VS (3)

1051 Words
Aku ingin selalu bahagia Dengan mu Tapi siapa yang tahu takdir ????? Valya terbangun dari tidur pagi nya dan langsung ke kamar mandi meninggalkan Sean yang masih tidur pulas hanya dengan boxer. Valya menanggalkan semua pakaian nya dan mulai berendam dalam bath up yang sudah diisi sabun aroma mawar. Valya sudah selesai mandi dan langsung keluar kamar mandi, tapi tertahan saat ia melihat arnya di pantulan kaca kamar mandi. "Jangan sok kuat valya berani nya kau mengusir ku setiap ingin memiliki tubuh mu", ucap arnya yang berada di pantulan kaca kamar mandi sedangkan valya hanya menatap datar alter ego nya itu. "Aku tak akan membiarkan mu memasuki tubuh ini lagi arnya karena tubuh ini milikku", balas valya menatap tajam arnya. "Aku tau kau takut kan kejadian dua tahun lalu terulang kembali dan sekarang kau korbannya", ucap arnya tersenyum miring. "Sean dan kak Ridwan berbeda apa yang terjadi pada Dania dua tahun lalu tak akan terjadi pada ku", ucap valya pelan bahkan mengingat kejadian Dania saja membuat tubuh nya bergetar hebat dan keringat dingin membahasi tubuh nya yang baru mandi. "See, membahas Dania saja tubuh mu sudah bereaksi hebat valya", ejek arnya membuat valya berusaha bersikap biasa saja namun tak bisa. "PERGI ARNYA PERGI KAU JAHAT KAU PEMBUNUH", Teriak valya membuat Sean terbangun dan langsung menuju kamar mandi namun terkunci. "Valya valya valya ada apa?, Valya buka valya sayang", panggil Sean sambil mengetuk pintu kamar mandi dengan keras namun tak didengar oleh valya karena valya fokus pada arnya. "Ohhh kekasih mu khawatir pada mu valya berarti dia juga khawatir pada ku karena kau adalah aku dan aku adalah kau, kita satu valya aku pembunuh kau pun pembunuh, aku haus akan darah kau pun haus akan darah, Sean mencintai mu Sean pun mencintai ku", ucap arnya menunjuk valya membuat valya bertambah frustasi. "KAU ADALAH KAU DAN AKU ADALAH AKU SEAN HANYA MENCINTAI KU ARNYA SEAN HANYA MENCINTAI VALYA BUKAN ARNYA", teriak valya membuat Sean yang masih memanggil nama valya mulai khawatir akan keadaan valya didalam. "PERGI PERGI AKU BUKAN PEMBUNUH" "PRAKKK" Valya memukul kaca kamar mandi membuat kaca itu pecah dan tangan nya berdarah namun rasa sakit itu tak seberapa saat ia mengingat kejadian dua tahun lalu. Valya tersenyum senang saat tak melihat arnya lagi di kaca retak itu. "BRAKKK" Sean mendobrak pintu kamar mandi dengan keras dan ia terkejut melihat valya tersenyum senang dengan tangan yang berdarah membuat Sean langsung memeluk tubuh rapuh itu erat. "Arnya datang?", Tanya Sean memeluk valya yang masih dia mematung di pelukan hangat Sean yang selalu memberikan kekuatan untuk valya. "Dia pembunuh Sean, dia jahat aku bukan dia hiks hiks", tangis valya memeluk erat Sean. Sean menggendong valya ala bridal style sedangkan valya terus saja menangis. Sean menurunkan valya di tepi kasur king size nya dan langsung mengambil kotak P3K untuk mengobati luka tangan valya. Sean membersihkan darah ditangan valya dengan hati-hati walaupun valya tak meringis kesakitan. Valya hanya diam menatap hangat Sean. Sean membalut luka tangan valya dengan perban setelah dikasih obat merah. "Arnya bilang apa ke kamu val?" "Dia bilang aku pembunuh, dia bilang kau mencintai nya, dan dia bilang aku haus akan darah dia jahat Sean hiks hiks", tangis valya menunjuk kamar mandi dengan air mata mengalir deras di kedua pipi tirus nya. "Aku ada disini aku disini valya tak ada yang bisa menyakiti mu tidak akan ada selama aku berada di sisi mu", ucap Sean berusaha menenangkan valya yang terus menangis di pelukan nya dan itu benar valya sudah lebih reda tangisan nya. "Kau milik ku hanya milik ku", lirih valya lalu kembali tertidur di pelukan hangat Sean. Sean tahu kejadian yang selalu bisa membuat valya menangis seharian bahkan merasa sangat bersalah, kejadian dua tahun lalu tepat saat valya berumur dua puluh tahun kejadian itu pula yang membuat valya kembali ke Indonesia. Kejadian dimana Dania kakak valya yang meninggal di tangan kekasihnya nya sendiri yaitu Ridwan saat berada di Swiss ingin bertemu valya. Valya sangat cantik bahkan jauh lebih cantik dari Dania kakak nya, hal itu yang membuat Ridwan diam-diam menyimpan rasa pada valya sebagai pria bukan sebagai kakak ipar. Arnya yang mengetahui perasaan Ridwan pada kecantikan valya mulai memanfaatkan nya untuk kesenangan arnya membuat arnya merayu Ridwan dengan kata-kata manis saat memasuki tubuh valya bahkan arnya menghasut Ridwan untuk membunuh Dania karena menganggap Dania adalah penghalang hubungan mereka. Ridwan yang sudah teratur gombalan arnya pun membunuh Dania tepat di depan valya bukan arnya. Valya yang melihat langsung kakak nya tertembak di depan mata kepala nya sendiri hanya bisa menangis dan menyalahkan Ridwan. Polisi memberikan hukuman mati pada Ridwan mengingat keluarga dalton terkenal di manca negara. Valya mengetahui fakta bahwa ia juga dalang dari kematian kakak nya saat ia berkomunikasi dengan arnya. Dari saat itulah valya menganggap diri nya sebagai pembunuh kakak secara tidak langsung. ????? Valya sudah menyiapkan makanan sedap di atas meja makan membuat Sean langsung menghampiri kekasih cantik nya itu. "Sean enak ga?", Tanya valya saat Sean memasukkan satu sendok makanan yang ia masak. "Enak lah kan kamu yang buat", ucap Sean memeluk valya yang berada di pangkuan nya. "Gombal", ketus valya begitulah valya paling kesal kalau digombalin berbeda dari wanita lain yang akan bersemu merah kalau digombalin. "Sean aku tadi lihat surat panggilan dari sekolah karena kamu ketahuan tawuran mengakibatkan dua orang tewas dan sisa nya luka lebam parah", ucap valya tegas menatap tajam Sean membuat Sean salah tingkah. "Sean aku engga mau merubah kamu menjadi seperti aku yang membosankan dan kutu buku karena aku mencintai kamu apa ada nya, aku mencintai kelebihan dan kekurangan kamu, tapi kamu pikirin masa depan kamu, aku tahu kamu bisa bebas dengan mudah dari hukum pidana namun orang akan menatap kamu sebelah mata dan aku engga mau kamu ditatap sebelah mata sama orang apalagi kamu itu sumber kebahagiaan aku sean", ceramah panjang valya membuat kuping Sean panas dan valya tahu Sean benci diceramahin, didengar oleh Sean saja sudah syukur. "Iya sayang ku" Ucapan panjang lebar valya hanya di balas sesingkat itu membuat valya menghela nafas lelah. Valya melanjutkan makan nya namun terganggu oleh tangan nakal sean. "Valya please", ucap Sean memelas dan valya tahu apa maksud Sean membuat valya mengangguk ia pun sudah lama tak melakukan nya karena masalah arnya. Sean pun menggendong valya ke sofa di ruang tamu dan membaringkan nya. SENSOR Malam itu kedua insan itu memadu kasih tanpa henti. ?????
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD