Gavin mengantar Damasa tepat didepan kantor WG grup. Perusahaan yang di pimpin oleh kakaknya. Sebelum berpisah Gavin menunjuk bibirnya untuk di cium. Tapi yang namanya Damasa mana mau. "Enggak. Malu, Vin. " Tolak Damasa. "Ayolah, sayang... Ini cuma ciuman perpisahan. " Rengeknya. "Malu, Vin... Di lihat orang. " "Kenapa harus malu? Kita ini suami istri. Ayolah sayang..." "Malu, Vin... " "Ayolah... Cuma satu kecupan dan aku akan pergi. " Maunya Damasa, Gavin pergi yang jauh dan tidak kembali-kembali. Astaga... Benarkah Damasa menginginkan hal itu? Tidak. Permintaannya terlalu berlebihan. Dia hanya minta Gavin tidak bersikap menyebalkan. Apalagi merengek-rengek seperti anak kecil. "Ayolah... Sayang. " Gavin sudah memajukan wajahnya. Damasa menghela nafas panjang sebelum mel