Dua Puluh "Apa Kakak mau kembali ke kantor?" Dira menatap kakaknya yang tengah menggendong Fatir. "Iya, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan," "Kalau Kakak sibuk, seharusnya tidak perlu repot-repot ngajak kita makan siang di luar," "Tidak apa-apa Dir, Kakak juga butuh udara segar, stres juga kalau seharian ada di kantor terus." "Apa aku juga boleh bekerja? Maksudku ... kan sayang ijazah gak terpakai sama sekali," "Kamu mau bekerja? Datang saja ke kantor, mau di bagian apa?" "Bukan seperti itu," "Lalu?" "Aku mau bekerja di luar, di perusahaan milik orang lain, melamar pekerjaan, interview, menjalani training ... yaa seperti itulah," ucap Dira penuh semangat. "Kehidupan di luar itu sangat berat Dir, tidak semudah yang kamu pikirkan. Kalau kamu bosan di rumah, datang saja