When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Farid menatap Fira dengan perasaan yang campur aduk. Dia sendiri khawatir dengan keadaan Resty yang sebenarnya. Dan mengerti jika mama dari Dewa tersebut cemas. Kalau Resty lumpuh selamanya, bagaimana dengan kelangsungan hubungan dua anak Adam itu? “Masih diobservasi, Bu. Doakan saja ini hanya sementara,” jawab Farid dengan perasaan yang gamang. Fira menganggukkan kepalanya, mencoba untuk tidak memperlihatkan suasana hatinya kepada ayah dari Resty ini. Sejujurnya dia khawatir jika Resty lumpuh untuk selamanya. Bagaimana mungkin kalau nanti anaknya justru harus mengurusi istrinya yang cacat? Bagaimana jika mereka juga susah untuk memiliki anak? Fira merasa itu tidak adil bagi putranya. Tetapi dia sendiri sudah berjanji untuk merestui hubungan Dewa dan Resty. Tidak mungkin ditariknya la