"Pisaunya tajem banget, loh, Yank. Ini kalo kegores dikit aja bisa langsung berdarah." Arya mengusap-usap pisau sambil tersenyum ke arah Senja. Pria dengan gaya rambut haircut itu terlihat sangat tampan. Hidungnya yang mancung, kulitnya putih. Apalagi dengan kemeja putih digulung sampai ke siku dan dua kancing teratas dibuka. Di mata Senja, Arya terlihat seperti lukisan tanpa cela. Akan tetapi, bagi Cakrawala dia terlihat licik ketika sedang memainkan pisau. "Menurut lo gimana, Wala?" Arya menoleh ke arah Cakrawala dan tersenyum menyeringai. Entah sejak kapan Cakrawala berdiri mematung tidak jauh dari tempat Arya duduk. Padahal ketika berteriak tadi, dia melangkah cepat seolah ingin menerkam Arya hidup-hidup. Mungkinkah dia takut karena pisau tajam yang ada di tangan pria itu? Meskipun