EPISODE 1

2126 Words
Gadis introvert ini bernama Beeryl. Kerap disapa Berry. Ia tinggal bersama ibu, dan kakak perempuannya. Ayahnya sudah meninggal di saat ia berusia 8 bulan di kandungan ibunya. Entah apa penyebabnya, Berry tidak di beritahu oleh keluarganya. Namun, akan ada masa dimana ia mengetahui itu semua. Ia sedang duduk di bangku kelas 9, yang tak lama lagi akan melanjuti pendidikan ke jenjang SMA. Ia menghabiskan waktu liburan dengan melakukan hobinya. Hujan turun membasahi permukaan tanah membuat Berry ingin sekali menghirup udara segar dari hujan itu. Ini lah waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh dirinya. “wah akhirnya hujan turun, udah lama banget ngga, mana pas banget lagi” ujar Berry sembari menatap jendela kamarnya yang dibasahi oleh rintikan kecil hujan. Segera ia berkemas membawa peralatan gambar dan kamera tua mini nya kedalam tas selempangnya itu untuk bergegas ke kebun. Di Kebun Berry memarkirkan sepeda tua nya itu, kemudian segera ia berlari kedalam perkebunan itu. “eh neng Berry, dari mana aja baru nongol, udah pada panen dari minggu kemarin loh.” ucap Ibu Titi, salah seorang pekerja di kebun. “oh ya? kalau gitu Berry telat dong bu hehe” ucap Berry dengan nada bercanda. “tenang aja, bu Titi masih ada nyimpan beberapa buah stawberry segar kesukaan kamu kok, ayo kita kesana.” ucap bu Titi untuk mengajak Berry pergi ke ruang penyimpanan. “asiikkkk, ayo bu” ucap Berry dengan nada girang. “nah ini nih untuk kamu, kamu ambil aja ya seberapa banyak yang kamu mau, di bawa pulang juga untuk mama dan kakak kamu.” kata bu Titi. “wah beneran nih bu? Kalau gini mah berarti Berry ga telat dong bu.” jawab Berry sambil tertawa bersama bu Titi. “kalau gitu, makasi banyak ibuuu, Berry cabut dulu ya hehe dadaaa muah” ucap Berry sebelum meninggalkan bu Titi. “iyaa hati-hati kamu ya, salam untuk mama dan kakak nanti” ucap bu Tuti dengan volume keras. “iya ibu iyaaaaa” teriak Berry dari kejauhan. “eemmm manis banget, eh hai pak suryo” sapa Berry kepada pak Suryo sambil memakan buah kesukaannya itu. “eh iya ber, salam sama mama kamu ya” canda pak suryo, rekan kerja bu Titi. “hahaha.. oke di sampaiin dulu. Salam balik kata ibu” jawab Berry dengan gayanya yang seolah-olah menelepon ibu. Ibu Berry dulu pernah bekerja di kebun ini, sehingga tak heran jika ia begitu akrab dengan pekerja-pekerja di kebun ini. “wah ada pelangi, Berry lukis aja kali ya” ujarnya sambil mengambil peralatan lukisnya. “dan ga boleh lupa foto hihi” ucap Berry. Ia adalah gadis yang menggemari bidang seni, diantaranya lukis, musik, fotografi, dan sastra. Sang surya tampak perlahan tenggelam, segera ia bergegas untuk pulang kerumah. Karna ia ingin menyiapkan makan malam untuk ibu dan kakaknya yang akan pulang dari tempat kerjanya. Di Rumah Berry telah menyiapkan santapan malam di meja makan. Ikan goreng sambal, kangkung tumis, dan jus stoberi dari buah yang ia bawa pulang dari kebun tadi. “pasti ibu bakalan suka banget sama ikan yang aku masak ini, dan kakak juga bakalan doyan banget sama nih kangkung” ucap Berry yang tampak begitu senang. Tak lama setelah menyiapkan itu, ia menerima sebuah telpon. “kriinnnggg…kringggg…kringggg” bunyi telepon rumah tua itu. “halo nak?” sapa seorang wanita yang sangat tak asing suaranya bagi Berry. “iya ibu? Kenapa ibu tumben banget telpon Berry?” Jawab Berry dengan nada panik karena tidak seperti biasanya ibu meneleponnya di jam seperti ini. “ibu mau kasih kabar nak,hari ini ibu tidak pulang dulu ya, dan kakakmu tidur dirumah temannya.” Ucap Ibu. “loh emang ada apa bu?” Jawab Berry dengan nada yang tampak sedih. “kamu gapapakan? kerjaan ibu banyak, jadi ibu nginap dirumah majikan ibu, dan kakakmu juga tidur dirumah temannya, ban motornya pecah dan jam segini angkutan umum udah pada gaada. Kamu hati-hati ya, jangan lupa makan. Ibu tutup dulu telfonnya.” Jelas ibu. “eh iya bu Berry gapapa kok, Berry sayang ibu” ucap Berry dan kemudian ia mematikan telponnya. Begitulah hubungan keluarga ini, tak begitu banyak waktu yang dapat mereka habiskan bersama. Sang ibu yang bekerja sebagai asisten rumah tangga dan sang kakak bekerja di sebuah toko roti yang sangat jauh dari wilayah perkampungan rumah Berry. Setelah mendapatkan kabar dari ibu, Berry tak tau apa yang perlu ia perbuat. Hal ini cukup menyakitkan baginya. Namun ini bukanlah kejadian yang pertama sekali, sehingga ia tampak lebih terbiasa. “gapapa gapapa, Berry kan jarang banget bisa makan banyak. Jadi hari ini makan banyak dulu deh, kalau ga abis bisa simpen di kulkas buat sarapan besok” ucap Berry yang sedang berusaha menguatkan dirinya. Waktu terus berputar, kini arah jarum pendek jam menunjuk ke angka 8 dan jarum panjang ke angka 5, Berry sedang berada di kamarnya. Merebahkan badan mungilnya itu ke atas kasur sambil menulis di buku hariannya. Banyaknya aktifitas yang ia lakukan membuatnya tak sadar ketiduran diatas buku hariannya itu. “kringggggg…….” bunyi alarm yang membuat Berry terbangun. Jam mengarah pada pukul 07.00. Segera Berry beranjak dari tempat tidur dan memulai aktifitas hari ini. Karena ibu dan kakaknya yang bekerja, Berry lah yang menyelesaikan pekerjaan rumah sehari-harinya. Setelah pekan-pekan liburan berlalu, akhirnya Berry menerima hasil kelulusannya. Karna terhalang oleh pekerjaan, ibu tidak dapat menemani Berry kesekolah. Guru-guru pun sudah paham betul bagaimana keadaan keluarga Berry. Sehingga mereka memaklumkannya. Di Sekolah “Berryyy… bagaimana kabar kamu sayang?” tegur wali kelas Berry. “iya bu, Berry kabarnya baik sekali.” Jawabnya. “wah syukurlah kalau begitu, ini hasil kelulusan kamu ya. Cukup baik kok untuk di daftarkan SMA ke kampung sebelah” kata wali kelasnya tersebut. “ehm iya bu” jawab Berry dengan menunduk. SMA yang berada di kampung sebelah adalah salah satu sekolah di perkampungan ini yang menerima siswa berpengetahuan standar dan kondisi perekonomian rendah. Sehingga Berry tidak paham maksud dari wali kelasnya itu. “eh hai Berry, kamu lulus kah?” ucap salah seorang teman sekolah Berry. “lulus kok, kata bu Mira nilai ku juga meningkat.” jawab Berry. “wah syukurlah, kirain teh kamu ngga lulus” ucap temannya itu. Hanya senyum tipis lah yang mampu di balas oleh Berry. Perlakuan yang ia dapatkan dari guru dan teman-temannya ini adalah hal yang biasa ia terima di masa SMP nya itu. Di Rumah “lega banget rasanya aku bisa lulus dari sekolah itu” ucap Berry dengan perasaan lega. “sebagai apresiasi terhadap diri sendiri, aku harus mampir ke kafe untuk meminum secangkir s**u regal favoritku” ucap Berry. Kemudian ia segera mengganti pakaiannya itu dan berkemas untuk pergi ke kafe menggunakan sepeda tua nya itu. Di Kafe “halo ka, secangkir s**u regal terbaik seperti biasanya ya hehe” ucap Berry kepada salah seorang pelayan kafe tersebut yang sudah akrab dengannya. “iya iya, bakalan dapetin yang terbaik deh.” kata pelayan tersebut kepada Berry. “Nayaaa pesanan Berry seperti biasanya ya, tapi versi yang terbaik ya haha” ucap pelayan tersebut kepada rekan kerjanya itu. “hahaha yang biasanya udah yang terbaik kok ka, yaudah Berry duduk dulu ya.” Jawab Berry. Lalu, Berry mencari tempat baginya untuk melakukan hobinya sambil menikmati minuman kesukaannya itu. Dan kemudian kak Jessie, salah seorang pengurus kafe tersebut yang sangat akrab dengan Berry menghampirinya. “eh hai Berry, udah lama banget kaka ga ketemu kamu. Everything is oke, right?” Tanyanya. “halo kak Jess! Semua baik kok, trimakasi ka. Btw, Berry kangen banget sama kakak!” Jawab Berry. “yang bener kamu mah, kaka juga kok. Kemarin emang sibuk banget, jadi ga sempat mampir kesini buat ngecek keadaan. Jadinya temen kakak deh yang kakak minta tolongin kesini.” ucap Jessie. “oh ya?aku juga udah lama banget ga mampir ke sini kak. Lagi musim hujan, jadi sepeda aku ga bisa di ajak kerja sama hehe.” Ucap Berry. “ohh i see, yowes gapapa” jawab Jessie. “Permisi, kak Jess dan Berry. Ini minuman spesial untuk kalian.” Ucap salah seorang pelayan. “eh iya makasi kak” ucap Berry kepada sang pelayan. “oke makasi nay” ucap Jessie. “eh Ber kamu udah lulus kan? Jadi mau lanjut kemana ni?” tanya Jessie. “nah itu dia kak yg masih Berry cari tau. Rencananya si ya gausah yang dekat sama SMP aku dulu” jawab Berry. “loh kenapa?bukannya lebih dekat?” tanya Jessie. “ya gitulah kak, kak Jes tau sendiri kan?” jawab Berry dengan memberikan sedikit senyum tipis. “yayaya i see, gapapa kok ber kalau emang gitu baiknya buat kamu, ntar kaka bantu cariin ya.” ucap Jessie. “oke makasi banyak ka hehe” kata Berry. Setelah berbincang cukup lama hingga matahari mulai menghilangkan dirinya, akhirnya Berry memutuskan untuk pulang kerumah. Di Rumah Saat Berry sampai dirumah, ternyata ibu sudah pulang. Hari ini ia pulang lebih awal dari biasanya. Dan Berry sangat senang. “loh, ibu udah pulang?kok cepet banget?” tanya Berry dengan senang. “eh kamu udah pulang, iya hari ini pekerjaan ibu tidak terlalu banyak. Jadi bisa selesai lebih awal. Oh iya kamu mandi dulu sana. Ibu udah masakin makanan kesukaan kamu tuh, ntar keburu dingin.” jelas ibu. “asikkk, sayang ibu. Kalau gitu Berry mandi dulu ya.” jawab Berry tampak girang. “oiya kak Alice lembur lagi kah hari ini bu?” lanjut Berry. “ngga ber, bentar lagi pasti pulang.” jawab ibu. Setelah Berry selesai mandi, ia makan malam bersama ibu dan kakaknya. Dan mereka juga membahas mengenai kelanjutan pendidikan Berry. “oh iya bu,kak, Berry kan udah lulus, Berry boleh dong ya nentuin mau lanjut dimana?” tanya Berry. “loh bukannya kemaren kamu mau lanjut disana lagi?” tanya Alice. “dan disana juga bakalan lebih murah Ber.” sambung ibu. “tapi Berry udah ga betah disana bu, kalian tau sendirikan perlakuan apa yang Berry dapat disana?.” jawab Berry. “gapapalah Ber, gaakan terasa kok 3 tahun itu. Kamu juga harus ngerti kalau perekonomian kita juga pas-pasan” ujar Alice dengan tegas. “iya nak, sebaiknya kamu pikirkan dulu baik-baik ya.” ucap ibu. “iya bu” jawab Berry. Ternyata perbincangan mereka malam ini tak seperti yang di harapkan oleh Berry. Namun, ia berusaha untuk meyakinkan ibu dan kakaknya itu. Keesokan harinya, ia mendapat telpon masuk dari Jessie. “Kringggg….kringggg….” bunyi telepon rumah berdering. “halo? ini dengan Jessie, Berry ada?” tanya Jessie. “oh hai kak Jes, ini dengan Berry sendiri. Kenapa ya ka?” ucap Berry. “ka Jes udah dapat info SMA-SMA yang pas buat kamu. Nanti sore kamu bisa mampir kesini?” tanya nya. “beneran kak? trimakasi banyak, nanti Berry mampir jam 4 ya!” jawab Berry dengan semangat. “iya sama-sama. Kakak tunggu ya,bye!” ucap Jessie dengan lembut. “bye kak!” jawab Berry. Ketika jam sudah menunjuk angka 3, segera ia mempersiapkan dirinya dan izin kepada ibu melalu telepon genggam itu. “halo ibu? Berry hari ini keluar lagi ya. Mau ke kafe kak Jessie, ada yang mau di bicarain.” ucap Berry. “yasudah jangan kelamaan ya.” jawab ibu. Di Kafe “hai kak Jess!” sapa Berry. “wih on time nih, kurang 5 menit lagi jam 4 masa hahaha” ucap Jessie sambil melihat jam tangannya. “nah ini kaka udah bawain beberapa brosur dari sekolah yang kakak bilang tadi. Coba kamu liat-liat dulu.” ucap Jessie. “wah oke kak, Berry liat dulu ya.” Jawab Berry. Setelah melihat semua data yang tertera secara detail. Mereka kembali memperbincangkannya. “kalau menurut Berry sih yang ini mah pas banget ka.” Ucap Berry sambil menunjuk ke salah satu sekolah yang ada di brosur. “nah bener-bener, tadi aku mah juga udah ngeliatin satu-satu. Dan paling srek sama SMAS Kasih Mulia ini. Tapi aku serahin ke Berry dulu buat ngemilih.” ujar Jessie. “malahan biayanya hampir setara sama SMA yang disaranin ibu dan kakak.” ucap Berry. “ohh iya iya, kalau gitu coba kamu bahas lagi sama ibu dan kakak kamu ya nanti.” kata Jessie. Kemudian Berry kembali kerumah dan menanti ibu dan kakaknya pulang dari tempat kerja. Di Rumah “bu, kak, Berry udah nemuin sekolah yang mau Berry tuju. Coba di liat dulu brosur ini.” ucap Berry sambil memberi brosur tersebut kepada ibu dan kakak. “biayanya tidak terlalu mahal, hanya saja agak sedikit jauh, tapi gapapa kok, Berry bisa berangkat lebih awalkan dengan angkutan umum pagi” sambungnya. “yasudah, kamu atur saja sebagaimana mestinya ya. Ibu dan kakak mau kamu melakukan yang terbaik.” ujar ibu. “jadi ibu dan kakak izinin?seriusan?” tanya Berry dengan rasa kaget dan bahagia. “he em” jawab Alice. Kemudian Berry segera memeluk erat kedua orang yang ia sayangi itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD