“Sam, harusnya kamu ada di ruang sidang tadi supaya kamu bisa melihat bagaimana perangai mantan suaminya Naomi. Benar-benar toxic sekali jadi laki-laki. Bikin geram.” Bu Widia langsung mengadu pada putranya usai sampai di mobil, karena yang diyakini Samudra menyendiri di kantin. Sementara Naomi tersenyum memandang Samudra. Toh, dia tahu bahwa pria berkulit putih itu mengikuti jalannya sidang. “Masuk dulu, Ma! Nanti ceritanya saat dijalan.” Bu Widia manut. Langsung masuk ke dalam mobil, duduk di jok tengah, tepatnya di belakang Samudra, sedangkan Naomi di sampingnya. “Ayu, di mana?” tanya Samudra mengedarkan pandangannya, tidak menemui satu orangpun yang mirip dengan Ayu. “Dia buru-buru ke rumah sakit,” jawab Naomi. “Apa sesuatu terjadi sama dia?” “Ayu mau program kehamilan. Sudah,