BAB 32

1187 Words

OLIVIA menghela napasnya dengan gusar sembari memegang kepalanya yang sudah terasa sangat pusing. Raut wajahnya terlihat lesu, seperti tidak punya semangat hidup lagi. Pikirannya masih dibayang-bayangi oleh perkataan Dion kemarin petang. Bagaimana ia akan menuruti permintaan cowok itu untuk masuk ke ekskul THK (Tanaman Hias Keluarga) jika hidungnya selalu sensitif akan serbuk bunga? Percuma saja, Dion tidak pernah memberikan Olivia waktu untuk menjelaskan semuanya. Olivia menggaruk kepala yang sebenarnya tidak terasa gatal, tidak punya cara lain, ia pun menyerah. Napasnya keluar lagi dengan lelah, kemudian ia menidurkan kepalanya di meja. "Liv, kantin masih sepi tuh. Yuk kita otw langsung, keburu kehabisan tempat." Pita, yang duduk di sebelahnya, menyenggol Olivia mengunakan sikutnya.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD