on
Raihan dan Bagas bersahabat dari mereka masih kecil dan dibesarkan bersama di panti asuhan. Suatu hari datanglah sepasang suami istri yang ingin mengadopsi anak laki-laki. Mereka adalah Ardian dan Lara.Mereka datang bersama anak perempuan mereka bernama Mona. Bagas sudah berpakaian rapi dan bersih agar mereka memilihnya.
"Pa anak itu ganteng dan bersih. Dia cocok untuk jadi anak kita" tunjuk Lara pada Bagas kecil.
"Kalau mama mau papa setuju saja" ucap Ardian. Tapi mata Mona melihat seorang anak kecil yang terlihat kotor dan bau. Raihan tidak ikut berbaris dan malah bermain lumpur di luar panti.
"Ma aku mau dia jadi adikku" tunjuk Mona.
"Tapi nak... "
"Mona gak mau yang lain Mona mau dia jadi adiknya Mona!! " tegas Mona lalu ikut bermain dengan Raihan. Bagas mengepalkan tangannya. Harusnya dia yang menjadi anak orang kaya itu tapi malah Raihan yang diangkat anak oleh mereka. Sampai mereka SMA Raihan selalu membuntutinya. Raihan juga sering membelikan Bagas banyak mainan dan baju baru. Bagas sama sekali tidak tersentuh tapi malah semakin marah karena Raihan seolah memberikan dia sumbangan seperti fakir miskin.
Hingga suatu hari Bagas melihat kesempatan untuk mengambil sesuatu yang berharga bagi Raihan. Dia nekat menikahi Andini agar Raihan tau betapa sakit dan dendamnya dia selama ini. Bagas bangga menjadi orang yang pertama menerobos keperawanannya meski dia tidak mencintai Andini dan malah jatuh cinta pada Sarah ibu tirinya Andini. Sarah adalah sosok keibuan yang selama ini Bagas cari.
Flashback off
***
"Mas, Andini minta maaf karena pulang telat hari ini" ucap Andini merasa bersalah.
"Kamu masih suka sama dia? " tanya Bagas dengan wajah datar.
"Tidak mas, Andini sekarang cuma sayang sama mas Bagas"
"Mas gak masalah kamu ada hubungan sama dia. Kita bisa manfaatkan dia. Buat dia jatuh cinta sama kamu dan kita poroti seluruh hartanya" Bagas mempunyai rencana licik untuk membalas dendamnya.
"Mas kamu sudah gila? aku gak mau melakukan itu" tolak Andini. Bagas tiba-tiba saja menjambak rambut Andini hingga wajahnya mendongak ke atas.
"Kamu harus nurut Andini!! aku ini suami kamu!! kamu harus buat dia jatuh cinta sama kamu lagi. Kamu harus nikah sama dia dan poroti seluruh hartanya!!" paksa Bagas.
"Aku gak mau mas!! aku gak mau!! " Andini tidak mau mengikuti kegilaan suaminya.
"Dasar istri gak tau diuntung!! " Bagas kalap dan menampar wajah Andini. Andini sampai syok Bagas mulai KDRT terhadap dirinya. Ia menatap Bagas dengan tatapan tak percaya. Bagas keluar dari kamar dan masuk kedalam kamar Sarah. Dia melampiaskan kemarahannya dengan mengajak Sarah bercinta.
"Jangan Bagas nanti Andini denger" tolak Sarah.
"Masa bodoh sama dia aku udah gak peduli lagi ayo aku udah kepengen" Bagas tetap memaksa Sarah dan melakukan hubungan suami istri di siang bolong. Sedangkan di kamar Andini terus menangis karena habis dikasari oleh Bagas. Hatinya sangat sakit lebih sakit dari tamparan yang Bagas berikan.
"Bapak.. Ibu.. Andini kangen kalian" ucap Andini sambil menangis tergugu di atas ranjang miliknya.
***
Bagas jarang pulang kerumah setelah pertengkaran mereka hari itu. Andini menunggu Bagas pulang. Dia khawatir dengan keadaan suaminya. Andini sengaja menyusul Bagas di pangkalan ojek. Disana cuma ada teman-teman Bagas.
"Permisi pak, pak liat suami saya Bagas? udah dua hari dia belum pulang" tanya Andini.
" Ehmm maaf kami gak tau neng" jawab mereka bohong.
"Yasudah kalau bapak melihat suami saya tolong kabari ya pak"
"Baik neng" jawab mereka. Andini berjalan menjauh. Dia bingung kemana Bagas saat ini.
" Ya allah lindungi suami hamba dimanapun dia berada" doa Andini di dalam hatinya lalu dia kembali pulang.
Sedangkan Bagas dia sedang memuaskan tante-tante yang sudah membooking dirinya di sebuah hotel. Bagas yang kekurangan uang terpaksa menjual dirinya pada tante-tante lewat kenalannya di club malam.
Tante berusia 45 tahun itu mendesah dibawah kungkungan Bagas. Bagas memang piawai dalam memuaskan wanita. Sarah aja sampai tergila-gila pada dirinya.
"Sayang ayo sayang yang dalam ouhh" desah tante itu.
"Sip tante hos hos hos tambahin duitnya ya sayang" ucap Bagas sambil mempercepat hentakannya.
"Ahhhh baiklah ouhh cepetin sayang!! " tante itu sampai merem melek menerima hujaman dari Bagas. Selesai bermain tante itu memberikan Bagas uang sekoper senilai 100 juta. Service Bagas memang sangat memuaskan.
Bagas tertawa di dalam hatinya semudah ini mendapatkan uang. Ia bisa main slot lagi agar pundi-pundi uangnya semakin banyak. Dia juga bisa membelikan Sarah banyak barang mewah dan baju baru.
"Karena service kamu bagus, ini adalah harga yang sesuai. Kalau tante minta dilayani lagi kamu mau kan? "
"Baik tante" Bagas melihat uang miliknya dengan mata tak berkedip. Sepulangnya dari hotel, Bagas membelikan Sarah baju, sepatu, dan tas. Andini menyambut kepulangan Bagas tapi tidak dihiraukan oleh suaminya.
"Mas kamu darimana saja mas? " tanya Andini.
"Ya kerja lah emang kemana lagi!! " jawab Bagas ketus. Dia melewati Andini dan langsung mencari Sarah.
"Ibu... Ibu.. ini Bagas pulang bu" panggil Bagas dengan suara lembut. Andini menghembuskan nafasnya. Sebenarnya siapa istri Bagas dirumah ini. Kenapa Bagas begitu lembut dan baik dengan ibu tirinya.
"Bagas?! kamu lama banget gak pulang sayang" Sarah langsung memeluk Bagas padahal disana ada Andini yang melihat mereka. Pemandangan ganjil bagi Andini apalagi status mereka ibu mertua dan menantu.
"Iya Bagas kerja baru dapat duit dan beliin ibu ini" Bagas memberikan kantung belanjaannya pada Sarah.
" Wah serius ini semua untuk ibu?!! makasih Bagas " Sarah mengambil kantung belanjaan itu sambil melirik pada Andini.
"Kamu gak beliin buat Andini? " tanya Sarah sambil tertawa di dalam hatinya.
"Alah gak usah dia kan punya simpanan bosnya yang datang kemarin itu loh bu. Biar dia minta sama bosnya saja" sindir Bagas. Andini tak sanggup menahan tangisnya. Dia tidak tahan hidup seperti ini terus dengan Bagas. Apa dia minta cerai saja. Bagas berubah menjadi pribadi yang kasar dan berlaku tidak adil. Entah kenapa Bagas lebih sayang dengan ibu tirinya dibanding dia. Andini tau Sarah sedang hamil tapi apa harus begini perlakuan Bagas pada dirinya?
***
Keesokan harinya Andini bangun lebih awal. Andini instrospeksi diri semalam dan berusaha berubah menjadi istri yang lebih baik untuk Bagas. Mungkin Bagas berubah karena dia jarang ada waktu untuk suaminya.
"Loh Andini kamu masak? " tanya Sarah dengan perut agak membuncit. Andini iri melihat Sarah yang bisa hamil diusianya yang terbilang tidak muda lagi. Dia berharap bisa hamil anak Bagas agar suaminya tambah sayang dan perhatian padanya seperti saat Bagas memperhatikan ibunya.
"Iya bu ini nasi goreng kesukaan Bagas." Sarah tersenyum licik. Dia pura-pura mual-mual di depan Andini.
"Wuekk wuekk"
"Ibu kenapa? ibu sakit? " Andini mematikan kompornya dan melihat keadaan Sarah.
"Tolong ambilin obat mual ibu di kamar" pinta Sarah.
"Tunggu ya bu" Andini langsung berlalu ke kamar ibunya. Sarah langsung memberikan garam dan bubuk cabe yang banyak ke dalam nasi goreng buatan Andini lalu dia aduk-aduk sampai merata.
"Rasakan ini Andini biar kamu disiksa sekalian oleh Bagas hihihihi" tawa Sarah. Tak lama kemudian Andini kembali membawa obat mual ibunya.
" Terima kasih ya Andini" ucap Sarah lalu dia meminum obatnya.
"Sama-sama bu" jawab Andini lalu dia menyajikan nasi goreng buatannya dan menaruhnya di meja makan. Bagas keluar dari kamar dan duduk di meja makan. Andini langsung melayani Bagas dengan mengambilkan makanan untuk suaminya itu. Saat Bagas menyendokkan sesuap nasi goreng ke mulutnya, Bagas langsung muntah-muntah.
"Wuekk wuekk makanan beracun apa ini hah?! siapa yang masak?!!! " tanya Bagas marah.
"An.. Andini mas" jawab Andini ketakutan. Dia sudah mencicipi dan rasanya sudah enak kenapa Bagas malah marah.
"Kamu mau membunuhku hah?!!" teriak Bagas sambil menggebrak mejanya. Andini menggeleng cepat mana mungkin dia membunuh suaminya sendiri.
"Tidak mas!! mana mungkin aku ingin membunuhmu" bantah Andini. Dia mencicipi nasi goreng buatannya. Andini reflek untuk memuntahkannya dan langsung meminum minumannya hingga tandas. Kenapa rasanya begitu asin dan pedas. Jangan-jangan... masa Sarah tega menjebaknya.
"Kenapa gak dilanjutkan makannya?! makan sampai habis makan!! " paksa Bagas. Bagas memaksa Andini untuk makan nasi goreng itu tapi Andini menolak hingga piringnya pecah berantakan. Sarah hanya tertawa melihat perlakuan Bagas pada Andini. Andini hanya bisa menangis saat Bagas memperlakukan dirinya seperti ini.
"Sudah Bagas hentikan... " Sarah menengahi mereka dan menasehati Bagas agar tidak berlaku kasar pada Andini.
"Kasihan dia Bagas. Walau bagaimanapun juga dia itu istrimu.. " ucap Sarah menenangkan Bagas. Emosi Bagas perlahan turun. Dia langsung pergi begitu saja dari sana.
"Andini kamu pergilah ke kamar biar ibu yang bereskan semua ini" Andini mengangguk lalu masuk kedalam kamarnya.
"Andini.. Andini... kamu sama seperti ibumu. Sama-sama bego hihi" tawa Sarah setelah Andini pergi.