Tiga Puluh Sembilan - Tersisihkan

1017 Words

Di kamar, Raina hanya duduk termenung di ranjang sambil menatap kosong kedepan. Raina tak mengerti dengan situasi yang terjadi hingga Bundanya mengadopsi anak dan sialnya dia adalah seseorang yang selalu menggoda tunangannya. Tunggu Marel? Dia baru menyadari sesuatu Semoga apa yang dia pikirkan salah. Cklek! Pintu kamar terbuka, buru-buru Raina menormalkan ekspresinya. Terlihat Edgar dan Rafel memasuki kamar dengan senyum mengembang. "Kok gak dimakan?" tanya Edgar masih dengan senyumannya. "Kenyang Kak," jawab Raina singkat. Edgar menghela napasnya. Ia tau Adiknya sedang memikirkan sesuatu. Tugasnya adalah mencari tau apa yang sebenarnya terjadi. Edgar dan Rafel memeluk Adiknya dengan memejamkan mata. "Makasih Kak, kalian selalu ada buat Rain," ucap Raina tulus. "Gak perlu bi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD