Part 4 ( Kematian)

832 Words
Viviana sedikit bersiul melihat mobil yang terparkir rapi digarasi rumah Gerald. “Kita akan naik mobil ini?” “Hemm,masuklah”Gerald menjawab pertanyaan vivian sambil berjalan menuju kemudi mobil. Dan Brakkkk.... Gerald menepuk dahinya melihat kelakuan Vivian saat menutup pintu mobilnya begitu keras. “VIVIANA HUANG ZIAN INI BUKAN MOBIL ANGKOT,BISAKAH KAU MENUTUPNYA LEBIH PELAN” Vivian tersentak mendengar teriakan Geraldi”maaf ge” Sial..!!!sabar-sabar Gerald..!! Tidak butuh waktu lama mobil Gerald untuk sampai dihalaman sekolah Viviana. “ge nanti tidak usah dijemput,biar aku naik angkot saja” “hemm,lebih bagus kau naik angkot” Vivian mengerucutkan bibirnya mendengar perkataan Gerald.”dasar pria tua tidak punya persaan”gumam Vivian. Saat Viviana akan menutup mobilnya Gerald menghentikan tangan vivian. ”biar aku yang menutupnya” Tanpa mengucapkan terimakasih Viviana langsung membalikkan badan,berjalan menuju kelas. Rasa kesalnya semakin tidak bisa dibendung. Derrrt...derrrt Vivian menghentikan langkahnya saat mendengar ponselnya bergetar,Vivian mengambil ponsel dari saku kemejanya lalu membuka pesan masuk. “Hari ini tepat hari kematian Adrian,apa kau akan mengunjungi makamnya?” Angga huang zian- Viviana merasakan kepedihannya kembali saat membaca pesan singkat dari Angga. “Aku rasa tidak,karena hari ini bukan hari libur ko,ahir pekan aku berencana pulang ke surabaya untuk mengunjungi makam ko Adrian.” Viviana huang zian- Setelah menunggu beberapa detik Angga kembali membalas pesan singkat Viviana. “Bagus,pulanglah jangan lupa kau jenguk juga mama dan papa pasti mereka merindukanmu. Koko tau pasti ini berat untukmu,ko Angga yakin mama pasti sudah memaafkanmu.” Angga huang zian- “Sepertinya itu bukan ide yang bagus. Aku tidak mau mama kembali menyalahkanku dan meneriaki ku. Aku tidak mau dia semakin menggila setelah melihatku lagi”. Viviana huang zian- “Jangan berfikir macam-macam,tidak ada orangtua yang mau berlama-lama memusuhi anaknya,ko Angga yakin mama sudah memaafkanmu jauh dilubuk hatinya.” Angga huang zian- Vivian malas membalas pesan balasan yang Angga kirim,ia kembali memasukkan ponselnya kedalam saku dan melanjutkan langkahnya menuju kelas. Setelah sampai dikelas Vivian tersenyum melihat tingkah konyol ketiga temannya saat bercanda. Seakan kesedihan yang baru ia dapat menghilang begitu saja. Ester,Widya dan Stefani adalah teman Vivian yang selalu membuat ia tertawa karena hal-hal gila yang mereka lakukan. “Sepertinya perbincangan kalian seru” Ketiga temannya tersentak mendengar suara Viviana,mereka terlalu asik bercanda sampai tidak menyadari kedatangan Viviana. Ester memperlihatkan semyum sumringahnya kepada Vivian”Vi kau tadi diantar siapa” “uncle Gerald,kenapa?”Vivian menatap Ester dengan tatapan penuh curiga,Vivian tau temannya yang satu ini paling berbeda,dia gadis yang sangat tergila-gila saat melihat pria seksi. “oh sudah uncle-uncle”jawabnya tak bersemangat. “uncle seksi tepatnya”Widya menyela pembicaraan Ester dan Vivian. Ester dan Vivian saling pandang. “Tidak usah heran. aku tau dari mana,karena aku salah satu penggemarnya”Widya tersenyum menyebalkan kearah ketiga temannya. “Apa kau pernah melihat uncle Gerald?”tanya Vivian penuh selidik. “Lebih tepatnya aku mengenalnya bukan hanya melihat tapi mengenal,dan sangat kenal karena dia salah satu dokter tertanpan dirumah sakit tempat mommyku bekerja,bahkan aku sangat hafal dengan plat nomor mobilnya” “jadi yang sering kau ceritakan itu dokter Gerald,dokter yang biasa kau sebut dokter cihuy" “yes betul,dia dokter tampan dan tajir,dokter Gerald adalah anak dari pemilik saham terbesar dirumah sakit tempat mommyku bekerja"Widya tersenyum dengan rasa bangga karena telah mengenal terlebih dahulu pria yang digosipkan temannya. Vivian mengerdikkan bahu sambil berkata”tidak heran kau sangat menggilainya,karena dia salah satu pria idaman mu,pria berdompet tebal” Mendengar perkataan Vivian yang tepat sasaran membuat Ester dan Stefani tertawa terpingkal-pingkal,sedang Widya hanya menunjukkan muka masamnya. “Vi apa kau nanti ikut keacara kita makan-makan,sepulang sekolah,kau taukan ini hari ulang tahun Ester?" “maaf Stef sepertinya aku tidak bisa,kau tau sendiri aku harus bekerja sepulang sekolah dan kau Ester aku hanya bisa mengucapkan selamat atas ulang tahunmu" Stefani dan ester mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah katapun karena ia tau selama ini Vivian yang paling berbeda diantara ketiga temannya,Viviana bekerja paruh waktu setelah pulang sekolah. Menjadi OG dirumah sakit tempat mommy Widya bekerja. “tunggu harusnya kau tau kalo dokter cihuy yang dimaksud Widya adalah uncle yang kau sebut tadi,bukankah selama ini Kau bekerja paruh waktu dirumah sakit tempat mommy Widya bekerja?”tanya Ester sedikit heran. Viviana menggeleng”aku tidak tau karena aku disana hanya OG jadi tidak berani memperhatikan dokter-dokter tampan disana" Vivian terpaksa bekerja paruh waktu agar tidak membebani Angga dan papanya. Viviana ingin belajar hidup mandiri,ia ingin mamanya tau bahwa dia sudah benar-benar berubah,bukan lagi Viviana yang manja. Meski papanya dan Angga selalu berusaha memenuhi kebutuhannya Viviana selalu menolak,ia ingin benar-benar mandiri untuk memenuhi semua kebutuhanya diluar kebutuhan sekolah,kalo untuk keperluan bayar sekolah ia masih membutuhkan bantuan papanya dan Angga. Perbincangan mereka berhenti saat seorang guru masuk kedalam kelas dan memulai pelajaran. Dokter tamfan...tajir pulakkagak ada yang mau nolak.... Ester sipenggila pria seksi,widya sipenggila dompet tebal,stefani si penggila pria hot,dan viviana mungkin lebih tepatnya sipenggila pria matangsepertinya formasi yang lengkap. Kalo aku sepinggila semuanya kali yakkknanggung mak satu-satu Bantu vote dan komen yak...jika ada kesalahan siap menerima kritikan
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD