Fano yang hendak melangkahkan kakinya terpaksa urung, mau tidak mau dia harus menemui sang mama. "Gantengnya mama, sini duduk, Mama sudah memesankan makanan sebentar lagi mungkin akan segera terhidang! semua makanan kesukaan kamu loh, pasti kamu suka!"dengan wajah yang sumringah, Bu Fransiska membimbing Fano untuk duduk di samping Katherine. Fano hanya menurut tanpa banyak bicara dan tidak juga protes, menurutnya sia-sia saja, Fano sangat paham karakter sang mama. Dia mencoba untuk mengikuti alur yang dibuat oleh mamanya, dengan senyum palsu yang ditunjukkannya untuk ketika wanita yang ada di hadapannya, Fano mencoba bersikap biasa saja. Saat menunggu makanan datang, Fano malah asik bermain ponsel, tak dihiraukannya cuitan Bu Fransiska dan juga kawannya tersebut. Jika Fano disebut mak