BYAN POV. Sedari tadi gue memandang Luna yang sibuk dengan handphonenya. Entah hal menarik apa yang membuat matanya begitu asyik melihatnya, sepanjang jalan gue diabaikan hanya karena benda persegi itu. "Luna." Mulut gue membuka suara. Gue merasa nggak lebih berharga daripada sebuah handphone, makanya gue panggil dia biar nggak sibuk sama benda persegi itu lagi. Luna memandang ke arah gue, sambil tangannya memasukkan handphone ke dalam tas kecilnya. "Iya, Mas. Ada apa?" sahutnya dengan lembut. Aduh Please jangan pakai nada gitu bisa nggak sih? Gue nggak tahan dengernya jadi pengin cium lo bocah! "Nggak jadi." "Ih, ada apa sih? Kok nggak jadi." Desis Luna penasaran. "Nggak apa-apa. Nggak penting juga." sahut gue. "Apa sih Mas? Luna penasaran." "Enggak." "Enggak apa?" Tanya Lu