PART. 1 ZHAI BIMANTARA

927 Words
Zhai Bimantara, 37 tahun. Sedang duduk berhadapan dengan seorang wanita bernama Levina Jelita, 34 tahun. Mereka berdua adalah mantan suami istri. Mereka menikah selama tiga tahun, dan berpisah selama tiga tahun. Perpisahan terjadi karena sering bertengkar. Mereka berdua sama-sama sibuk. Sehingga tidak punya banyak waktu untuk bersama. Zhai yang berdarah Cina, sibuk membangun perusahaannya. Levina yang berdarah Jepang, juga sibuk membangun usahanya. Levina memiliki beberapa klinik kecantikan di beberapa kota. Itu yang banyak menarik waktunya. Sehingga akhirnya mereka sepakat untuk bercerai. Sementara Zhai, memiliki usaha yang dibangun dari nol. Zhai lahir sebagai anak yang tidak memiliki ayah. Ibunya hamil oleh seorang wisatawan dari Cina. Nama ayahnya Xian Lu. Zhai tidak pernah melihat ayahnya sama sekali. Karena saat ayahnya pergi, ia masih di dalam kandungan ibunya. Setelah melahirkan dirinya, ibunya pergi merantau ke ibukota. Dan tidak pernah kembali ke kampung halaman mereka. Setelah Zhai lulus SMP. Zhai diangkat anak oleh adik neneknya. Karena mereka tidak memiliki anak. Zhai tinggal di kampung lain bersama orang tua angkat. Zhai merasakan jatuh cinta pada seorang wanita. Saat kelas 3 SMA. Namun cintanya kandas, karena wanita yang dicintai menikah dengan seorang pria dari kampung lain. Wanita itu bersama suaminya pindah ke kampung lain. Zhai sempat merasa sakit hati. Karena itu setelah lulus SMA, memutuskan untuk pergi ke Jakarta. Kuliah di Jakarta, sekalian merintis usaha kecil-kecilan. Dengan modal seadanya. Zhai berjualan minuman dan gorengan. Tidak ada rasa malu dan gengsi pada dirinya. Karena wajah yang tampan, tubuhnya yang gagah, dan pembawaannya yang sopan, dagangannya laris manis. Sehingga usahanya terus berkembang sampai sekarang. Sebelum nenek dan kakeknya meninggal, mereka memberikan sejumlah uang kepadanya. Uang yang ia gunakan untuk modal usaha. Sampai sebesar sekarang. Zhai bisa menambah besar perusahaan karena pengelolaan keuangan yang tepat. Maju perusahaan melebihi ekspektasi yang pernah dipikirkan. Karena kini bisa memproduksi makanan ringan. Zhai memiliki pabrik yang modern. Produksinya sudah tersebar ke seluruh Indonesia dan ke luar negeri. Memang perjuangan yang tidak mudah. Namun ia berhasil melakukannya. Orang tua angkatnya meninggal satu tahun lalu, karena kecelakaan. Sebelum mereka meninggal, mereka datang mengunjungi Zhai. Mereka menyerahkan sejumlah uang. Mereka katakan, Zhai tidak akan dapat warisan saat mereka meninggal. Tapi Zhai berhak atas uang yang mereka berikan. Uang yang Zhai simpan sampai sekarang. Zhai hidup sendirian. Tidak memiliki keluarga. Meski, saudara dari orang tua angkat menuntut warisan dari kakaknya. Padahal mereka sudah mendapatkan bagian. Mereka tampaknya tidak puas, karena melihat usaha Zhai yang semakin besar. Mereka pikir itu adalah bantuan dana dari kakak mereka. Zhai menjelaskan ia dapat warisan dari nenek dan kakeknya, bukan dari kedua orang tua angkatnya. Levina Jelita, seorang sarjana, yang meneruskan bisnis ibunya. Bisnis yang tadinya hanya berada di ibukota. Kini sudah melebarkan sayap ke beberapa kota lainnya. Kesibukan itulah yang membuat dirinya memilih untuk berpisah dari Zhai. Levina ingin fokus mengurus usahanya. Tidak ingin memikirkan rumah tangga yang menurutnya rumit. Levina ingin kembali bebas. Levina seorang wanita ambisius yang sangat percaya diri. Sekarang Levina datang setelah beberapa lama mereka tidak bertemu. Mereka mengobrol tentang usaha masing-masing. Usaha Levina ternyata berjalan cukup bagus. Pembicaraan mereka sampai kepada masalah pernikahan. "Kenapa belum menikah lagi, Zhai?" Levina bertanya penasaran. Zhai orang yang luas pergaulannya, tapi kenapa sudah tiga tahun menduda, belum menikah lagi. "Tidak mudah membangun kepercayaan. Setelah merasa dikhianati." Zhai tatap wajah Levina yang cantik. Setelah berpisah cukup lama, tidak ada yang berubah pada diri Levina. "Aku tidak mengkhianati kamu. Perceraian kita adalah kesepakatan kita berdua." Levina menolak disebut mengkhianati. Karena saat itu ia memang tidak mengkhianati. Ia hanya ingin bebas dalam berusaha. Tidak perlu memikirkan rumah tangga. "Karena itulah aku malas menikah lagi. Malas membangun komitmen. Lebih baik begini. Kamu sendiri juga kenapa tidak menikah lagi?" Zhai balik bertanya kepada Levina. Ibu Levina seorang warga keturunan Jepang. Ibu Levina yang membangun bisnis kecantikan. Bisnis yang kini dikelola oleh Levina. "Aku sudah pernah menikah. Tapi hanya berjalan satu tahun. Aku putuskan untuk berpisah." Cerita Levina tentang dirinya. Zhai sama sekali tidak tahu, kalau Levina pernah menikah setelah bercerai dengannya. Komunikasi mereka memang seperti terputus. Karena sibuk dengan urusan usaha masing-masing. "Oh, aku tidak tahu kalau kamu pernah menikah." Zhai dengan jujur mengatakan tidak tahu Levina pernah menikah. "Pernikahan siri, dengan seorang pria Jepang. Ibuku yang menjodohkan. Aku tidak bisa menolak. Tapi tidak ada kecocokan di antara kami, pernikahan hanya berjalan satu tahun saja. Akhirnya kami memutuskan untuk berpisah." Levina menceritakan tentang pernikahannya. "Apa kabar orang tuamu?" Zhai menanyakan kabar orang tua Levina. Sejak berpisah dari Levina, ia tidak pernah menemui mereka. "Mereka sehat dan baik-baik saja," jawab Levina. "Syukurlah." Zhai menarik nafas lega. "Kamu benar-benar tidak menjalin hubungan dengan wanita manapun?" Levina ingin tahu apakah itu benar. Zhai seorang pria tampan, tidak mungkin tidak memiliki pasangan. Zhai tertawa mendengar pertanyaan Levina. "Aku punya banyak teman wanita. Tapi tidak ada yang aku cinta. Hubungan kami sebatas saling membutuhkan saja. Tanpa ada komitmen apa-apa." "Hubungan macam apa itu?" "Hubungan yang tidak saling menuntut apa-apa. Hanya saling memberi dan menerima." ""Apa itu lebih menyenangkan daripada memiliki pasangan dalam pernikahan?" "Sangat menyenangkan. Karens tidak harus memenuhi tuntutan seorang istri." "Kamu menyindir aku?" "Kita sudah lama berpisah. Masa lalu sudah aku lupakan. Masa sekarang lebih menyenangkan." "Siapa wanita yang menjadi teman dekat kamu saat ini?" "Aku tidak bisa menyebutkan. Mereka wanita-wanita cantik, pintar kaya, dan memiliki karir bagus." "Kenapa mereka tidak ingin menikah?" "Mereka adalah janda-janda terbaik masa kini." "Hebat sekali kamu bisa mendekati mereka." "Bukan sesuatu yang hebat. Tapi karena saling membutuhkan saja." "Apakah kamu tidak memiliki perasaan lagi kepadaku?" Pertanyaan yang mengajukan bagi Zhai. Zhai tidak tahu apakah masih ada perasaan cinta untuk Levina. Karena selama ini ia sudah begitu keras melupakannya. "
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD