Kekacauan

1027 Words
Jam masih menunjukkan pukul 05.30,Khansa telah rapi dengan kemeja lengan panjang berwarna navy dan celana jeans.rambutnya yang panjang sepunggung diikat membulat jadi terlihat seperti sanggul.tas punggung kecil telah di pakainya. menghampiri ibu dan bapaknya yang sedang sarapan di meja makan di dapur. "jadinya berangkat kerja,katanya libur?!"tanya bapaknya yang tengah duduk sambil sarapan. Khansa yang mendatangi untuk pamit duduk di sebelah sambil meneguk segelas s**u cokelat hingga tandas yang disediakan ibunya. "sarapan dulu kamu, Sa!?"ujar ibunya yang berdiri di belakangnya. "ga nafsu, udah minum s**u ini!"tukasnya bangkit dari menyalami ibu dan bapaknya bergantian. keluar rumah dengan mengepalkan kedua tangannya menahan rasa kesal."tahan Sa batinnya naik ke atas motor matic nya. Drrt Drrt Drrt ponselnya bergetar disaku celana jeans mau ,Khansa meraihnya. "assalamu'alaikum,Rika ada apa?" "walaikumsalam,teh sudah tahu kan pelakunya itu bagian insole produksi!?"seru seorang perempuan di sebrang telepon. "anjing,udah tutup dulu teleponnya aku mau berangkat ke pabrik, assalamu'alaikum!?"tukasnya memutuskan sambungan telepon begitu saja. Khansa menghela napasnya yang bergemuruh merasakan kekesalannya, segera mengendarai motor matic meninggalkan pekarangan rumah. sesampainya di pabrik sepatu tempatnya bekerja dan telah memarkirkan motornya,dengan tergesa berjalan menuju ruang supervisor. tok tok tok "permisi pak?!" ujarnya yang berada diambang pintu yang terbuka lebar. "oh,ya masuk, silahkan duduk!?"seru seorang laki-laki sebagai supervisor itu,yang tengah sibuk dengan laptopnya di depannya. "langsung aja, ini masalah kehilangan insole itu,kamu sudah tahu siapa orangnya?"tanyanya yang kini melihat kearah Khansa yang sudah duduk di hadapannya. "belum tahu." "dia sudah mengakui nya kemarin!?" "oh, iya pak?!" "dia ada di ruang HRD kalau kamu mau melihat atau mungkin bicara." "tentu saja saya mau mengomelinya boleh kan pak?!dia yang melakukannya,saya yang kena marah tiga orang sekaligus bahkan dapat SP!"cerocosnya nyengir. "kamu nyindir saya?!" "oh,pak Aris ke sindir?syukur deh!?"timpal Khansa sambil tertawa kecil. Laki-laki yang di panggil pak Aris itu hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala karena bawahannya itu yang memang tidak canggung mengeluarkan pendapat padanya. "udah sana temui orangnya,kamu harus ngomong." "dia kena SP ga pak?!" "tanya saja pada HRD nya langsung,saya tidak ada sangkut pautnya!" "ya pak,saya permisi!?" Pak Aris hanya menganggukkan kepalanya sambil melihat Khansa keluar ruangannya. Baru beberapa langkah setelah keluar ruangan supervisor,langkahnya terhenti karena ada seseorang yang memanggilnya sembari berjalan dengan setengah berlari ke arahnya. "teteh mau ke ruang HRD?" "eh, Rika, iya mau ketemu sama pelakunya alias biang kerok. kirain kamu ga masuk?!" "masuklah pengen tahu juga pelakunya!?"serunya sambil keduanya berjalan beriringan menuju ke gedung sebelah dari tempat mereka tadi. "aku harus banget gitu marah-marah di dalam sama orangnya?!"ujarnya meminta pendapat. "perlu banget, biasanya juga teteh kan suka tuh marahin anak buahnya!!"ujar Rika dengan nada mengejek di ujung kalimat. "oh,tentu yang salah harus di marahi, walaupun sekarang dia bukan di timku,ayo antar ke dalam!?"ajak Khansa menarik tangan Rika dan masuk bersamaan setelah mengetuk pintunya dulu. Tiba di dalam, pandangannya tertuju pada laki-laki yang tengah duduk sambil kepalanya agak menunduk. seorang perempuan paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya yang hampir setengah abad itu menghampirinya. "Khansa, masalah ini,sudah di putuskan untuk menskors Indra dan dia akan di pindahkan ke cabang yang ada di gunung sari,terus Kamu tidak jadi kena SP,apa ada yang ingin di sampaikan?!"jelasnya. Khansa melirik Rika yang berdiri di sebelahnya meminta pendapat tapi malah mengangkat bahunya saja.kemudian menatap laki-laki yang masih di posisinya tadi,yang sempat membuatnya kena marah dan SP atau surat peringatan. sebenarnya dia menunggu laki-laki yang katanya bernama Indra itu meminta maaf padanya tapi ternyata malah tetap terdiam. saat hendak berjalan menuju Indra langkahnya terhenti melihat di sudut ruangan berdiri seorang laki-laki yang tidak asing,ya dia manager pemasaran,pandangan keduanya bertemu hanya beberapa detik karena Khansa lebih dulu mengalihkan pandangannya ke arah Indra lagi. "saya rasa tidak ada Mrs!?"serunya tersenyum tipis padahal hatinya ingin sekali meluapkan emosinya tapi melihat sosok di sudut tadi jadi di urungkan niatnya. "Mrs,kalau sudah tidak ada lagi saya permisi!?"ujar Indra tiba-tiba yang sudah berdiri dan setengah membungkuk tanda sopan santun pada wanita yang di panggil Mrs kemudian berlalu pergi mengabaikan Khansa. Khansa sampai menoleh kearahnya yang pergi begitu saja tanpa berkata apapun. "br*ngs*k!"batin Khansa kedua tangannya sudah mengepal. wanita paruh baya yang merupakan bagian HRD itu menepuk bahu Khansa."dia itu tidak suka kamu jadi TL finishing!"tukasnya. "oh,begitu Mrs!?"Khansa menghela napas panjang."kalau begitu saya permisi Mrs, pak Bian,itu masih harus memeriksa lagi!?"serunya menarik tangan Rika pergi. Rika mengamati Khansa yang sedang sibuk mencatat di ruang finishing. "teh?" "hemm?!" "tadi kok ga marah-marah sama si Indra itu?" Khansa tidak menjawab malah sibuk dengan kerjaannya. "atau karena ada pak Bian ya?!"seru Rika lagi dengan nada mengejek,Khansa mendelik sinis kearah nya yang Kini mengacungkan dua jarinya. "jadi beneran pak Bian itu tetangga teteh?" "kamu udah berapa kali ya, nanya ini belum percaya juga karena aku belum jadi haji ya!?"tukas Khansa sebal. "hehe,iya percaya padahal tadi aku udah membayangkan teteh bakal meledak tuh marahin si Indra,ternyata cuma itu aja,saya rasa tidak ada Mrs!"cerocosnya memperagakan tingkah Khansa dengan nada mengejek di ujung kalimat. "iya, sebenarnya kurang puas.cuma emang gara-gara ada pak Bian aku jaim lah, karena kami tetangga nanti gimana gitu ya?!" "cie...yang ada gebetan jadi jaim!?" "yang tidak aku habis pikir,si Indra sembunyikan 500 buah insole dimana saat di geledah locker tidak ada, menghilangkan tanpa jejak,mana di dalam pabrik tidak ada CCTV lagi cuma di luar saja!?"seru Khansa penasaran dan Rika mengangguk setuju. Khansa melirik jam di pergelangan tangan kirinya yang menunjukan pukul 10.00, merasa sudah selesai dengan pekerjaannya akhirnya memutuskan untuk pulang karena sebenarnya hari Sabtu itu untuk memeriksa saja bahkan karyawan lain tidak bekerja hanya Kepala tim saja di tiap line atau divisi yang memastikan keamanan di ruang line masing-masing. "teh Khansa!?"teriak Rika berlari dari luar gedung dan menyusulnya yang tengah berjalan menuju tempat parkiran. "mau pulang sekarang?!"lanjutnya dengan napas sedikit tersengal. "iya,ngapain lagi ga ada kerjaan!?" "tungguin aku bentar,aku belum selesai dan ga ada temannya!?" "ga mau, kamu lama kerjanya, aku pulang duluan!?" "aku juga nanti aja.eh,tuh si Indra mau di labrak ga?yang udah buat kekacauan dan bikin heboh di semua line!?"serunya menunjuk kearah Indra yang ada di pos satpam. Khansa melirik sekilas tapi kemudian berjalan lagi ke tempat parkiran motor. "ga,ah,kayanya dengan dia diskors bahkan di pindah kerja itu udah cukup deh,ga mau berurusan dengan si b******k itu!"tukas Khansa meraih kunci motor di tas punggungnya ketika telah sampai di parkiran,Rika pun hanya mengangguk paham.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD