"Tante bawain kesukaan kamu nih!" Tante Tina menghampiriku ke kamar dengan membawa paper bag di tangannya. "Kastengel!" Tante Tina mengeluarkan 2 toples kastengel dari dalam paper bag tersebut. "Buat cemilan kamu di kamar, dimakan ya, Sayang? Tante bikin ini spesial untuk kamu loh!" Aku tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Aku terharu atas apa yang dilakukan Tante Tina terhadapku. Dia benar-benar seperti mama kedua bagiku. Meski hubunganku dengan anaknya kandas, Tante Tina tetap perhatian. Aku yakin pasti ada rasa kecewa dalam dirinya, tapi beliau tetap bersikap seperti biasanya padaku. "Tante baik banget!" Aku memeluk perempuan paruh baya tersebut. "Padahal, aku udah ngecewain Tante." Tante Tina mengurai pelukannya. "Jangan nangis dong! Kata siapa kamu ngecewain Tante? Enggak, kok. Tan