Bab 12

2175 Words
Pagi jelas datang, Mentari tepat waktu menyirami bumi dengan kehangatan sinarnya. Hari ini adalah hari pertama dalam minggu ini. Mama Endah, Ummi dan Jojo sudah bersiap melaksanakan tugas masing-masing. Walau tak jauh dari rumah, namun Ummi dan Jojo selalu berangkat lebih awal. Sambil mencium tangannya saat bersalaman dengan pakde Darjan, Ummi berpamitan. "Pakde, Ummi berangkat kerja dulu ya. Nanti sebelum makan siang Ummi sudah kembali kok. Kalau pakde gak keberatan bisa melihat-lihat aktifitas pabrik. Gak jauh kok. itu di sebelah timur rumah." "Iya... Kerja yg rajin. Doa pakde selalu menyertaimu. Biar sukses dan cepet kaya. dan Banyak punya sawah, kebun dan ladang serta Ruma mewah kayak Istana." Jawabnya. Kata Ummi dalam hati: "Ituuuuu...ituuuu....ituuuu ajja yg ada dibenak pakde." Sementara itu.... Mama Endah sudah duduk di meja kerjanya, yang kebetulan berkantor di rumah. Pak Darjan sang Tamu istimewa, mondar-mandir gelisah. Sesekali dia melirik "Brankas" Yang dikatakan Ummi semalam. "Mungkin Ini lemari yang dikatakan keponakanku. Tapi kok aneh, aku baru kali ini melihatnya lemari seaneh ini." Pikirnya. "Kepingin mendekati lemari aneh itu, tapi malu, karena si tuan rumah malah duduk disampingnya." Katanya dalam hati. Diambilnya pisang goreng, dirangkapnya hingga tiga, diletakkan di tangan kirinya. Diteguknya kopi di cangkir alumunium ukuran seliter. Glek... Glek... Glek. "Waooo, kopi apa ini kok mantab habis." Pikirnya. Lalu digigit tiga pisang goreng yg dijadikan satu... mak nyeees. Tiba-tiba.. pak Darjan melihat Mama Endah membuka lemari aneh. Mata pak Darjan jadi hijau keungu-unguan ( mungkin) Tumpukan uang kertas warna merah yg hampir memenuhi lemari aneh itu. "Wooo wooo wooo wooo wooowoo!! Itu uang beneran?" Tanyanya dalam hati. Otak pak Darjan langsung kembut -kembut... cenat cenut. Dadanya kembang kempis. Lutut nya lemas, badan nya meriang, dan bibirnya kesemutan karena terlalu lama digigitnya sendiri. Karena merasa gelisah peke bingit, pakde keluar menghirup udara segar. Melihat dua orang menuju rumah keponakan yg masing-masing bawa tas. Maka pak Darjan pun menyapa mereka : "Ada perlu apa? Saya ini pamannya neng Ummi menantunya yg punya rumah ini." "oooooooooo, Begitu yaaaa." Ledek sang tamu. "Saya mau bertemu sama Ibu Endah." Lanjutnya. "Ada perlu apa?" Tanya pak Darjan penasaran. "Mau setor uang lah pakde!" "Hem.... Banyak ya? Berapa juta?" Tanyanya makin penasaran. "Lima Miliyaaar lah pakde." Jawabnya jengkel. Pak Darjan mengantarkan mereka berdua. Rasa penasarannya membuat dia kelihatan makin t***l. "Waduuuh, Waduuh.. Waduh!!! Uang... uuuuang... uaaang !!!. TERNYATA...Keponakanku pinter juga nyari suami... Kaya.. Uangnya sampai bermiliyar-miliiiiyaaar!" Tubuhnya makin gemetaran melihat uang bertumpuk-tumpuk. Pikirannya mengembara entah kemana. …………………………. Sebenarnya Usaha yang digagas oleh pak Tjandra yang baru dirintis ini masih tergolong usaha rumahan. Usaha Penggilingan beras, kopi dan tepung beras merk Putri Tunggal, memiliki 3 sales, khusus memasarkan produk ini ke distributor besar dan kecil. dan mereka hanya membawa sample. Bila ada yang tertarik kemudian memesan, maka mereka akan mencatat, nama Toko, nama tuan pemilik toko atau distributor serta alamat lengkap. kemudian barang apa yang mereka pesan sekaligus Jumlah. Memiliki 3 supir Khusus Membawa truk. Bertugas mengirim pesanan partai besar. masing-masing didampingi Kenek dan sales yang Khusus menagih uang kepada distributor / pelanggan yang pesanannya sudah sampai. Memiliki 2 supir khusus yang mengantar pesanan dalam skala kecil + Kenek dan sales penagih. Sedang dibagian produksi penggilingan beras ada 10 orang, antara lain di bagian penggilingan dan pengepakan, dibagian produksi kopi bubuk ada 6 orang, serta 8 orang dibagian produksi tepung beras. Karena kenalan pak Tjandra banyak yang berkecimpung didunia bisnis dibidang distributor, jadi cukup menolong usaha ini. Kembali pada aktivitas pabrik. Waktu menunjukkan tepat pukul 12.00. Jojo dan Ummi pulang, untuk makan siang. Hari ini mereka berdua pulang lebih awal. Mengingat di rumah ada tamu Istimewa. Usai makan siang mereka berdua sengaja tidak kembali ke pabrik, karena ingin menemani pakdenya yang "Super" itu. Tanpa memberitahukan akan kemana. Ummi mengeluarkan mobil dari garasi. Kemudian mengajak pakdenya. "Pipi yang nyetir ya tayank." Pintanya. "He'em." Balasnya. Usai pamit Mama, mereka bertiga pun meluncur. Selama diperjalanan mereka tak banyak bicara. Ummi tertidur disamping suaminya. Pakde Darjan mengembara bersama pikirannya. Dan akhirnya terlelap juga. Tempat yang dituju sudah sampai. Ternyata, Ummi dan Jojo bermaksud mengajak ke Istana Papanya. "Pakde, sudah sampai". Kata Ummi perlahan. "Ups... pakde ketiduran ya?" Dibukakannya pintu mobil, dan mengajak pakde masuk. Tolah-toleh, mlonga-mlongo, mirip Tarzan yang baru keluar dari hutan dan menginjakkan kaki ditempat asing. "Silahkan duduk De." "Ini rumahmu ya nduk?" "Iya pakde." …………… Pagi jelas datang, Mentari tepat waktu menyirami bumi dengan kehangatan sinarnya. Hari ini adalah hari pertama dalam minggu ini. Mama Endah, Ummi dan Jojo sudah bersiap melaksanakan tugas masing-masing. Walau tak jauh dari rumah, namun Ummi dan Jojo selalu berangkat lebih awal. Sambil mencium tangannya saat bersalaman dengan pakde Darjan, Ummi berpamitan. "Pakde, Ummi berangkat kerja dulu ya. Nanti sebelum makan siang Ummi sudah kembali kok. Kalau pakde gak keberatan bisa melihat-lihat aktifitas pabrik. Gak jauh kok. itu di sebelah timur rumah." "Iya... Kerja yg rajin. Doa pakde selalu menyertaimu. Biar sukses dan cepet kaya. dan Banyak punya sawah, kebun dan ladang serta Ruma mewah kayak Istana." Jawabnya. Kata Ummi dlm hati: "Ituuuuu...ituuuu....ituuuu ajja yg ada dibenak pakde." Sementara itu.... Mama Endah sudah duduk di meja kerjanya, yang kebetulan berkantor di rumah. Pak Darjan sang Tamu istimewa, mondar-mandir gelisah. Sesekali dia melirik "Brankas" yang dikatakan Ummi semalam. "Mungkin Ini lemari yang dikatakan keponakanku. Tapi kok aneh, aku baru kali ini melihatnya lemari seaneh ini." Pikirnya. "Kepingin mendekati lemari aneh itu, tapi malu, karena si tuan rumah malah duduk disampingnya." Katanya dalam hati. Diambilnya pisang goreng, dirangkapnya hingga tiga, diletakkan ditangan kirinya. Diteguknya kopi di cangkir almunium ukuran seliter. Glek... Glek... Glek. "Waooo, kopi apa ini kok mantab habis." Pikirnya. Lalu digigit tiga pisang goreng yg dijadikan satu... mak nyreeees. Tiba-tiba.. pak Darjan melihat Mama Endah membuka lemari aneh. Mata pak Darjan jadi hijau keungu-unguan (mungkin) Tumpukan uang kertas warna merah yang hampir memenuhi lemari aneh itu. "Awooooo wooowooowoooo wooowoo!!! Itu uang beneran?" Tanyanya dalam hati. Otak pak Darjan langsung kembut -kembut... cenat cenut. Dadanya kembang kempis. Lututnya lemas, badannya meriang, dan bibirnya kesemutan krn terlalu lama digigitnya sendiri. Karena merasa gelisah peke bingit, pakde keluar menghirup udara segar. Melihat dua orang menuju rumah keponakan yg masing-masing bawa tas. Maka pak Darjanpun menyapa mereka : "Ada perlu apa? Saya ini pamannya neng Ummi menantunya yg punya rumah ini," "oooooooooo, Begitu yaaaa." Ledek sang tamu. "Saya mau bertemu sama Ibu Endah." Lanjutnya. "Ada perlu apa?" Tanya pak Darjan penasaran. "Mau setor uang lah pakde!" "Hem.... Banyak ya? Berapa juta?" Tanyanya makin penasaran. "Lima Miliyaaar lah pakde." Jawabnya jengkel. Pak Darjan mengantarkan mrk berdua. Rasa penasarannya membuat dia kelihatan makin t***l. "Waduuuh, Waduuh.. Waduuu..!!! Uang... uuuuang... uaaang !!!. TERNYATA...Keponakanku pinter juga nyari suami... Kaya.. Uangnya sampai bermiliyar-miliiiiyaaar!" Tubuhnya makin gemetara melihat uang bertumpuk-tumpuk. Pikirannya mengembara entah kemana. Sebenarnya Usaha yg digagas oleh pak Tjandra yang baru dirintis ini masih tergolong usaha rumahan. Usaha Penggilingan beras, kopi dan tepung beras merk Putri Tunggal, memiliki 3 sales, khusus memasarkan produk ini ke distributor besar dan kecil. dan mereka hanya membawa sample. Bila ada yg tertarik kemudian memesan, maka mrk akan mencatat, nama Toko, nama tuan pemilik toko atau distributor serta alamat lengkap. kemudian barang apa yg mrk pesan sekaligus Jumlah. Memiliki 3 supir Khusus Membawa truk. Bertugas mengirim pesanan partai besar. masing-masing didampingi Kenek dan sales yg Khusus menagih uang kpd distributor / pelanggan yg pesanannya sudah sampai. Memiliki 2 supir khusus yg mengantar pesanan dlm skala kecil + Kenek dan sales penagih. Sedang dibagian produksi penggilingan beras ada 10 orang, antara lain di bagian penggilingan dan pengepakan. dibagian produksi kopi bubuk ada 6 orang, serta 8 orang dibagian produksi tepung beras. Karena kenalan pak Tjandra banyak yg berkecimpung didunia bisnis dibidang distributor, jadi cukup menolong usaha ini. Kembali pada aktifitas pabrik. Waktu menunjukkan tepat pukul 12.00. Jojo dan Ummi pulang, untuk makan siang. Hari ini mereka berdua pulang lebih awal. Mengingat di rumah ada tamu Istimewa. Usai makan siang mrk berdua sengaja tidak kembali ke pabrik, krn ingin menemani pakdenya yang "Super" itu. Tanpa memberitahukan akan kemana. Ummi mengeluarkan mobil dr garasi. Kemudian mengajak pakdenya. "Pipi yg nyetir ya tayank" Pintaya. "He'em." Balasnya. Usai pamit Mama, mrk bertigapun meluncur. Selama diperjalanan mrk tak banyak bicara. Ummi tertidur disamping suaminya. Pakde Darjan mengembara bersama pikirannya. Dan akhirnya terlelap juga. Tempat yang dituju sudah sampai. Ternyata, Ummi dan Jojo bermaksud mengajak ke Istana Papanya. "Pakde, sudah sampai." Kata Ummi perlahan. "Ups... pakde ketiduran ya?" Dibukakannya pintu mobil, dan mengajak pakde masuk. Tolah-toleh, mlonga-mlongo, mirip Tarzan yg baru keluar dari hutan dan menginjakkan kaki ditempat asing. "Silahkan duduk De." "Ini rimahmu ya nduk?" "Iya pakde." "Papa, hari ini gak pulang kok Neng". Bisik bik Tarmi "Ummi tau." "Den Rama juga." "Ummi tau." "Mama Silvie jg keluar Kota. Dia ngajar di Bandung seminggu." "ssssssssssst, itu Ummi juga tau." "Sudah. Bibik siapin aza makan dengan menu yang paling enak, yang bibi buat hari ini." Pinta Ummi. "Beres Neng. Sudah siap di meja makan. Tadi pak Tarjo yg minta. Katanya hari ini ada 3 tamu yg sangat Istimewa". Katanya sambil menunjukkan jari telunjuk yg ditempel kejari jempol, sedang tiga jari lainnya berdiri tegak. "Terus tamunya jam bedapa datang?" "Trimakasih bik. Sudah dateng bareng Ummi tadi. o iya buatkan kopi kental sedikit manis. langsung suguhkan ke ruang tamu." Sementara itu pak Darjan melihat sekeliling ruangan yg penuh lukisan. Kemudian pandangannya tertuju pada foto pernikahan Ummi keponakannya dan Jojo si Arjuna. terpajang dengan ukuran yang sangat besar di ruangan itu. Rasa penasaran, membuatnya dia melangkah melihat-lihat. Di tembok terpasang banyak puluhan foto acara pernikahan keponakan dengan para undangan, dengan ukuran 30x45cm. Guci-Guci antik dan barang-barang seni lainnya tersebar menghiasi seluruh ruangan. Pak Darjan kian mengangah, terkagum-kagum hingga lupa misi utamanya. Yaitu. Mendapatkan sertifikat tanah milik almarhum adiknya yg saat ini berada ditangan Ummi keponakannya. "Kopinya diminum tuan." Kata bik Tarmi. "Trimakasih mbok. Taruh saja di meja situ. ooo iya. Perkenalkan, Saya ini Tuan Darjan. Paman dari Ummi yg punya rumah ini." Katanya sombong. Mendengar apa yg dikatakan pak Darjan, bi Tarmi hanya tertawa ngakak, dalam hati. "Tuan Darjan.. Hahahahaha?" Ledeknya dlm hati.. Sementara itu, Jojo suami Ummi, sedang berenang di kolam belakang. Nampak jelas terlihat dari ruang makan lewat dinding kaca. Tebing buatan yang dihiasi aneka bunga dan bonsai taman. Terdapat pula air terjun buatan, dan air tersebut jatuh ke bebatuan lalu mengalir dan jatuh langsung ke kolam renang. Bik Tarmi menghampiri pak Darjan. Membungkuk lalu berkata : "Tuan Besar, monggo langsung kebelakang. Makanan sudah disiapkan, dipersilahkan Dahar . rumiyen." "Iya mbok, sebentar lagi Tuan juga kesana. Kebetulan saya juga sudah laper." Jawabnya. Rasa heran itu tak habis-habisnya, ketika ia memperhatikan seluruh ruangan sepanjang menuju ruang makan. "Ayo, maem dulu pakde. Maaf seadanya." Kata Ummi. "Suamimu mana? diajak makan bareng sini tho, ben rame." Kata pak Darjan sambil membuka piring yang di depannya. " Itu, dia masih berenang." Jawab Ummi, sambil menunjuk ke arah kolam renang di balik kaca. "Aduh maaaak." Pak Darjan kaget. "Ada apa pakde?" "Enggak. Nggak ada apa". Jawabnya singkat. Ummi, berjalan menuju samping dan diputarnya video cd tentang acara pernikahannya beberapa waktu yang lalu. Terlihat jelas dr kursi tempat pakdenya menyantap lahap hidangan yang disuguhkan. Suara keras dr sound dan gambar yang keluar dari lcd tv yang berukuran 92 inc. Kesibukan dibagian dapur, aktifitas memotong sapi, kambing. Juru masak, kesibukan pramusaji, penerima tamu, sampai acara hiburan selama tiga malam. Semua diabadikan lewat video. Membuat pak Darjan makin Tercengang. Hp Ummi bergetar, kemudian dia mengangkatnya. "Ndok, pakdemu ajak pulang. Ada kabar penting. Anaknya mau melahirkan, dan harus dioprasi." Kata Mama. "Di rumah sakit mana katanya. Ummi akan langsung kesana." Mendengar kabar itu, Ummi tak langsung menyampaikan kepada pakdenya. Namun memberitahukan pada suaminya. Tak lama kemudian mereka bertiga tiba di rumah sakit. "Maaf, pasien bernama ibu Atun, yang akan dioperasi siang ini, ruangannya sebelah mana ya." Tanya Ummi kepada petugas jaga. merekapun langsung menuju tempat yang ditunjukkan. Pas mereka tiba di depan ruang operasi, dokter memanggil. "Keluarga Ibu Atun.” "Ya, saya dok." Jawab Ummi. Ummi dan pak Darjan menghadap dokter. Berbincang cukup lama akhirnya, Ummi menandatangani persetujuan operasi. Ummi meminta untuk penanganan khusus dan minta ruangan VIP. "Kira-kira biaya operasi dan kamarnya sampai nanti pulang berapa dok, biar kami bisa siapkan uangnya". Tanya pak Darjan sedikit ngotot. "Yang penting, bayi dan ibunya sehat pak. Masalah biaya diurus belakangan." "Betul kata pak dokter" Jawab Ummi. "Gak bisa begitu. Biar pakde bisa bawa uangnya tidak sampai kurang." Jawabnya sombong. "Gak terlalu banyak kok pak, jadi gak usah bingung, paling sekitar dua ratus". Kata dokter "ooooooo, Cuma dua ratus ribu tho. Tak kira banyak. "Dua ratus juta pak. Ya sudah saya tinggal dulu ya... permisi." Kata dokter Mendengar nominal yang disebutkan oleh dokter, pak Darjan hampir pingsan. Mengetahui hal itu, Jojo berusaha menghiburnya. “Sudalah pakde, gak perlu bingung soal biaya. Nanti biar Ummi keponakannya pakde yang mengusahakan itu. Pakde itu beruntung lho, punya keponakan yang baik hati kayak Ummi ini." Ceplok.. ceplok, mak glebuk .. Jedaaaaarrrr !!!, kira-kira begitu. Seperti dihajar orang sekampung rasanya, mendengar orang yang disakiti dan direnggut keluarganya, serta akan dirampas hartanya. Malah memperlakukannya dengan sangat istimewa. Pak Darjan meneteskan air mata tak tahan dengan kelakuannya sendiri. Disisi lain, Seluruh keluarganya mendapat tempat Istimewa, oleh Ummi keponakannya. Perlakuan seperti ini tak pernah dirasakan sebelumnya. ………………………Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD