Persiapan

1070 Words
Semua orang yang membaca pesan tertulis riuh bercampur ketakutan. "Tenaaaaaannnggg," teriak Aaron Suasana berubah kondusif kembali setelah mendengar teriakan Aaron "Aku harap kalian bisa tenang dulu. Perjalanan kita untuk menangkap nya sudah semakin dekat, dan aku harap Blue tidak gentar menghadapi penjahat, sebab ini pertama kalinya Blue menghadapi seorang penjahat. Blue…kami akan membantu mu dari belakang. Kalau kau butuh sesuatu segera katakan padaku, " ucap Aaron Bukan sebuah kata-kata yang ku keluarkan untuk jawaban, tapi hanya sebuah anggukan semata yang bisa ku jawab. Ya ini adalah kasus pertama yang ku tangani. Aku tidak boleh takut, dan tidak boleh lengah. Perasaanku kini campur aduk, perasaan gugup, takut mati, semuanya jadi satu. Aku tidak bisa berpikir dengan jernih saat ini. Dan yang ku butuhkan hanyalah ayah ku. Ku ambil ponsel yang tergeletak di meja kamar, dan ku pencet nama ayahku dalam daftar panggilan utama. "Hallo Ayah," sapa ku dengan suara bergetar. "Blue, ada apa nak? Kamu kenapa?" tanya Ayah khawatir. Aku menumpahkan segala isi hati dan kepalaku, serta rasa ketakutan yang mulai menguasai ku saat ini. Ku katakan pada ayahku juga apakah aku harus melakukan kung Fu untuk menangkap seorang penjahat. "Ayah, apakah aku harus menggunakan Kung Fu ku untuk menangkap seorang penjahat?" "Tentu saja sayang, tapi ingat jangan tinggi hati, dalam arti jangan sombong dan hanya dijadikan sebagai ajang pamer saja. Kau menggunakan kung Fu adalah untuk membantu polisi menangkap penjahat bukan?" "Iya,"jawab ku "Kalau begitu kau harus berlatih, ingat sebelum berlatih kau harus menguasai diri dan Yakin kan saja bahwa dirimu bisa, kau bisa mengendalikan situasi dan kau bisa Menangkapnya. Jangan biarkan pikiran negatif menguasaimu!" titah ayah "Aku mengerti." "Ada baiknya jika kau melakukan meditasi untuk menenangkan hati dan pikiran Mu, kalau kau sudah tenang maka kau harus banyak berlatih, ingat ya fokus lah pada titik-titik yang sudah ayah ajarkan, kau pasti bisa nak," ucap Ayah menenangkan ku. Setelah mendapat ketenangan batin, aku langsung mencari tempat yang sepi untuk meditasi dan berlatih. Rekan-rekan ku yang melihat ku menangis di telfon, mengira bahwa telah terjadi sesuatu padaku dan aku sudah tak sanggup lagi menghadapi nya. "Apa yang Blue ucapkan? Aku tidak mengerti," sahut Morgan "Ssshhh… sudah diam, mungkin dia sedang ketakutan karena akan menghadapi penjahat," jawab Gracia. Beberapa menit setelah aku mengakhiri pembicaraan di telfon aku keluar dari kamar menuju balkon dan melakukan meditasi "Hey lihat, apa yang dia lakukan?" tanya Emily "Meditasi," jawab Spencer "Spencer… jangan katakan kalau kau menyukainya, karena sejak tadi kami melihat kau begitu khawatir padanya. Dan rasa kekhawatiran Mu melebihi rasa kekhawatiran kepada kami," ucap Morgan. Spencer tidak menjawab sepatah katapun, dia hanya menjawabnya dengan sebuah senyuman simpul penuh makna. "Aahh… kau benar-benar menyukai nya, hahahaha wah, sebentar lagi akan ada yang berpasangan di kantor, hahahaha," ledek Morgan "Biarkan saja kalau mereka berpasangan lagi pula mereka sangat cocok sekali, mereka berdua kan smagat pintar, hahahaha," ledek AJ Ku biarkan mereka sibuk masing masing di dalam apartmen aku hanya ingin fokus menenangkan hati dn pikiran sebelum aku beraksi. Cukup lama aku melakukan meditasi, yakni sekitar 2 jam. Rupanya rekan-rekan yang di dalam selalu memperhatikan gerak - gerikku. Usai Meditasi, mereka semua datang menghampiri ku. "Blue… apa kau baik-baik saja?" tanya Gracia "Ya sangat baik daripada tadi, ada apa?" "Mandy mengatakan kalau kau harus tiba di peternakan saat makan malam, yakni sekitar pukul 8 malam," ucap Gracia Jam 8 malam…hmmm… dan sekarang pukul berapa?" "Pukul 4 sore, memangnya ada apa?" tanya Emily "Bolehkah aku meminta waktu selama 4 jam untuk berlatih?" pintaku Dengan berusaha menenangkan pikiran, aku mencoba untuk fokus pada latihan wing chun. Dengan menggunakan peralatan seadanya, aku berlatih wing chun dengan menggunakan tiang penyangga bangunan dan tiang lampu penerang jalanan. Selain itu juga berlatih silat tai chi dan berbagai jurus kung Fu lainnya. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 7,dan aku memutuskan untuk menyelesaikan latihanku. "Prok...prok,"mereka bertepuk tangan besorak gembira melihatku berlatih. Aku berbalik menuju asal suara tepuk tangan, dan mendapati mereka sedang duduk sambil bertepuk tangan, layaknya seorang penonton yang sangat puas menonton sebuah pertunjukan. Dengan malu-malu aku berjalan mundur dan kemudian lari kecil menuju kamarku. "Harusnya David melihat ini, dan jangan asal membencinya," ujar AJ "Kau benar… kalian. Tahu tidak kalau menurutku Blue seperti memiliki kemampuan suoranatural, dia depeti mengerti dan sudah mengetahui terlebih dahulu siapa pelakunya," sahut Morgan "Mungkin hanya sebuah kebetulan saja Morgan, coba saja nanti kita lihat, dia kan bukan Tuhan juga, Manusia itu pasti juga ada salahnya, saranku, jangan terlalu mendewakan manusia, tidak baik." balas Emily "Ya baiklah, setidaknya memuji sedikit anak baru itu di depan David boleh kan, lagi pula aku tidak suka cara David terlalu merendahkan Blue," jawab Morgan "Baiklah… ayo semua kita bersiap untuk malam ini, semoga kita berhasil dan tidak ada yang terluka malam ini,"ucap AJ. Selama satu jam lamanya, aku berdandan habis-habiskan menjadi pria, dengan tujuan tentunya untuk memikat Mandy Lawrence. Begitu juga dengan rekan rekan Tim B. A. U dan tim FBI. Tepat pukul 8 malam, semua sudah siap dengan posisi penyamaran masing-masing. Dan tepat pukul 8 malam juga, Mandy Lawrence mengirimkan sebuah peta menuju peternakan, ditambah sebuah pesan yang bertuliskan "jangan sampai terlambat." Aku memakai sebuah kaos tanpa lengan dan kemeja panel kotak kotak serta celana bahan yang bisa ku pakai untuk berlatih kung-Fu berwarna abu-abu. Aku lebih memilih menggunakan celana bahan ini daripada menggunakan celana jeans. Alasannya agar ku bebas bergerak, terutama saat aku sedang melawan musuhku. Jarak tempuh dari Apartmen menuju peternakan memakan waktu hingga 2,5 jam lamanya, dan tentu saja sejak tadi, Mandy selalu menelfon, sudah sampai dimana kah aku kini. Bersama dengan Aaron, Spencer, Morgan dan AJ, aku berada dalam sebuah mobil sport. Dan membahas mengenai rencana untuk nanti. "Blue, kau harus terus menggunakan earphone dan microphone ini, dan jangan sampai terlepas. Kalau sampai terlepas, artinya kau sedang dalam keadaan bahaya," ucap Aaron. "Baiklah," jawabku sambil memasang earphone di kedua telingaku dan microphone yang ku kaitkan di kaos dengan menggunakan peniti. "Kami akan berjaga di luar peternakan, mobil semuanya kami parkir tidak terlalu jauh dari peternakan, agar Mandy Lawrence tidak merasa curiga dan tidak merasa sedang di serang." Tiba-tiba Morgan menghentikan laju mobil kami, di salah satu gudang penyimpanan alat berat seperti traktor. Semua mobil polisi berada di sini. "Peternakan nya itu, kau hanya tinggal berjalan sedikit saja," ucap Morgan sambil menunjukkan peternakan yang dimaksudkan oleh Mandy Lawrence. "Kalau kau takut, kami bisa menemani mu," ucap AJ sambil menggandeng Spencer dan Morgan. "Tidak, aku yakin Mandy Lawrence sudah menungguku di depan peternakan nya, jadi lebih baik aku sendiri," jawabku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD