Malam...
Hanna nangis tersedu- sedu di sudut ranjang, Penampilannya sangat kacau. Tubuhnya di penuhi memar dan bekas pegangan erat di tangan, kaki dan perutnya. d**a beserta lehernya di penuhi bercak merah. Hanna tidak sanggup berdiri karena tenaganya habis dan juga organ intimnya sakit dan bengkak, suaranya habis karena berteriak.
''hiks...'' tangis Hanna terdengar oleh Rendra yang sedang tidur tengkurap ia menegakan kepalanya lalu melihat Hanna di sebelahnya, ia tersenyum sambil mengubah posisinya menjadi menghadap Hanna dan memeluk gadis kecil itu dari belakang.
''jangan menangis Hanna, sudahlah semuanya sudah terlambat...'' bisik Rendra seraya tersenyum. Hanna tambah nangis perlahan matanya mulai tertutup dan diam. Hanna sepenuhnya tidak sadarkan diri tubuhnya tiba- tiba saja dingin
''Han,'' panggil Rendra sambil membalik tubuhnya.
''sayang ibu pulang...'' teriak Indri dari lantai bawah. Rendra langsung bangun dengan cepat ia mengambil pakaian miliknya lalu di pakaikan ke Hanna dan menyembunyikan gadis itu di balik sofa. Rendra melilitkan handuk di pingganya lalu membersihkan pakaian Hanna dan di buangnya ke tempat sampah, kasur yang bekas darah perawan Hanna ia tutupi dengan selimut tebal
Clek
''Ren...'' panggil Indri heran. Reflek Rendra langsung berbalik melihat Indri membuka pintu
''eh, sudah pulang...'' kata Rendra kikuk ia mencoba untuk duduk di sudut kasur
''apa yang kamu lakukan dan di mana Hanna...'' tanya Indri ia masuk ke dalam kamarnya sambil melihat sekitar
''aku tidak tau, kemarilah aku membutuhkanmu...'' Rendra menarik Indri dan menidurkannya di kasur
''ada anak- anak...'' bisik Indri tak enak
''sebentar saja...''
''kalo gitu kita main di sofa saja.'' Ajak Indri namun Rendra menggeleng keras
''aku mau sekarang...'' tandas Rendra
Desahan, erangan tak luput dari pendengaran Hanna, di saat Hanna sadar ia seperti hewan yang nyasar di tempat entah berantah, seberusaha mungkin ia membekap mulutnya agar suara tangisnya tidak terdengar.
''Ren...'' panggil Indri setelah selesai bermain.
''hm...'' jawab Rendra
''aku mencintaimu sayang...'' ucap Indri. Rendra hanya diam ia tidak membalas ucapan Indri namun Rendra memeluk Indri tambah kuat
*****
Hanna membuka matanya, hal yang pertama di lihat adalah plafon kamar. Ia mencoba untuk bangun nyeri di bagian intimnya begitu terasa. Hanna sudah terbalut dengan switter berlengan panjang bewarna merah maroon dan celana panjang kain. Hanna mencoba berbaring kembali sambil membuang kejadian semalam.
Ia tidak ingin dan tidak mau ke bawah berkumpul dengan keluarga termasuk Rendra.
''aku membencimu, aku bersumpah akan membununya esok lusa nanti...'' desis Hanna dalam hati