“Ingat untuk patuh! Jangan jadi istri durhaka!” sindir Bu Rosa saat Naomi mencium punggung tangannya sebelum berpamitan ke butik. “Iya.” Naomi mengangguk saja agar cepat selesai. “Sakhi, jaga istrimu! Jangan sampai dia kabur!” “Iya, Bu.” Mereka berpamitan, melangkah masuk ke dalam mobil yang terparkir di depan rumah. “Kita jemput Dea dulu.” “Hmm.” Lagi-lagi Naomi memberi respon positif yang membuat suaminya senang dan besar kepala karena sudah bisa mencocok hidung istri lagi agar patuh padanya. Mobil berjalan menuju kediaman Dea. Sepanjang jalan tidak ada satu obrolan yang diawali oleh Naomi. Dia hanya menjawab apa yang ditanyakan suaminya dan sorotan matanya malah fokus melihat setiap kendaraan yang lalu lalang di jalan. Lantas Sakhi tidak mempermasalahkan dengan sikap dingin istr