Hasil Diskusi

1098 Words

Nada’s POV Bukan mimpi, aku benar-benar menyentuh wajahnya dan … bibirnya. Malu sekali rasanya. “M—maaf saya bermimpi,” lirihku menarik tanganku yang lancang ini kembali ke sisiku. Mendengar responku Aa’ mengerutkan keningnya. “Siapa yang ada di dalam mimpimu?” tanyanya penasaran. “Bara,” jawabku asal. “Nada!” Aku menarik selimutku hingga menutupi bahu, kemudian memunggunginya. “Nada! Bisa-bisanya kamu memimpikan lelaki lain dan menyentuh bibirnya seperti itu?” Aku memejamkan mataku, malu bukan main. Biar saja dia sibuk dengan pikirannya. Bisa-bisanya aku tidak menyadari kehadirannya. Tidak bisa membedakan mana mimpi dan mana yang nyata. Aku yang tidak ingin melihatnya malah bertekuk lutut dalam pesonanya bahkan di alam bawah sadarku. “Nada—” Saat dia kembali ingin melayangkan p

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD