"Bibi, papa sama mama belum pulang?" tanya Bintang pada Bik Asih pembantu rumah tangga nya, Bik Asih selain pembantu juga pengasuh Bintang sejak masih kecil hingga sekarang tumbuh dewasa.
"Tadi malam pulang Non , pulangnya juga larut, dan berangkat lagi sebelum Non Bintang bangun!" jawab Bik Asih membuat Bintang menghela nafas nya kasar.
"Selalu saja begitu, apa mereka tidak menyadari kehadiranku di dunia ini?" gumam Bintang dalam hati , seperti biasa Bintang hanya bisa mengatakan semua kesedihan nya dalam hati
"Ya udah Bik, aku ke atas dulu !" pamit Bintang yang di jawab anggukan oleh Bik Asih, Bik Asih juga sedih melihat Nona mudanya seperti menahan sedih.
"Oh ya ampun kenapa nasibku tidak jauh beda dengan seorang anak yatim piatu? " keluh Bintang
Tring..... Tring...
Bintang langsung sadar dari lamunannya saat mendengar suara ponselnya
"Hallo Din," ucap Bintang saat menerima panggilan dari sahabatnya,
"Bin, katanya Lo mau kesini, jadi gak sih?," Tanya Dinda dengan kesal nya. Yah, kemarin saat di kampus, Bintang curhat begitu banyak pada Dinda mengenai masalah papa dan mamanya, dan Dinda menyarankan agar Bintang mengikuti jejaknya sebagai sugar Beby. Bintang awalnya merasa ragu dengan saran Dinda, tapi saat mengingat orang tuanya yang tidak pernah menoleh dan memperhatikan dirinya membuat Bintang nekad menerima saran Dinda. Dan Bintang membuat janji dengan Dinda untuk membahas kelanjutan niatnya di rumah Dinda.
"Ok ok, sorry gue lupa, sekarang gue OTW." Jawab Bintang sambil mengambil tasnya dengan terburu-buru, lalu pergi.
Tak butuh waktu lama Bintang pun sampai di rumah Dinda. Bintang segera turun dari mobil saat melihat Dinda sudah berdiri di teras rumah dengan pakaian yang sudah rapi. Dinda yang melihat kedatangan Bintang, langsung berjalan mendekati Bintang.
"Mau kemana Lo?," Tanya Bintang setelah mereka sudah saling berhadapan di teras rumah Dinda.
"Sudah, ayo ikut aku ke salon, gue harus merubah penampilan Lo dulu sebelum Lo ketemu sugar Daddy Lo." Ucap Dinda sambil menarik tangan Bintang menuju mobilnya, sedangkan mobil Bintang di biarkan di rumahnya.
"Emang gue kurang cantik gitu?, Sampek harus merubah penampilan gue segala?," Tanya Bintang dengan tampang polosnya. Dinda yang mendengar perkataan Bintang memutar bola matanya jengah.
"Aduh Besti, masak Lo mau ketemu sama sugar Daddy pake celana jeans sama sweater begini sih Bin," ucap Dinda dengan geram nya. Dinda langsung melajukan mobilnya menuju salon sesuai yang dikatakan.
Setelah penampilan Bintang sudah berubah sangat sexi, Dinda langsung menghubungi sahabat Dinda yang menjerumuskan Dinda dalam hubungan terlarang. Yaitu: Simpanan para pria yang kehausan akan sentuhan wanita.
"Beb, aku sudah dalam perjalanan, kamu yakin kan pria yang kamu katakan akan datang ke tempat itu?," Tanya Dinda memastikan, agar dirinya tidak pulang dengan tangan kosong nanti.
" Tenang, sekarang dia sudah ada di sini." Ucap teman Dinda di seberang. Dinda langsung mematikan sambungan nya setelah mendengar jawaban pasti dari temannya.
"Ayo..!" Dinda mengajak Bintang menuju tempat yang di maksud temannya. Bintang sendiri hanya mengikuti saja tanpa banyak bertanya.
Setelah menempuh 20 menit perjalanan, Bintang dan Dinda sampai di tempat janjian nya sama teman perempuan nya. Dinda langsung masuk begitu saja tanpa merasa kesulitan. Saat Dinda melihat temannya melambaikan tangan nya,Dinda langsung melangkah lebar menuju temannya, Bintang terus mengekor langkah Dinda dengan ragu-ragu.
"Hai Beb!" Sapa Dinda sambil melakukan cipika-cipiki pada temannya,
"Hai, jadi ini teman yang kamu maksud itu?," Cindy membalas sapaan Dinda sambil bertanya mengenai Bintang.
"Yupz, betul. Benar kan kataku, cantik." Ucap Dinda sambil mengedipkan sebelah matanya pada Cindy, Cindy menjawab dengan anggukan cepat.
"Ayo aku antar," ucap Cindy sambil melangkah mendahului Dinda dan Bintang menuju ruang VIP.
Cindy membuka pintu dan mempersilahkan Bintang masuk.
"Kamu tunggu disini aja, takut sugar Daddy Lo cemburu, biarkan teman kamu masuk sendirian." Ucap Cindy pada Dinda, Dinda menjawab dengan anggukan kecil, lalu memberi semangat pada Bintang.
"Yakin gue sendirian ke sana?," Tanya Bintang yang merasa sedikit takut.
"Kamu santai saja, kamu tidak akan dimakan hati ini sama pria yang menyewa jasa kamu, aku yakin kamu pasti akan menyukainya." Ucap Cindy sambil melangkah menjauhi Bintang. Bintang menghela nafasnya kasar lalu masuk dan menutup pintu kembali. Bintang melangkah mendekati sofa yang terdapat seorang pria dengan posisi membelakangi nya.
"Maaf, saya….
"Duduklah," ucap Rayan dengan memotong ucapan Bintang. Bintang menurut dan duduk tepat di belakang pria itu. Setelah Bintang duduk dengan nyaman, pria itu mulai membalikkan tubuhnya dan menatap Bintang yang menunduk takut.
"Sempurna" gumam Rayan dalam hati. Yah, pria yang akan menyewa jasa tubuh Bintang ada Rayan, seorang Duda, Rayan langsung tertarik saat melihat kecantikan Bintang, dan Rayan yakin jika gadis di depannya itu masih sangat polos.
"Apa kamu yakin ingin menjalin kerjasama dengan ku?," Tanya Rayan ingin memastikan,
"E…em, iya Om," jawab Bintang gugup,
"Tidak perlu takut kalo kamu sudah yakin dengan keputusan kamu." Ucap Rayan saat mendengar nada gugup dari Bintang,
"Iya Om yakin." Jawab Bintang tegas sambil membalas tatapan Rayan. Rayan yang mendengar ucapan Bintang tersenyum kecil.
"Ini" Rayan meletakkan map warna biru ke pangkuan Bintang,
"Apa ini?," Tanya Bintang sambil mengangkat map tersebut,
"Buka saja. Lihat dan baca dengan teliti, kalo kamu yakin, kamu bisa menandatangani nya. Dan ingat, kalo kamu sudah menandatangani surat itu, kamu tidak bisa mundur lagi." Ucap Rayan dengan nada tegasnya. Bintang membuka map itu dan melihat semua isinya.
Brakk
Bintang langsung melempar map beserta isinya tepat di meja dengan kasar.
"Maaf Om, aku tidak bisa menerima uang itu." Ucap sambil berdiri membelakangi Rayan, Rayan ikut berdiri dan mendekat ke arah Bintang,
"Kenapa?, Apa jumlah uangnya kurang?" Tanya Rayan tepat di belakang Bintang,
"Jujur saja, aku mencari sugar Daddy bukan mengharapkan bayaran besar." Ujar Bintang
"Lalu?," Tanya Rayan dengan mengerutkan dahinya
"Aku hanya butuh perhatian dan kasih sayang dari Om saja," jawab Bintang lembut sambil memutar tubuhnya menatap mata Rayan. Rayan yang melihat tatapan mata Bintang, merasa terhipnotis. Tatapan Bintang begitu sayu seperti orang yang sedang mengharapkan sesuatu.
"Jadi kamu menjadi sugar Beby ku tanpa bayaran?," Tanya Rayan
"Cukup bayar aku dengan perhatian dan kasih sayang, dan perlu Om ingat, aku tidak suka kekasaran." Ucap Bintang tegas. Rayan yang mendengar permintaan Bintang, langsung memegang kedua bahu Bintang dan menatap nya dengan tatapan serius.
"Katakan kalo kamu bersedia menjadi sugar Beby ku!," Pinta Rayan
"Asal Om bisa membayar ku dengan permintaan ku barusan," jawab Bintang. Rayan langsung menurunkan tangannya dan kembali mengambil map yang sempat Bintang lempar.
"Tanda tangan di kertas kosong ini, dengan begitu, kamu sudah sah menjadi sugar Beby ku." Ucap Rayan sambil menyodorkan kertas kosong itu ke hadapan Bintang.
"Jangan menyebutku sebagai sugar Beby Om, anggap saja aku simpanan Om," ucap Dinda sambil mencoret kertas itu dengan sebuah tanda tangan. Rayan yang melihat Bintang sudah membubuhkan tanda tangan sesuai permintaan langsung tersenyum puas. Rayan meletakkan map itu lagi di meja, dan mendekat ke arah Bintang. Rayan merentangkan tangannya meminta agar Bintang memeluknya, Bintang yang melihat aksi Rayan hanya menatap tanpa mendekat ke arah Rayan.
"Mendekat Lah sebagai tanda persetujuan dari kesepakatan kita." Ucap Rayan yang masih belum menurunkan tangannya. Bintang mendekat, dengan ragu-ragu Bintang menubruk tubuh Rayan dan memeluk nya. Rayan membalas pelukan Bintang dengan memejamkan matanya.
"Sangat damai" gumam Rayan dalam hati saat menemukan ketenangan dan kedamaian dalam pelukannya. Bintang melepaskan pelukannya dan menatap wajah Rayan yang menurut Bintang tampan dan berwibawa.
"Om….
"Sstt, panggil aku Dady " ucap Rayan dengan memotong ucapan Bintang
"Daddy," panggil Bintang dengan malu-malu, Rayan membelai wajah Bintang dengan lembut.
"Aku pulang ya Dad," pamit Bintang,
"Datang ke alamat ini," ucap Rayan sambil menyodorkan kertas yang tertulis sebuah alamat.
Degh
"Hotel….