Pak Manajer

1166 Words
Drrt drrrt drrrt ponselnya bergetar di bawah bantal,Khansa yang merasa terganggu meraih ponselnya, dengan matanya yang masih setengah terbuka dan menguap kemudian menggeser tombol hijau untuk menjawab teleponnya. "Dek,udah bangun kan?!"seru suara di sebrang telepon. Khansa sampai melirik kearah layar ponselnya untuk memastikan kalau itu benar kakaknya,karena heran satu rumah tapi harus telepon segala untuk memanggilnya. "ada apa sih Teh,ini libur kok ga berangkat kerja!"tukas Khansa bangun terduduk menggaruk bagian atas kepalanya sambil menguap. "ya tahu,bantuin masak buat yang kerja,ibu lagi ke pasar!?"seru kakaknya. "hmm,okelah aku mandi sebentar,satu menit!"tukasnya mematikan telepon secara sepihak kemudian masuk kamar mandi yang memang ada di dalam kamarnya juga. sepuluh menit kemudian,Khansa yang telah mandi keluar dengan baju kaos navy kebesaran dan celana katun panjang berwarna hitam.sementara rambut yang panjang itu di biarkan terurai,Khansa berjalan menuruni tangga loteng. "teh biar Khansa aja yang goreng?ngeri lihat perut udah gede gitu,mending duduk saja!?"serunya meraih spitulanya dari tangan kakaknya yang sedang menggoreng tempe. "ya udah,teteh mau jemur pakaian dulu aja,tapi itu rambutnya di ikat dulu atuh ,biar ga pada jatuh ke makanan!?" "oh, iya."Khansa pun mencepol rambutnya ke atas. Saat sedang sibuk memasak tiba-tiba tiga orang wanita paruh baya menghampirinya. "rajin Sa, sekarang libur kerja ya?!"seru salah satu dari mereka yang bertubuh gemuk dengan pakaiannya dasternya. "iya Bi,hari Minggu!?"tukasnya yang tengah memasak semur daging ayam. "sini di bantu masaknya!?"seru wanita itu lagi. "eh,jangan Ua ngerepotin biar nanti aku aja yang ngerjain,mending ngopi aja atuh!?"serunya menoleh sekilas. "ya nggak enak atuh kesini cuma ngopi aja, nggak ngebantuin Nok?!"serunya lagi mulai meraih baskom berisi sayuran. "ya nggak apa-apa,ikut makan sini juga nanti kalau sudah matang!?" "iya gampang urusan makan mah!?"timpal wanita berambut pendek dengan perawakan yang kurus. Khansa yang tersenyum tipis kearah ketiganya yang ikut bantu-bantu masak. "Sa,itu kalau si Nina cuma lulusan SMP masuk nggak ke tempat kerja kamu?!"tanya wanita berambut pendek lagi. "Minimal lulusan SMA bi,"jawab Khansa tanpa menoleh masih sibuk pada penggorengannya "oh,gitu,susah ya nyari kerjaan lulusan SMP paling jadi pembantu di rumah-rumah!?"serunya lagi. "nah,kan, dulu aja menganggap enteng pendidikan pakai bilang perempuan mah jangan sekolah tinggi-tinggi nanti ujung-ujungnya ke dapur juga!?"jawab Khansa namun hanya dalam hatinya. "sekarang enak ya, Khansa, udah bisa bangun rumah tingkat lagi dan buka toko juga?!"seru wanita yang memakai jilbab sambil ngulek bumbu. "Alhamdulillah Bi Ina,ga sia-sia dulu sekolah, mati-matian walaupun memang sampai SMA dan terasa sangat sulit,tapi sekarang sudah bisa menikmati hasilnya!?"tukas Khansa bangga dan terkesan menyindir. ingat dulu wanita yang di panggil Ua dan bibi itu malah sering mencibirnya karena hanya ingin melanjutkan pendidikan dari yang waktu itu SMP ke jenjang SMA. perkataannya itu membungkam ketiga wanita yang merupakan kerabat dari bapaknya atau lebih tepatnya adik dan kakak dari bapaknya. setelah kegiatan memasak selesai, Khansa langsung menghidangkannya di teras depan rumahnya untuk para pekerja makan.saat hendak masuk rumah ibunya datang dengan diantar ojek. "harusnya bangunkan aku aja Bu, biar di antar ke pasar!?"serunya yang telah menenteng beberapa kantong plastik berisi belanjaan dan membawanya masuk. "takutnya kamu cape, itu yang masak teh Kania?"tanya ibunya ketika keduanya telah kembali keluar dan menuju tempat memasak tadi. "aku yang masak di bantu wa Lia,bi Ina dan bi Uti jadi tadi aku kasih makanan juga ke mereka sebelum pulang!?"tukas Khansa merapikan sisa memasak tadi. "oh,ya udah, sekarang panggil atuh bapak dan yang kerja untuk makan!?" "ibu sajalah,aku lagi tanggung ini!?"tukas Khansa nyengir sambil mengacungkan kedua jarinya karena malah menolak ketika disuruh, ibunya hanya geleng-geleng kepalanya. *** "kenapa sih Rika Chan ini hari Minggu ga usah ngomongin kerjaan, kalau curhat ya curhat aja tapi ga usah tentang kerjaan telingaku bosen tahu dengarnya!?"tukasnya saat menyiapkan minuman jeruk untuk pekerja sambil menerima telepon dari temannya. "iya,iya,itu teh ada salam dari Fai?!" "salam di tolak,ga ada bosannya tuh anak!?" "kasian atuh teh,dia ngejar teteh dari setahun yang lalu,kenapa ga di terima aja?" "aku itu bukan nyari pacar tapi nyari calon suami,lagian umur dia itu empat tahun di bawahku alias brondong!" "kalau ngajak nikah berarti di terima ya?!" "ya di terima,tapi kayaknya ga mungkin orang masih suka main, belum dewasa masih suka nongkrong-nongkrong,aku pengennya yang kaya Fabi_"ucapannya terhenti karena ada yang memanggilnya dan membuatnya tertegun melihatnya karena orang ini yang sedang dia pikirkan bahkan sambungan teleponnya di matikan begitu saja. "Maaf Neng,di suruh bapak bawa air minum untuk bapak-bapak?!"tukas laki-laki yang sudah berdiri dua meteran dari keberadaannya,Khansa melihatnya sampai tak berkedip. "Neng?"tanya lagi. "eh,iya a,ini aku mau nganterin!?"seru Khansa sadar dari lamunannya. "biar saya aja yang bawa?!"tukasnya menghampiri dan meraih baki berisi beberapa gelas minuman jeruk yang ada di hadapan Khansa yang tadi di tuangkannya ke gelas. "eh,iya a,nanti aku bawa cemilannya!?"seru Khansa sedikit terbata. setelah kepergian laki-laki yang membawa baki berisi minuman,kini giliran Khansa membawa pisang goreng dan beberapa kue basah tradisional untuk di suguhkan. "ayo, bapak-bapak rehat dulu ini ada pisang goreng!?"teriak Khansa setelah meletakkan makanannya di teras depan rumahnya seperti tadi pagi. Diliriknya laki-laki tadi yang sudah duduk di teras,di perhatikan dari pakaiannya yang hanya memakai kaos polos biru lengan panjang dan celana trening hitam serta sandal jepit di kakinya. "hah, beneran Fabian?"batin Khansa tidak percaya, kemudian meraih ponselnya dari saku celana treningnya dan memotret laki-laki itu tanpa ketahuan. Dari arah sebelah toko yang sedang di bangun itu muncul empat bapak-bapak dan di susul bapaknya sendiri menuju teras. Bahkan dia tak berniat langsung pergi malah memperhatikan interaksi laki-laki itu dengan bapaknya. Masih dengan ponsel di tangannya,kini dia membuka pesan chat dari Rika yang telponnya di matikan begitu saja. Rika Chan woy, teh main matiin aja teleponnya:( Anda maaf,tadi ada sesuatu yang penting coba lihat siapa ini.. Khansa membalas pesan sambil menyertakan foto yang tadi di potretnya dengan ponselnya. Rika Chan kayak ga asing, siapa ya? Anda coba teliti lagi,tebak siapa?:) Rika Chan eh,tunggu teh itu pak Bian bukan ya? beneran dia kan?sumpah demi apa teh? Anda iya,dia pak manajer :) lagi ikut bantu-bantu kerja di tempatku. Rika Chan sekarang aku percaya kalau itu pak Bian tetangga teteh :) kayanya itu foto diambil diam-diam kan?hehe.. wah!tiap hari bisa cuci mata tuh.masa teteh ga naksir punya tetangga kece gitu?kok aku curiga teteh belok ya..:) "sia_!"Khansa menutup mulutnya dengan tangan kanannya saat hendak mengucapkan kata u*****n karena sadar posisi masih di depan para bapak-bapak juga termasuk ada bapaknya juga. "neng Khansa ngopi atuh sini?!"ujar salah satu dari bapak-bapak yang pendek gemuk. "iya sok silahkan!?"Khansa tersenyum sembari melirik laki-laki yang tadi di foto secara diam-diam yang juga menatapnya sekilas. "Bian ini kerjanya bareng Khansa kan?!"tanya laki-laki paruh baya yang sebagian rambutnya sudah memutih itu. "iya pak!?" jawab laki-laki muda yang di sapa Bian itu sambil mengangguk. "iya,dia pak manajer!?"timpal bapak Khansa sambil menepuk bahu Bian yang memang ada di sebelahnya,Bian hanya tersenyum saat mendapat pujian dari bapak-bapak yang lain juga. sementara Khansa memilih masuk rumah,di hampiri kakaknya yang sedang melipat baju di ruang tengah. "teh itu pak manajer ikut kerja disini kok mau?"tanyanya duduk di sebelah kakaknya yang duduk di lantai beralaskan karpet tebal sambil meraih baju yang baru di angkat dari jemuran itu untuk melipatnya. "pak manajer?"ulangnya tidak mengerti. "itu Fabian!?" "ya, bantu-bantu menggantikan papahnya yang ga bisa ikut bantu-bantu?!"jelasnya dan Khansa pun hanya manggut-manggut saja
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD