"Lo nggak siap-siap mau kerja?" tanyaku pada Rara di saat aku baru saja keluar dari kamar mandi. Aku baru mandi setelah sebelumnya berbicara dengan papa di bawah dan menatap jenazah mama yang terbaring kaku. Rara, perempuan yang dekat denganku sejak awal aku masuk kerja itu, dari rumah sakit senantiasa menemaniku, bahkan sampai mengingap juga. "Itu pilih baju gue aja di lemari, terserah mau pakai yang mana. Ukuran baju kita sama kayaknya." "Gue enggak kerja, udah izin. Semalam pas mau izin, Pak Dewa udah ngomong duluan nyuruh gue untuk nggak kerja hari ini." "Terima kasih ya, Ra." "Pak Dewa, sih. Thanks to Pak Dewa yang udah baik banget. Ngertiin kondisi karyawannya." Rara tersenyum. "Gue pinjem baju hitam lo aja, ya?" Aku mengangguk. "Iya, cari aja. Ada beberapa di lemari." Tak lama,