Pertanyaan mamanya membuat Reno mengendurkan seluruh urat saraf yang ada dalam dirinya. Dia merasa bingung bagaimana menceritakan semuanya dari awal. Yang dia pikirkan perlu atau tidak dia menceritakan semua itu kepada mamanya.
“Reno, kenapa?” tanya Mama Tata membuat lelaki itu mendongak. “Kenapa kamu bisa bilang kalau semua itu salah kamu?” pertanyaan lanjutan dari Mama Tata.
“Apa kamu selingkuh dari Gladis?” cecar Mama Tata membuat Reno langsung menggeleng cepat. “Terus kenapa Gladis pada akhirnya memutuskan kamu?” geram Mama Tata yang penasaran menunggu jawaban Reno.
“Reno tidak pernah sadar kalau tindakan Reno itu melukai Gladis Ma,” jeda Reno membuat mama Tata mengerutkan dahi bingung.
“Maksudnya?” tanya mama Tata yang beneran tak mengerti.
“Selama empat tahun ini, meskipun Reno memiliki kekasih seperti Gladis tapi Reno masih suka lirik cewek lain, godain cewek lain, tapi Reno –“ belum selesai Reno menjelaskan Mama Tata langsung maju dan menarik rambut Reno keras.
“Aaaawwww, sakit Mama,” teriak Reno tapi maama Tata tak peduli.
“Astaga kamu ini bodoh atau ga tahu diri sih Ren,” keluh mama Tata kesal. Sedangkan Reno hanya bisa menggosok rambutnya yang beneran sakit ditarik mamanya.
“Iya tapi ga pake narik rambut segala Ma,” protes Reno. Mama Tata langsung manyun, “Kalo perlu Mama tarik punyamu biar ga sembarangan mainin perempuan,” seru Mama Tata yang reflek langsung membuat Reno menutup miliknya.
“Mama ga lucu deh, masa depan ini,” protes Reno lagi membuat Mama Tata hanya mengangkat bahunya. “Terus apa yang diminta Gladis sampai dia akhirnya menghilang di Jerman?” tanya Mama Tata yang tepat sasaran.
“Uhuk,,uhuk,,” Reno langsung tersedak mendengar ucapan mamanya. “Gimana Mama bisa tahu kalau Gladis ilang Ma?” tanya Reno yang sebenarnya tak perlu sih.
“Semenjak Mama tahu Gladis ke Jerman, Mama sudah mencoba mencari ke seluruh Jerman tapi hasilnya nihil,” hembusan napas lelah terdengar dari Mama Tata.
Reno nampak berpikir, jadi benar yang dikatakan Rasyid jika Gladis tidak ditemukan dimanapun karena mamanya juga melakukan hal yang sama.
“Apa kemungkinan dia tidak ada di Jerman Ma? Bisa saja kan Tante Silvi mengatakan hal itu untuk mengecoh kita semua,” asumsi Reno membuat Mama Tata memandang Reno lekat.
“Sejauh yang Mama kenal, Silvi bukan seperti itu orangnya meskipun dia ingin menyembunyikan anaknya tapi dia tidak akan bisa berbohong,” ucap Mama Tata.
“Darimana Mama bisa seyakin itu soal ini, bisa saja kan karena tidak ingin aku menemukan Gladis, jadi beliau ga mau bilang itu kan sama aja bohong,” pikiran itu kembali lagi muncul di kepalanya.
Mama Tata berdecak, “Bukan seperti itu maksudnya, Mama sudah kenal lama dengan Silvi dan dia memang bukan seperti itu. Kalaupun dia ga mau kasih tau apapun dia pasti akan bilang kalau dia ga mau kasih tahu,” jelas Mama Tata.
“Terus, Gladis kemana dunk?” tanya Reno enteng seolah Gladis itu barang yang tak sengaja terselip. Mama Tata nampak berpikir dan dia kemudian memandang Reno.
“Jika memang dia tidak ada di Jerman itu lebih tidak mungkin lagi, karena feeling Mama juga bilang kalau dia ada di sini,” gumam Mama Tata tapi Reno hanya menghela napas.
“Sekarang gini deh, coba pakai logika kamu aja, apa menurutmu jika dia ingin bersembunyi dari kamu, ga mungkin kan dia bakal ngomong secara terang-terangan ada dimana,” kata Mama Tata.
“Reno ga ngerti Ma,” balas Reno yang memang tidak mengerti apa yang Mamanya pikirkan. Mama Tata menyesap minumannya.
“Kalau dia bener-bener ga mau kita temukan dia pasti ga akan bilang kemana tujuannya, itu artinya dia hanya ingin melihat sampai dimana perjuanganmu untuk mendapatkannya hanya dengan petunjuk yang sedikit,” jeda Mama Tata untuk melihat reaksi Reno.
Pria muda di hadapan mamanya ini nampak diam dan mulai berpikir. Ada benarnya juga yang dipikirkan oleh ibunya, jika memang sama sekali tidak ingin ditemukan tentu dia tidak akan mengatakan apapun.
“Bukan karena dia mengatakan hal ini hanya untuk mengecohku Ma,” ragu Reno membuat Mama Tata menghela napas.
“Bisa iya bisa enggak, tapi kalo pribadi Mama dan feeling seorang wanita, dia ssengaja melakukan ini untuk melihat sampai dimana perjuanganmu,” kembali Mama Tata mengatakan hal yang hampir mirip.
“Kenapa Mama bisa bilang gitu, sekarang gini deh, kalo dia hanya mengecoh kamu, kenapa Gladis ga bilang negara lain, tapi kenapa harus Jerman yang jelas banget kamu hapal sama negara ini,” Mama Tata mulai membuka pikiran Reno.
“Sedikit atau banyak dia masih ingin mengenangmu, bahkan mungkin mencintaimu Ren, jika dia memang ingin benar-benar melupakanmu dia tidak akan lari ke Jerman yang jelas kamu bisa menemukannya cepat atau lambat,” ucap Mama Tata.
“Lalu, apa artinya semua ini Ma, beneran Reno ga bisa mikir dengan cepat, mati kutu aku,” keluh Reno menundukkan kepalanya di meja.
“Kenapa kamu ga mencoba mencarinya dari kesukaannya atau kesukaanmu?” Mama Tata ambigu dalam memberikan nasehat.
“Kesukaan kita, contohnya,,” Reno mendongak dan kemudian bertanya dengan pandangan tak mengerti kepada ibunya.
“Misalnya, dari makanan kesukaan, tempat, suasana, bahkan mungkin kategori pendidikan yang kalian sukai,” Mama Tata melirikkan pandangannya karena dia tahu Reno nampak berpikir keras.
“Maksud Mama, seperti menjajaki hal yang kita sukai bersamaan dan dia berada di dalamnya untuk memberikan memori tersendiri agar dia tidak pernah lupa jika itu adalah kesukaan kita bersama,” Reno mempertanyakan kemmungkinan tersebut.
Mama Tata mengangguk mantap.
Reno langsung berbarng di sana tanpa aba-aba sempat membuat Mamanya kaget. Pria itu uga berkali-kali terlihat menghembuskan napas.
“Mama tahu apa yang sekarang Reno pikirkan?” tanya sekaligus pernyataan bagi Reno dan Mamanya hanya menggeleng.
“Mama bukan dukun, kenapa Mama bisa nebak jalan pikiranmu,” celetuk Mama Tata. Reno memiringkan badannya tapi posisinya masih berbaring.
“Kenapa sekarang Mama mulai peduli sama urusan cinta Reno, sejauh ini Mama tak pernah mau tahu apa yang Reno lakukan,” perkataan Reno tersebut sontak membuat mamanya tersedak.
“Salahnya Mama dimana kalau Mama peduli sama nasibmu?” ketus Mama Tata begitu anaknya berkata hal seperti itu.
Reno bangun dari posisinya dan duduk bersila, setelah menggeser duduknya di dekat mamanya bukan berhadapan seperti sebelumnya.
“Mama ga salah tapi berasa tumben aja, karena selama puluhan tahun Reno selalu bercerita apapun sama Mama, Mama cuma menanggapi santai dan terlihat tidak peduli. Dan Reno yakin apa yang Reno lakukan selama ini ke Gladis pun pasti Mama juga tahu,” selidik Reno.
“So,,” dengung Mama Tata.
Reno menggeleng, “Cuma penasaran aja, motif apa yang membuat Mama sampai begini,” kata Reno.
“Jadi sekarang kamu mulai mencurigai Mamamu sendiri?” sindir Mama Tata dan Reno tetap menggeleng.
“Bukan mencurigai Ma, tapi Reno malah berpikir sebaliknya,” jawab Reno santai membuat Mamanya penasaran.
“Maksudnya?” tanya Mama penasaran.
“Sebenarnya tujuan Mama ngomong ini sama Reno apa?” tanya Reno langsung to the point membuat Mama Tata tertawa.
“Jadi kamu benar menyelidiki Mama sekarang, ohh, okey mungkin bukan menyelidiki, tapi lebih ke mencurigai,” kekeh Mama Tata membuat Reno langsung berdecak.
“Kenapa sih perempuan kalo diajak ngomong susah sekali buat percaya sama omongan lelaki, dibilangin aku ga mencurigai Mama masih aja curiga kaya gitu,” protes Reno sambil melipat tangan di dadanya.
“Nah, itu tahu jawabannya,” senyum Mama Tata malah membuat Reno makin ga ngerti.
“Jangan maen misteri-misterian apalagi tebak-tebakan kaya gini deh Ma,” ucap Reno mulai kesal.
Mama Tata tertawa pelan, “Kamu bisa komen kalau Mama susah percaya dengan omonganmu, karena kamu ga bisa membuktikan apa-apa. Dan itu juga sama halnya dengan yang Gladis alami, dia meninggalkanmu karena dia ga percaya dengan apa yang kamu katakan, apalagi yang kamu perbuat.”
*****