part 2

1487 Words
"Datang ke alamat ini" ucap Rayan sambil menyodorkan kertas yang tertulis sebuah alamat. Bintang mengambil kertas dan degh "Hotel," gumam Bintang dalam dengan kagetnya, "Apa begini kebiasaan sugar Daddy pada sugar Beby nya, belum apa-apa sudah main ajak ke hotel saja. Tapi aku udah terlanjur tanda tangan di kertas itu." Gumam Bintang dalam hati yang merasa keberatan dengan permintaan Rayan. "Do you mind?," Tanya Rayan dengan sedikit menurunkan kepalanya mensejajarkan dengan Bintang, "Baiklah Dad…Dy" ucap Bintang ragu-ragu. Setelah itu, barulah Rayan membiarkan Bintang pergi. Bintang keluar mengikuti jalan sesuai dengan yang dilewati saat bersama Dinda. Huft Bintang menghela nafasnya kasar saat sudah sampai di mobil Dinda. "Sudah merasa lega?," Tanya Dinda dari belakang Bintang membuat Bintang kaget. "Ish, ngagetin aja." Ucap Bintang sambil mengelus dadanya, "Gimana?, Tampan nggak? Cocok nggak?" Bintang mendapat pertanyaan bertubi-tubi dari Dinda. "Biasa aja" jawab Bintang cuek, lalu masuk ke dalam mobil. Dinda yang diacuhkan oleh sahabatnya merasa tidak terima. "Bin, kalo Lo gak cerita, gue bakal kasih tau sama orang tua Lo." Ancam Dinda sambil menyalakan mobilnya untuk pulang, "Nih," tanpa menjawab atau merasa takut dengan ancaman Dinda, Bintang langsung menyodorkan kertas yang diberikan Rayan tadi. Dinda melihat isi kertas dan langsung tersedak dengan air liurnya sendiri. "Hotel Bin?, Berarti pria itu langsung tertarik dong?," Tanya Dinda dengan gembiranya "Gue jadi ragu deh Din, kalau Sampai dia mengambil barang berharga gue dan gue merasa tidak cocok gimana?, Ntar yang ada gue nyesel lagi. " Ucap Bintang dengan mengutarakan ketakutan nya. "Lo tenang aja, gue yakin Lo bakal cocok kok, secara gue di kasih teman gue, katanya pria itu masih muda banget." Ucap Dinda dengan keyakinan nya. "Jadi gue harus datang?," Tanya Bintang yang langsung dijawab anggukan oleh Dinda. Tepat jam makan malam tiba, Bintang datang ke hotel sesuai dengan alamat yang Rayan berikan. Sejak Bintang berada di kamar hotel itu, Bintang selalu was-was, takut Rayan akan menerkamnya. Namun Bintang hanya menerima sentuhan kecil tanpa menyentuh area pribadi Bintang. Rayan hanya menyentuhnya tidak lebih di bibir dan bagian paha Bintang, setelah itu Rayan menyuruh orang kepercayaan nya mengantar Bintang. Sejak itulah, Bintang tak lagi merasa takut dan was-was seperti sebelumnya. Saat Rayan mengajak bertemu, Bintang akan dengan senang hati menyetujuinya, bahkan Bintang sudah mulai nyaman dengan keberadaan Rayan. Bintang terus menjalani status barunya yang menjadi simpanan seorang Rayan dengan penuh kenyamanan, hingga tanpa terasa hubungan Bintang dan Rayan terjalin hingga beberapa bulan lamanya. "Beby kamu tidak ke kampus?" tanya Rayan saat melihat Bintang bersantai di atas ranjang besarnya, "Nanti Dad nunggu jemputan Dinda!!" jawab Bintang tanpa melihat ke arah Rayan, Rayan yang mendengar perkataan Bintang langsung menghampiri Bintang dan menindih tubuhnya. "Beby, besok aku akan pergi keluar kota mungkin selama 3 hari, kamu mau ikut?, nanti di sana kamu bisa jalan-jalan, aku akan menyempatkan waktu untuk menemani mu!!" kata Rayan sambil mengelus bibir Bintang lembut, "Kenapa sangat lama?, kenapa gak satu hari aja?" kata Bintang pura-pura cemberut, namun tangannya di kalung kan di leher Rayan, "Pekerjaanku penting Beby, pasti membutuhkan waktu lama!" kata Rayan sambil menjilati pipi Bintang dengan gemas, "Aku pengen ikut, tapi gimana dengan kuliahku?" tanya Bintang sambil menarik leher Rayan membuat Rayan semakin mendekat. "Aku pasti akan merindukan Dady!!" kata Bintang lagi dengan suara pelannya seperti berat untuk ditinggalkan, "Beby jangan menggodaku, sebentar lagi kamu akan pergi, kamu sengaja ingin menyiksa ku sendirian di sini?" tanya Rayan dengan suara serak nya karena gairahnya mulai terpancing. "Aku akan terus menggoda Dady agar Dady tidak berpaling dari aku!" jawab Bintang sambil mengecup bibir Rayan singkat, "Mana bisa aku berpaling dari kamu Beby, kamu satu-satunya wanita yang membuat ku gila jika tidak bertemu," jawab Rayan yang memang benar adanya bukan karena menggombal. "Dady jangan pernah bosan sama Bintang ya, Bintang gak punya siapa-siapa lagi selain Dady!!" kata Bintang yang tiba-tiba menangis, Rayan yang melihat mata Ica sudah berair langsung mengecup matanya. "Beby,,,, sttt berhentilah menangis , aku tidak suka melihatmu menangis, lagian siapa yang akan meninggalkanmu, aku pergi untuk urusan pekerjaan bukan karena bosan, ikut aku ya , nanti aku yang akan bicara sama guru bimbingan mu!!" kata Rayan panjang lebar , Rayan tidak suka melihat Bintang menangis. "Janji ya Dady tidak akan bosan sama Bintang" tanya Bintang memastikan, "Katakan, kamu mengenalku sudah berapa lama?" tanya Rayan serius dengan masih menindih tubuh Bintang, "Enam bulan!" jawab Bintang polos, " Apa selama itu kamu pernah melihatku berbohong?" tanya Rayan yang di jawab gelengan lemah dari Bintang, "Makanya percaya sama aku, jika aku bilang tidak ya tidak, ok!" kata Rayan lagi sambil mengecup bibir Bintang gemas, Bintang membalas lumatan Rayan membuat gairah Rayan semakin menjadi, rayan semakin rakus melumat bibir bintang dengan nikmat, tangan Bintang yang semula melingkar di leher Rayan berganti mengelus d**a Rayan membuat Rayan semakin terbakar gairah, Rayan melepas tautan bibirnya dan langsung beralih ke kedua gundukan Bintang dengan menyingkap kaos yang Bintang pakai. "Akh... Dady ,...!!" Desah Bintang saat Rayan mulai melumat bibir Bintang dengan lembut, Rayan menekan kepala Bintang untuk memperdalam ciuman nya. "Beby,,, aku sudah tidak tahan , boleh aku... Tring tring…! Bunyi panggilan masuk yang berasal dari hp Bintang membuat Bintang dan Rayan langsung menghentikan aktivitasnya dan saling pandang. "Sial....!!" Umpat Rayan kesal sambil mengguling tubuhnya ke samping Bintang, Bintang hanya tersenyum sambil mengelus kepala Rayan dengan sayang, Bintang bangun dan mengambil handphone nya, saat melihat layar hp nya ternyata itu panggilan dari Dinda sahabat nya yang pastinya Dinda sudah sampai di lobby apartemen nya. "Dady,,,,, Dinda sudah ada di bawah, aku berangkat kuliah dulu ya!" beritahu Bintang sesuai dengan tebakan Rayan , sudah Rayan pastikan jika si pengganggu itu adalah Dinda. "Yes Beby, ingat jaga mata!!" kata Rayan membiarkan Bintang pergi, Bintang langsung menuju meja riasnya dan merapikan penampilannya dan menutupi semua bekas kecupan karya Rayan. "Dady aku berangkat!!" pamit Bintang menghampiri ranjang dan mengelus wajah Rayan, Rayan memegang tangan Bintang yang sedang mengelus wajahnya lalu diarahkan ke mulutnya di kecup dan di jilat tangan Bintang bak menjilati es krim. "Nanti malam bermalam di sini ya, aku akan menginap di sini sebelum aku berangkat keluar kota!!" kata Rayan sambil menunggu jawaban dari bintang, Bintang yang mendengar permintaan Rayan bingung bagaimana jawabnya, antara ingin dan takut ketahuan kedua orang tuanya. "Kenapa Beby, kamu keberatan untuk menginap di sini, atau kamu keberatan aku pergi?" tanya Rayan ingin memastikan "Dua-duanya dad, tapi nanti aku pikirkan lagi ya, sekarang aku berangkat ke kampus dulu , kasian Dinda nungguin dari tadi!!" kata Bintang yang dijawab anggukan oleh Rayan, Bintang keluar dari apartemen nya dan menuju kemana Dinda berada, setelah Rayan tidak melihat Bintang lagi, Rayan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket serta panas karena sempat terpancing gairah, setelah membersihkan diri, Rayan menuju ke kantornya karena jam sudah menunjukan pukul 9. "Lama amat sih, masih belum puas?" tanya Dinda dengan meledek Bintang, "Gue lagi sedih tau, malah di ledekin! " jawab Bintang pura-pura cuek, "Oh iya, sedih kenapa sih sayang , coba-coba cerita !" tanya Dinda sambil memfokuskan pandangannya ke depan karena mengemudi "Besok Dady akan pergi keluar kota, pasti gue bakal kesepian" cerita Bintang dengan wajah murungnya, Dinda mengerti dengan posisi sahabat nya, andai saja kedua orang tua bintang tidak menggilai pekerjaan nya, mungkin Bintang tidak akan seperti ini, menurut Dinda. "Elo tenang aja, kan masih ada gue!" kata Dinda mencoba menghibur Bintang "Tidak bisa, gue nggak mau ganggu kesenangan elo " tolak Bintang karena status Dinda tidak jauh beda dengan dirinya sebagai sugar Daddy, bedanya Bintang tidak mau bayaran karena Bintang bukan sugar Dady yang mencari keuntungan ekonomi, Bintang hanya mencari kesenangan pribadinya. "Elo tenang aja Bin, Dady gue pengertian kok!" kata Dinda santai "Dari pada elo di rumah, bikin otak Lo pusing mikirin nyokap bokap Lo, gue gak suka ya dengar cerita broken home Lo !" sambung Dinda lagi yang membuat bintang terdiam membenarkan perkataan Dinda. "Gue akan menginap di apartemen gue selama Dady pergi, jadi gue butuh bantuan Lo!" kata Bintang dengan wajah serius nya, "Bantuan apa?" tanya Dinda menoleh sekilas ke arah Bintang, "Bantu gue gak dapat Omelan dari nyokap bokap gue, bilang saja ke mereka kalo gue nginap di rumah Lo!" kata Bintang yang malas berada di rumah. "Its ok, itu urusan gampang," jawab Dinda santai membuat Bintang tersenyum senang, Dinda memarkir mobilnya setelah sampai di parkiran kampus , lalu mereka masuk ke ruangannya dan duduk di bangku yang bersebelahan seperti biasanya. Dirumahnya Bintang "Bik, biasanya Bintang pulang jam berapa?" tanya Wira papah Bintang, "Tidak tentu Tuan, kadang jam enam sore kadang Sampai delapan malam , kadang juga lebih awal jam tiga sore tidak mesti kok Tuan!" jawab Bik Asih yang sudah hafal dengan kepulangan Bintang. " Nanti malam, saya akan pulang lebih awal, katakan pada Bintang agar tidak pulang terlalu larut," perintah Wira yang membuat Bik Asih kaget, bukan apa-apa, Bik Asih merasa hawatir dengan Bintang saat Wira mengatakan pulang lebih awal, tidak seperti biasanya yang berangkat pagi dan pulang larut malam. "Baik Tuan, saya segera memberitahu Non Bintang" ucap Bik Asih, "Sekarang juga beritahu dia, aku ingin memberi pelajaran pada dia" degh
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD