Hujan-hujan makan Bakso di rumah Tetangga

1178 Words
Dari semenjak subuh hujan turun dengan derasnya, bahkan tidak ada tanda-tanda akan reda hingga jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Khansa bermaksud akan ke tempat kerjanya walaupun hari minggu untuk mengambil motornya yang di tinggal karena kuncinya hilang.namun, niatnya yang akan pergi dengan seorang dari bengkel harus batal karena cuaca tidak mendukung. Disinilah sekarang,di kamarnya masih tiduran dengan berbalutkan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya dari kepala hingga ujung kaki. tok tok tok "iya masuk!?"seru Khansa masih di dalam selimut bahkan tanpa membukanya. "Sa,tolong antar catatan paket lebaran ke rumah mamah Dira!?"tukas ibunya setelah pintu kamarnya di buka dan berdiri diambang pintu. "malas,hawa dingin banget, kenapa tidak ibu saja!?"sahutnya membuka selimut yang menutupi bagian kepalanya dan melihat kearah ibunya yang masih berdiri di ambang pintu. "ibu lagi masak buat makan siang,nanti kalau ke sana malah mengobrol lama.sudah sana antar cuma sebentar catatannya di bupet jangkung di ruang tengah!"tukasnya lagi berlalu pergi tanpa menutup pintu kamar. sambil menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya,Khansa beranjak dari berbaring, dengan langkah malas akhirnya turun juga dan mengambil catatan yang di maksud ibunya di bupet jangkung yang berada di ruang tengah.pandangannya malah mengamati isi catatannya. "paket lebaran,ibu bikin ini?!"gumamnya sambil membuka lembaran kertas HVS yang ada beberapa lembar itu,namun kemudian keluar rumah untuk mengantarnya ke tetangga depan rumah. Khansa meraih payung motif bunga yang sudah terbuka di teras rumah,karena ternyata masih hujan walaupun kecil jadi dia memutuskan menggunakan payung. tiba di depan rumah tetangganya itu, Khansa menyimpan payung terlebih dahulu di teras rumah,di liriknya motor ninja merah terparkir di depan garasi. "Assalamu'alaikum?"seru Khansa berdiri di depan pintu yang sudah terbuka sedikit. "walaikumsalam!"sahut dari dalam."eh,Sa ayo masuk sayang,"ajak mamah Dira ketika pintu telah seluruhnya terbuka. "eh,nggak mah,cuma mengantarkan catatan paket lebaran dari ibu!"menyodorkan kertasnya. "nggak apa-apa,ayo masuk sini!?"ajaknya sambil menarik tangan Khansa dan memaksanya masuk rumah. Pandangan Khansa mengedar ke penjuru ruangan ketika telah berada di dalam, suasananya memang berbeda saat terakhir dia ke rumah tetangganya ini waktu dulu masih SMP. seingatnya dulu catnya biru langit dan sekarang malah pakai stiker dinding dan banyak juga perabotan yang sebagai hiasan. pandangannya masih mengamati setiap ruangan hingga kini telah sampai di ruang TV,di dapatinya seseorang yang membuatnya tertegun. "ayo duduk Sa,makan bakso dulu ya,tadi Fabian beli bakso karena Fabio tidak ada di rumah jadi sayang kan ,baksonya ada satu lagi gak ke makan,ayo sini duduk!?"cerocos mamah Dira menarik tangan Khansa untuk duduk di sofa tunggal. Khansa tersenyum kearah papah Fabian dan juga Fabian yang ada di sana sedang menikmati baksonya sambil nonton TV,jadi canggung karena menurutnya walaupun tetanggaan tapi memang sudah lama tidak berkunjung seperti sekarang. "ayo di makan Baksonya mumpung masih hangat!?"seru mamah Dira memberikan mangkok berisi bakso. "jadi merepotkan Mah,"sahut Khansa melirik lagi ke arah Fabian dan papahnya yang duduk di sofa panjang. "nggak merepotkan kok,udah lama nggak main ke sini Sa,sibuk kerja ya?!"seru Papah Fabian ikut bicara. "iya pah!" "kan ada libur hari Minggu main dong ke sini sayang,biar mamah ada temannya!?"tukas mamah Dira yang sudah duduk di sebelahnya di sofa lain. Khansa hanya tersenyum tipis sambil mengangguk kecil. "kalian satu tempat kerja,sering ketemu dong?!"tanya papahnya melirik Fabian di sebelahnya. sementara Khansa dan Fabian menatap satu sama lain. "beda gedung,jadi jarang bertemu Pah!?"tukas Khansa melirik Fabian yang kini menikmati baksonya dalam diam.namun sebenarnya pandangannya terus saja melirik ke arah Khansa yang menikmati baksonya sambil mengobrol dengan mamah dan Papahnya. "Sa,belum punya pacar kan?mau mamah jodohkan dengan anak saudara yang di Kalimantan ya,dia ganteng gak kalah sama Fabian!?"seru mamah Dira tiba-tiba. uhuk uhuk uhuk Fabian tersedak dengan sigap papahnya yang duduk di sebelahnya memberikan air putih di gelas yang ada di meja di hadapan mereka. "pelan-pelan kenapa sih ian,gak akan papah minta,"tukas papahnya. sementara mamahnya dan Khansa hanya tersenyum karena perkataan papah Fabian. "gimana Sa,mau ya?"lanjut mamah Dira lagi. Khansa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "maaf mah kejauhan kalau Kalimantan !?"tukas Khansa polos dan itu sukses membuat Mamah Dira dan papah Fabian tertawa. *** Fabian meraih air putih dari botol di dalam kulkas, kemudian menuangkannya ke gelas dan meneguknya.sementara pandangannya melirik Khansa yang tampak fokus sedang mencuci mangkok bekas bakso tadi bahkan tidak menoleh sedikitpun saat dirinya membuka kulkas dan menuangkan air ke gelas. "cantik ya, Khansa!?"seru Mamahnya tiba-tiba dari belakangnya dengan nada setengah berbisik dan itu membuat Fabian yang masih minum tersedak yang otomatis membuat Khansa menoleh. "hati-hati dong,ya ampun sayang, padahal udah biarkan saja!"seru mamah Dira berjalan menghampiri Khansa yang sudah selesai. "nggak apa-apa mah,sudah numpang makan masa iya cuci piring saja nggak!?"sahutnya melihat Fabian mengelap air yang tadi sedikit menyembur ke dagunya karena tersedak. "iya deh, sekarang bantu Mamah nulis pesan paket buat nanti ke ibu ya,"serunya lagi sambil membelai rambut panjang Khansa yang terurai. Sambil tersenyum Khansa mengangguk setuju dan kemudian berlalu dengan mamah Dira yang merangkulnya untuk pergi keruang TV lagi tanpa menghiraukan Fabian yang masih di posisinya tadi,bahkan dia berpikir apa maksudnya Mamah tiba-tiba mengagetkannya. Diruang tv juga Fabian yang bukannya menonton tv malah sesekali melirik Khansa yang tengah mengobrol dengan mamahnya seperti seru sekali bahkan menurutnya seperti ibu dan anak saking akrabnya. "Sa,nanti jadi bresmaid di nikahan Fabian Fabian kan,sayang?!"celetuk mamah Dira yang sedang menulis di meja kaca dan dia duduk di sofa panjang dengan mamah Dira. "e,i-ya bisa mah!?"sahut Khansa terbata sekilas melirik Fabian yang ternyata juga menatapnya. "iya,nanti sama Tita sepupunya Fabian ingat kan?!" "ingatlah,kami satu sekolah saat SMA!" "ah,iya mamah lupa,udah selesai nulisnya kan?tolong kasih ke ibu,makasih juga udah di tulisin!?"cerocosnya. "iya,mah kalau gitu Khansa pamit pulang!"seru Khansa bangkit dari duduknya."ini di sobek aja kan ya?!"tanyanya lagi saat catatan yang di tulisannya tadi di buku. "iya!" tanpa ragu Khansa merobek selembar kertas itu kemudian beranjak pergi. "makasih tadi bakso Mah, a Bian, assalamu'alaikum?!"serunya pamit tersenyum kearah keduanya. "walaikumsalam!?"jawab mamah Dira dan Fabian bersamaan. setelah kepergian Khansa kini mamah Dira memandang anak sulungnya itu yang tengah melihat kearah layar tv. "Bian kondisikan matanya ya, ingat udah mau nikah juga, masih melirik yang lain aja!" cerca mamahnya yang membuat Fabian memandang kearah mamahnya heran. "maksudnya apa Mah?!" "di kira mamah gak tahu,dari tadi kamu ngelihatin Khansa terus, hayo ngaku sejak kapan matanya lirik-liriknya begitu banget!?"cerocosnya panjang lebar. Fabian menelan salivanya, seolah tertangkap basah dengan apa yang lakukannya tadi,padahal bukan bermaksud seperti yang di tuduhkan mamahnya hanya merasa pangling saja di lihat dari dia yang sekarang tinggi semampai,cantik, kulitnya tampak putih bersih menurutnya.karena terakhir dia melihatnya sering ke rumah waktu Khansa SMP sementara dirinya keluar kota untuk kuliah hingga kemudian mendapat pekerjaan jadi jarang pulang.sekalinya pulang tidak pernah ketemu tetangganya itu. "aku ngelihatin bukan maksud begitu, cuma pangling, walaupun kerja di tempat yang sama aku termasuk baru dan jarang ketemu,terus ya penampilannya beda banget dari yang dulu pas SMP kayanya dia kucel dan tomboy!?"jelas Fabian panjang lebar. mamah Dira mengangguk tanda mengerti. "iya kan,Khansa cantik banget padahal, tetangga tapi mamah beneran ga pernah lihat loh, itu waktu rujakan dia katanya selain kerja ga pernah kemana-mana hari libur buat tidur seharian!"? cerocosnya sambil tersenyum. "iya cantik tapi tadi kayaknya mamah keterlaluan nuduh aku yang ngeliatin dia segitunya itu naksir maksudnya kan?nggak gitu aku cuma pangling!?"tukasnya membela diri. mamahnya terkekeh geli."iya mamah tahu,kamu kan udah cintanya pada Nisa calon istrimu itu!"tukasnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD