Obsessed

1114 Words
Tenang. Semua harap tenang, Ailane memang saat ini luluh. Tapi bukan berati ia bisa melupakan kekesalan nya terhadap Sean, ia heran saat tak bertemu dengan Sean ia bisa mengeluarkan kata-kata jelek tentang Sean tapi saat ia bertemu dengan Sean ia seperti termakan ucapan nya sendiri. Tatapan Sean seakan membunuh nya tanpa suara dan tanpa pergerakan, menatap kedua bola mata Sean yang tajam membuat Ailane seperti masuk ke dalam sana dan tak bisa memberikan perlawanan apa-apa. Dulu saat ia sedang marah atau pun kesal dan Sean mengajak nya bertemu, saat di rumah Ailane sudah menyiapkan kata-kata yang akan ia ucap kan nanti saat bertemu dengan Sean, ternyata saat Sean sudah berada di depan mata nya ia justru lupa akan berbuat apa selain memaafkan Sean dan melupakan kekesalan nya begitu saja. Hingga pemikiran konyol memasuki pemikiran nya, ia berfikir jika Sean menggunakan sebuah pelet pengikat untuk mengikat dirinya. Buktinya ia akan kembali juga kepada Sean meskipun ia sudah berusaha sekuat tenaga untuk menjauhi laki-laki itu. Tidak, Sean pasti memperlakukan semua wanita sama saja. Sudah berulang kali ia menanamkan prinsip jika jangan terlalu mengistimewakan sikap Sean terhadap nya. Diluar sana jelas banyak sekali korban yang termakan rayuan buaya seorang Sean. Sean menanyakan banyak hal, sedangkan Ailane hanya menjawab setiap pertanyaan singkat yang di lontarkan oleh Sean. "Ailane, kamu ada orang lain?" Tanya Sean tiba-tiba. "Maksudnya?" Ailane melempari Sean sebuah pertanyaan balik. "Kamu ada pria lain selain saya?" Dengan sabar Sean mencoba menjelaskan kembali secara sabar apa maksud dari pertanyaan nya berharap Ailane bisa memahami nya. 'Ada, rayhan.' jawab Ailane dalam hati. Jika ia menyebutkan itu bisa-bisa Sean akan kembali mengamuk. Akan lebih baik ia menyembunyikan Rayhan dari Sean. Stop! Kalian awas saja berfikir jika Ailane sedang berselingkuh. Ingat, mereka berdua hanya sekedar dekat saja tanpa memiliki status hubungan yang jelas. Namun jangan menyalahkan Sean juga, ia sudah berulang kali ingin meresmikan Ailane. Bukan sebagai sepasang kekasih, melainkan sebagai sepasang suami istri namun Ailane menolaknya dengan berbagai alasan. Mengatakan usia nya yang terlalu mudah, mereka yang baru saja kenal, dan masih banyak lagi alasan yang harus ia lontarkan saat Sean mengajaknya untuk ke jenjang pernikahan. Ada benarnya juga, ia mengenal Sean belum ada satu tahun. Ia belum mengenal pasti seperti apa Sean secara luar dalam. Jangan berfikir negatif, dalam diri Sean seperti sifat asli yang mungkin tak pernah Sean tunjukkan kepada Ailane. Memang Sean baik, dan terlihat penyayang. Jika di lihat dari luaran nya saja ia bahkan tak melihat sedikit pun kekurangan pada Sean. Seperti muka nya sangat tampan, struktur tubuh nya tinggi dan tegap, serta Sean sudah mapan. Sifatnya juga sudah sangat dewasa tentu. Kadang Ailane berfikir mungkin Sean ingin segera menikahi nya bukan menjadi kan ia hanya sekedar kekasih saja mungkin umur Sean yang sudah bukan remaja lagi. Sudah tak ada waktu untuk bermain-main dengan cinta monyet. Sedangkan emosional nya saja masih labil dan juga hatinya. Ia takut jika nanti Sean akan merasa menyesal jika tetap kekeh untuk menikahi nya. "Maaf om. Kita engga ada hubungan apa-apa, kaya nya itu sebuah privasi yang gak harus Ailane jawab." Ucap Ailane. Memang, tak harus semuanya ia harus menceritakan nya terhadap Sean. "Saya harus apa? Agar kamu menganggap saya ada?" "Kita baru kenal," ucap Ailane mencoba mematahkan semangat Sean agar laki-laki itu berhenti mengejarnya. Sean tak merasa sedang dipatahkan semangat nya, justru ia merasa tertantang untuk meluluhkan Ailane dan membuatnya jatuh cinta kepada nya. "I know, but you're still mine." Bisik Sean mendekatkan bibirnya kearah telinga Ailane. Hembusan nafas Sean saat menyentuh daun telinga nya membuat Ailane serasa mati rasa sesaat namun memabukkan. Ailane duduk bergeser agar Sean segera menjauhkan tubuhnya dari dirinya. Ia memang tak menyangkal jika ia mengatakan dirinya menyukai Rayhan dan tak memiliki sedikit perasaan kepada Sean. Namun kenapa Sean selalu bisa membuat nya mabuk kepayang? Dan juga selalu larut dalam buaian Sean? Sudah tolong hentikan ini! Ia hanya menyukai Rayhan, bukan Sean. Tak semestinya ia merasakan geliat aneh dalam perutnya saat berada di dekat Sean. Seperti merasakan ada puluhan kupu-kupu yang berterbangan di perut nya meninggal kan sensasi yang membuat Ailane candu. Rayhan memang menawan, namun Sean lebih memabukkan. "A-aku pengen minum," ucap nya. "Kenapa hmm? Kenapa suara kamu seperti sedang grogi?" Sial, Sean tak tahu saja ia kini sedang berusaha menyembunyikan debaran jantung nya yang berdebar tak karuan agar Sean tak mengetahui nya tapi tetap saja di akhir ia malah tertangkap basah oleh Sean. "Minum!" Suara nya menjerit. Senjata andalan Ailane, jika ia ketahuan sedang salah tingkah atau sedang tak baik-baik saja dalam artian ia deg-degan ia akan mengeluarkan suara nya kencang agar menutupi suara nya yang bergetar. Apalagi saat ini jika ia memelankan suaranya sangat ketara dengan sangat jelas jika ia benar-benar grogi sekarang. Tahan Ailane, kenapa kamu menjadi lemah sekali? Di hadapan mu hanya Sean, bukan Rayhan laki-laki yang benar-benar ia sukai. "Ambil di belakang," pinta Sean. Ia menolehkan tubuh nya ke arah bangku belakang dan menemukan sebuah kulkas kecil yang berada di bawah yang berisikan banyak minuman dan es krim kesukaannya. Mata Ailane berbinar, padahal ia tadi meminta minum namun yang diambilnya pertama kali adalah satu cup es krim rasa vanila. Sean hanya menggelengkan kepada melihat tingkah Ailane. Satu tips dari Sean adalah, saat mengajak Ailane berjalan-jalan salah satu tips agar mood Ailane tetap stabil dan tidak mudah marah adalah siapkan banyak makanan. Karena dengan makanan akan sedikit menyelamatkan dirimu dari kiamat kecil akibat kemarahan dari Ailane. Meskipun Ailane sudah marah-marah tidak jelas, Sean tetap menyayangi Ailane. Tak ada sedikitpun pemikiran untuk meninggalkan gadis itu karena lelah menghadapi Ailane. "Jangan pernah bersedih Ailane," Deg! Apa maksud nya? Kenapa tiba-tiba Sean mengucapkan kata yang tiba-tiba saja membuat perasaan nya tidak enak? "Saya tidak mau kehilangan kamu, orang yang saya cintai untuk kedua kalinya." "Apasi om?" Ailane menjauhkan tangan Sean yang mengusap kepala nya lembut. "Tidak apa-apa, lanjutan saja makana mu jangan sampai mencair dan mengenai mobil saya," gurau Sean diselai gelagat tawa di ujung ucapannya. Aneh. Pikir Ailane, biarkan saja tak ada gunanya juga ia memusingkan sesuatu yang berhubungan dengan Sean. Ia melanjutkan makanan nya kembali dengan selembar tisu dipangkuan nya, jaga-jaga siapa tau ia makan belepotan atau es krim nya yang mencair mengenai kursi mobil Sean. Rasanya satu cup es krim itu kurang untuk mendinginkan hati dan pikirannya karena beratnya menjalani hari ini. Ia kemudian mengambil satu cup lagi es krim dengan rasa yang berbeda. Sedikit bisa mendinginkan otak nya. "Ailane," panggil Sean. Nada bicaranya serius sekali. Ailane sampai harus menghentikan kegiatan makan es krim nya dan beralih menatap Sean. Sangking serius nya, kini Sean sampai harus menepikan mobilnya di pinggir jalan yang sepi. "Apa?" "Saya mencintai kamu, tubuhmu, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan mu. Saya tidak akan pernah membiarkan seorang pun mendekati kami. I really really obsessed with you."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD