Aku benci kau
Enyahlah kau dari hadapan
Dan dunia ku
⚛⚛⚛⚛⚛
Valya berusaha membuka ikatan kaki dan tangan nya namun bukan nya terlepas dari ikatan kuat itu tangan nya malah memerah sakit membuat nya menangis dengan mulut dibekap oleh kain putih yang sudah basah karena tangisan nya.
Valya tak tahu siapa yang melakukan ini pada nya, dan kenapa orang itu menculik nya yang valya ingat saat ia keluarga dari rumah sakit ada orang yang mengikuti nya lalu menyekap mulut nya lalu semua nya gelap dan saat terbangun ia sudah berada di ruangan gelap dan kotor ini.
Flashback on.....
Valya keluar dari rumah sakit mewah tempat ia bekerja dengan senyum indah menghiasi wajah nya karena setelah ini sean akan menjemput nya pulang dan mengajak nya makan malam romantis.
Valya melihat ada mobil lamborghini hitam legam di depan rumah sakit namun valya tak peduli dan menelpon sean.
"Hai baby", sapa sean dari seberang sana membuat senyum terbit di bibir ranum valya.
"Aku udah pulang nih kamu dimana? ", tanya valya sambil berjalan menuju penjual mangga di samping rumah sakit nya karena sekarang valya ingin sekali makan mangga mungkin bawaan bayi.
Langkah valya terhenti saat merasa ada yang mengikuti nya dari belakang membuat valya menegok ke belakang namun sepi tak ada orang di trotoar membuat valya parno sendiri namun ia tetap melanjutkan perjalanan mungkin hanya perasaan nya aja, pikir valya.
"Valya aku sudah setengah perjalanan kau......... "
"Mpppphhhhhhh"
Valya meronta saat mulut nya dibekap kain dari belakang membuat valya ketakutan.
"Valya kau tak apa?, val valya ada apa? ", tanya sean diseberang sana khawatir saat tak ada suara valya.
"Mphhhhhh se... Sean", ucap valya membuat pria yang membekap nya kesal dan melempar handphone valya jauh dari valya membuat valya menangis dalam bekapan itu lalu semua nya gelap dan valya tak ingat apapun lagi selain cincin itu yang dipakai penculik itu, cincin yang pernah tersemat di jari manis nya.
Flashback of
"Apa itu ryan, tapi bukankah dia sudah meninggal", pikir valya saat mengingat cincin emas yang tersemat di jari pelaku.
"Takkkkk"
Suara hentakan sepatu membuat valya ketakutan dan mundur ke sudut ruangan lalu pintu ruangan gelap itu terbuka membiarkan sedikit cahaya masuk namun cahaya itu hilang saat pintu itu ditutup kembali seperti harapan valya untuk kabur dari sini yang hilang saat pintu kembali ditutup.
"Valya dalton, apa kabarmu baby?", Ucap sosok tinggi menjulang di depannya yang tersenyum licik namun valya tak bisa melihatnya karena ruangan ini yang gelap.
"Mmmppphhhh", ronta valya minta di lepaskan namun suaranya tak akan terdengar karena mulutnya diikat dengan kain.
Pria di depannya jongkok di hadapan valya lalu mengelus pipi valya dengan lembut namun valya menjauh dari jari besar pria itu.
"Sean aku takut, kamu dimana tolong aku", pinta batin valya.
"Tiga tahun lalu kau menolak lamaranku sayang karena aku seorang berandalan dan preman pasar saat itu aku hancur sampai berniat bunuh diri namun sayangnya aku tak meninggal, aku pun merencanakan untuk memalsukan kematianku agar semua orang berpikir aku telah mati karena bunuh diri", ucap pria itu menatap tajam valya dan valya yakin dia Ryan satu-satunya pria yang valya temui yang memiliki mata hijau paling tajam.
"Sekarang aku sudah menjadi seorang miliader valya, apa aku boleh menyentuhmu?", Ejek Ryan membuat valya geram.
"Mmmppphhhh,"Ryan membuka ikatan kain di mulut valya.
"Kau lepaskan aku, aku tidak peduli kau seorang miliader atau preman pasar karena sampai mati pun aku tak akan mencintai mu karena aku mencintai pria lain", teriak amira menatap penuh kebencian pada ryan membuat ryan marah saat valya mengatakan mencintai pria lain.
Ryan menarik rambut panjang lembut valya dengan keras dan menatap mengejek valya karena valya yang masih mempertahankan ego nya untuk tidak memintanya melepas tarikan di rambut indah itu.
"Masih sama seperti dulu arogan, keras kepala, dan menjunjung tinggi ego", ucap ryan tak tahu bahwa wanita didepannya berbeda dengan wanita yang ia cintai mungkin wajah dan tubuh mereka sama namun jiwa mereka berbeda.
"Dengarkan aku ryan, aku adalah valya dalton dan aku bukan wanita yang kau cintai dan juga bukan wanita yang mencintai mu, yang sebenarnya adalah arnya lah yang mencintai dan kau cintai....... Alter ego"
Ryan berusaha tak percaya pada perkataan valya namun ia melepaskan tarikan di rambut indah valya lalu mengelus pipi tirus itu dengan lembut namun valya menghempaskannya dengan kasar dan memalingkan wajahnya.
Valya berusaha tetap bertahan pada tubuh ini saat jiwa arnya mulai meronta ingin menguasai tubuh ini karena valya tahu kalau arnya menguasai tubuh ini pasti arnya akan langsung menerjang ryan tanpa peduli bahwa ini tubuh valya yang hanya sean yang boleh menyentuhnya.
"Kau pikir aku percaya pada perkataan bohong mu itu", ucap ryan lalu berdiri meninggalkan valya yang kembali menangis saat pintu tertutup karena jujur valya takut pada ryan karena ryan memiliki obsesi dan cinta yang besar untuk arnya dan bisa melakukan apapun hanya untuk memiliki arnya.
"Sean aku takut, kamu dimana tolong aku hiks hiks", tangis valya dengan berurai air mata mengingat awal pertemuannya dengan sean yang sangat aneh namun mampu membuat valya mencintai sean dan melakukan apapun untuk sean.
ME OR HIM
Valya memalingkan wajahnya tak mau menerima suapan dari si b******n ryan membuat ryan kesal dan marah lalu menarik wajah valya ke depan dan mencium bibir ranum itu.
Valya menangis dan berusaha meronta dengan tangan dan kaki terikat, ia tak sudi dicium oleh b******n ini namun ia kalah karena tenaga ryan yang jauh lebih besar darinya.
"BRAKKKKK"
Ryan yang seperti kerasukan setan tak peduli suara pintu didobrak dengan paksa dan tetap mencium valya yang terus meronta dan menangis.
Sean yang melihat valya dicium paksa oleh ryan langsung menarik kemeja pria itu dan memberi bogeman keras di pipi ryan hingga ryan tersungkur ke belakang dan tepi bibirnya berdarah.
"Hiks hiks sean", tangis valya saat melihat sean akhirnya datang menjemputnya dan valya takut sean salah paham atas apa yang dilihatnya tadi.
Sean tak memberikan ryan sedikit celah untul melawan pukulannya dan terus memukul ryan hingga pria itu sudah berdarah di sekujur tubuhnya namun sean tak peduli.
"Beraninya lo cium valya, yang boleh nyentuh valya itu cuma gue", ucap sean lalu memberi bogeman pada wajah ryan hingga ryan tak sadarkan diri dan pingsan di ruangan gelap ini.
Sean menghampiri valya yang menangis lalu membuka ikatan tangan dan kaki valya, valya langsung memeluk sean erat rindu akan kehangatan pelukan sean dan sean pun membalas pelukan valya dengan erat.
"Aku takut hiks hiks yang ta... Tadi kamu lihat itu bukan.....
"Aku tahu b******n itu maksa kamu kan, aku percaya karena valya aku engga mungkin ngelakuin itu tanpa dipaksa", ucap sean mengelus rambut valya yang kusut membuat valya terharu dan meneteskan air mata.
"Jangan nangis, dia gimana keadaannya", ucap sean mengelus perut rata valya dan valya tahu apa yang dimaksud sean.
"Baik, tapi dia rindu kamu", ucap valya lalu berdiri dibantu sean lalu mereka pergi dari ruangan itu namun sean berhenti sejenak membuat valya menatapnya.
"Ada apa? "
Bukannya menjawab sean malah memeluk valya erat menenggelamkan wajah valya pada d**a bidangnya hingga valya merasa pasokan oksigen disekitarnya menghilang.
"DOORRRRR"
Valya tahu sean menembak ryan dan tak mau valya melihatnya bahkan sean menggendong valya ala bridal style keluar dari ruangan gelap ini dan valya hanya diam tak bicara apapun.