Nana menangis lagi. Kemudian wajah Nana mendongak. Prana menarik tissue dari atas meja. Dibersihkan wajah Nana dengan tissue. "Saya salah, tidak menyadari kalau saya hamil." "Kamu tahu?" Prana sangat terkejut. Kepala Nana mengangguk. "Maafkan saya." "Kamu tidak perlu minta maaf. Kita ikhlaskan saja. Mungkin Allah mengambilnya, karena cara kita dalam menghasilkannya salah. Allah ingin, kita berusaha memberikan yang terbaik, dari niat kita, dari cara kita dalam berusaha mendapatkan nya." "Maksud Bos bagaimana?" "Sebelum ini. Kita mulai tidur bersama karena dijebak oleh ibu, bukan dari keinginan kita sendiri, tapi dari hawa nafsu yang tidak bisa kita atasi. Kemudian, saat kita berhubungan, tidak diniatkan sebagai ibadah, hanya sebagai pelampiasan nafsu agar hasrat tersalurkan." Prana