When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Fira dan Farid masih mengobrol ketika dokter bergegas masuk ke ruang ICU. Mereka Hera karena ini bukan waktu visite. “Ada apa ya?” Farid bertanya-tanya. Entah mengapa dia merasakan hatinya cemas. Kekhawatiran hatinya muncul begitu saja. Takut jika Resty mengalami sesuatu. Apalagi dokter datang tidak sesuai jadwal. Biasanya jika hal itu terjadi, ada pasien yang perlu tindakan. Apalagi belum lama putrinya pernah kejang. “Dewa kog belum keluar?” tanya Fira khawatir begitu melihat orang-orang keluar dari ruang ICU tanpa adanya putra tunggalnya itu bersama mereka. Dia pun sama cemasnya dengan Farid. Takut terjadi sesuatu atas Resty. Apalagi ketika dilihatnya putra tunggalnya tidak bersama para penjenguk yang lain yang keluar dari sana. Fira pun mencoba menelpon putranya tersebut. Tetapi ti