Gadis kung fu

1004 Words
"Hi, kami polisi, dan terima kasih kalian sudah membantu kami dalam menangkap penjahat," ucap AJ "Oh... Kalau begitu sama dong seperti...." sebelum ayahku melanjutkan perkataannya, aku langsung memotongnya "Oke...maaf kalau kami tadi sedikit melakukan kesalahan, dengan me pertunjukan kung Fu," ucap ku. "Ah...tidak apa-apa, bolehkah kami membawa para penjahat ini untuk di bawa ke kantor polisi?" tanya Seorang wanita yang terlihat jelas nama nya AJ dan dia bekerja di B. A. U "Oh tentu saja, silakan saja," ucap ku sambil mengangkat para penjahat dan menyerahkan pada wanita itu. Mereka berdua keluar dari kedai bakmi sambil membawa 7 orang kawanan perampok. Para petugas polisi terkejut bukan main karena seharusnya merekalah yang menangkap. " Maaf permisi, apakah anda yang menangkap ke tujuh kawanan perampok?" tanya salah seorang polisi "Bukan kami, tapi ada dua orang yang melawan kawanan perampok ini dengan tangan kosong, hanya dengan menggunakan ilmu kung Fu nya saja," ucap Spencer "Wow., keren nya," balas sang Polisi "Hey kalian ayo cepat Bawa mereka ke kantor, dan usahakan jangan sampai mereka kabur!" ancam AJ Para polisi pergi satu per satu, begitu juga dengan dua orang yang bernama AJ dan Spencer. "Blue, kenapa kau tak mengatakan pada mereka kalau kau juga besok akan bekerja di B. A. U?" tanya Ayah heran "Ya... Nggak apa-apa kan, lagian untuk apa aku bilang, nanti juga hari senin aku bertemu, dan artinya mereka kan senior aku, ya aku jua harus hormat dan sopan santun lah dengan mereka berdua," jawab ku. "Hmmm... Begitu maksudmu." Saat kami sedang berbincang, terdengar suara keluhan dari pemilik kedai yang emosi melihat kedainya berantakan. "Aduhh... Kenapa jadi berantakan begini sih," keluh pemilik kedai Aku memberanikan diri untuk meminta maaf pada pemilik kedai atas kekacauan yang sudah kami buat. "Permisi paman, saya minta maaf. Karena saya dan ayah saya sudah membuat kedai saya jadi berantakan begini," ucap ku. "Jadi kalian yang membuat kedai saya jadi berantakan begini? Adakah dari kalian bertanggung jawab atas kekacauan dan barang-barang saya Kebanyakan pecah?" tanya pemilik kedai "Saya siap bertanggung jawab atas kekacauan ini," jawabku "Maaf Tuan, kekacauan ini juga saya yang buat, jadi anda bisa salahkan saya, jangan salahkan putri saya,"sambung Ayah. " Baiklah karena kalian berdua sudah mengaku salah, artinya kalian berdua juga harus menerima konsekuensi nya, yaitu.... " Pemilik kedai mengambil beberapa voucher makan gratis sebanyak 10 lembar dan juga potongan harga yang. berlaku sampai 6 bulan ke depan "Ini untuk kalian, "ucap pemilik kedai seraya memberikan lembaran voucher dan potongan harga untuk kami. "Apa ini?" tanya Ayah "Ini tanda terima kasih saya kepada kalian berdua, karena sudah berbaik hati menolong kedai ini dan juga karyawan saya," jawab pemilik kedai "Oh, maaf kami melakukannya dengan ikhlas, kami tidak mau menerima hal ini, dan jujur saja, kami senang bisa menolong kalian," ucap ayah dengan tegas. Merasa di tolak, pemilik kedai itu lalu memberikan lembaran voucher kepada ku. "Ah kalau begitu adik kecil ini saja ya, ini paman berikan padamu," ucap Pemilik kedai Saat tanganku sudah siap menerima hadiah pemberian pemilik kedai, tiba-tiba saja tangan ayah langsung memukul punggung tangan. "Kau ini," ucap Ayah sambil matanya melotot. "Begini saja, berikan saja hadiah ini untuk orang-orang yang membutuhkan makanan di luar sana, para tuna wisma, dan para anak yatim piatu," usul ayah "Hmmm... Baiklah kalau begitu karena kita berasal dari kampung yang sama, ya sudah lah... Hahahaha saya hormati keputusan anda," jawab pemilik kedai lemas. "Baiklah kami mau bayar setelah itu kami mau pulang," sambung ku "Ahw...tidak usah di bayar, gratis, benar-benar gratis untuk anda," jawab pemilik kedai "Benarkah?" tanya ku "Blue, ayo kita pergi," ajak ayah "Maaf tuan," ucap ku sambil membungkuk dan pergi dari hadapan pemilik kedai Sstah kami keluar dari kedai mie, ayah sempat memarahi ku selama dalam perjalanan menuju pusat perbelanjaan. "Blue! Berapa kali ayah sudah katakan padamu, kalau kau menolong orang jangan mengharapkan hadiah, itu namanya tidak ikhlas nak," ujar Ayah geram padaku Aku hanya bisa tertunduk dengan bibir manyun. "Tapi kan tadi bukan Blue yang minta, pemilik kedainya sendiri yang memberikannya," ucap ku "Eeehh... malah menjawab! Bukannya di renungkan." Walaupun Biksu Yen bukanlah ayah kandungku, akan tetapi, dia selalu mengajarkan untuk selalu berbuat baik dan selalu merendah - jangan pernah sombong dengan ilmu yang kita miliki. Seperti ini, ketika kita memiliki ilmu, baik itu ilmu pengobatan, ilmu kung Fu, dan ilmu yang lainnya hendaknya sebagai manusia mengamalkan ilmu dan memberikan nya kepada manusia lainnya. Meski agak dongkol karena selalu di marahi oleh ayah tapi aku tahu, jauh di dalam lubuk hatinya, aku sudah mengetahuinya apa tujuannya memarahiku, tak lain dan tak bukan adalah hanya aku terus menjadi manusia yang tinggi hati. Sementara itu di kantor.. "Hey kalian darimana?" tanya Morgan "Habis makan di kedai bakmi chinnese food," jawab AJ "Kok, nggak ngajak kita," tanya Morgan "Ya tadi tidak sempat," ucap Spencer "oh iya... Kau tahu tidak, kalau ada seorang gadis yang jago sekali kung Fu nya "Wuih... Benarkah itu? Cantik nggak orang nya?" tanya Morgan "Seperti seorang wanita Asia pada umumnya," jawab Spencer "Oh, tidak seksi berarti?" pancing Morgan "Hm, kalau yang itu tergantung cara kalian melihat dari sudut pandang nya.", jawab Dmitri Spencer "Iya juga sih, lantas bagaimana denganmu?" "Kalau aku yang mengatakan, sudah cantik, tubuhnya seksi, ramah banget," jawab Dmitri Spencer. Ketika sedang asyik bercanda, tiba-tiba mereka terdiam, Morgan tak sengaja menabrak Jethro "Jethro, bagaimana hasil rapatnya?" tanya Morgan "Kau bisa tanyakan pada pimpinan Mu Aaron."jawab Jethro " Baik, " balas Morgan dan Spencer. Setelah Jethro pergi Morgan kembali, menanyakan perihal seorang gadis yang memiliki kemampuan kung Fu, kan jarang sekali ada wanita yang menguasai kung Fu. Saat Jethro ingin menutup pintu, tiba-tiba Jethro mengingat ketika dirinya sedang di landa kesedihan, selain itu juga bayangan akan putrinya langsung datang. Jethro sempat menjatuhkan beberapa dokumen. "Blue," sapa nya dalam hati sambil memegang pendant yang ia buat sebum ia serahkan putrinya. Jethro sempat merasa aneh beberapa menit kemudian, seperti merasa rindu yang tak tertahan kan. "Apakah Blue masih hidup?" gumam Jethro dalam hati Sesuai dengan perjanjian antara dirinya dengan Biksu Yen, ketika ia sudah mencapai usia yang dewasa, Biksu Yen akan Mengembalikan diri Blue ke pelukan nya
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD