Jaya melangkah keluar lebih dulu, menunggu di depan ruangan dimana Wawan dirawat. Sedangkan, sang guru masih berada di dalam bersama dengan keluarga besar Wawan. Ia diminta keluar oleh wali kelasnya, melempar senyum dengan menganggukan kepala pelan. Seakan mengatakan kalau dia akan baik-baik saja, menghadapi orangtua Wawan yang terlihat menakutkan. Jaya berulangkali mengecek jam pada layar hape, tidak bisa berdiri tenang takut terjadi apa-apa di dalam sana. Apalagi gurunya dibiarkan sendirian menghadapi orang-orang yang sudah menjebaknya itu. “Tenang saja,” Jaya menoleh kaget ke samping, seseorang berdiri dengan tersenyum kini, menyodorkan sebotol minuman padanya. Jaya menerima dengan alis bertautan. “Ada Kak Indra, jadi guru kamu pasti baik-baik saja di dalam sana.” Jelas orang itu se