When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Dahi Liana berkerut mendengar pertanyaan Melani, salah satu anggota circlenya dan Resty. “Maksudmu?” tanya Liana tidak paham. Adelia maju selangkah, mendekati Liana penuh intimidasi. Kemudian berkata dengan penuh penekanan. “Kamu tahu Resty masih sakit, tetapi berani dekat-dekat dengan Pak Dewa.” Liana makin bingung dengan perkataan teman-temannya. “Dekat dengan Pak Dewa gimana?” tanya Liana tidak mengerti. Diana, salah satu yang berwajah cantik populer seperti Resty, gantian melakukan intimidasi kepada Liana. “Diam-diam masuk ruangan Pak Dewa dengan waktu yang cukup lama, kamu pikir itu apa?” dia bertanya seraya tersenyum sinis. Liana pun mulai paham arah pembicaraan Gank-nya itu. Dia masih berfikir positif, bahwa teman-temannya hanya salah sangka. “Oh, itu kan aku han