When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Fira menepuk pundak putranya pelan. “Wa, dampingi Resty,” kata mamanya sedikit memaksa Dewa untuk berjalan di samping brangkar. Akhirnya laki-laki itu berjalan mengiringi brangkar yang ditempati oleh Resty. Tetapi wajahnya masih kaku menatap lurus ke depan. Resty memandang profil kekasihnya itu dari samping. Ada kerinduan dari sorot matanya untuk Dewa. Di sepanjang koridor menuju kamar inap perempuan cantik itu, laki-laki tampan pujaan hatinya tersebut masih bersikap canggung. Fira dan Farid yang melihat hal itu hanya bisa menghela nafas. Berharap Dewa bisa mencairkan hatinya untuk Resty. Begitu sampai kamar inap kelas VIP, Resty langsung dipindahkan ke bed. Dewa masih memilih diam meski Fira sudah memaksanya duduk di samping kekasihnya tersebut. Fira dan Farid duduk bersisian di so