Shazia terbangun karena mendengar suara bel yang berbunyi. Dia mengusap wajahnya lalu tahu jika dia ketiduran di pangkuan Azril. Shazia membangunkan Azril lalu membuka pintu. Dia melihat Faiz berada di depan bersama Xavier. “Silahkan masuk.” “Apa kau baru bangun? Di mana kakakku?” tanya Faiz. Shazia menoleh kebelakang, “Di ruang tamu, kami ketiduran menunggu kalian. Mau minum apa?” “Jus kesukaan kakakku tentu saja. Kau Xavi?” tanya Faiz. Xavier menoleh, “Wine? Ah, samakan saja sama Faiz. Kalian tinggal bersama?” “Jangan banyak tanya, atau kau benar-benar mati ketika keluar dari apartemen kakakku.” Ucap Faiz mencoba menarik Xavier ke ruang tengah. Mereka berpapasan dengan Azril yang sedang membawa sesuatu di tangannya. Azrilke dapur dan memakaikan Shazia hodie miliknya. “Pakailah, a