“Apa?” Rangga mengikuti gerak telunjuk Nina. Sepasang netranya membulat. Belum pernah melihat hal yang seperti ini! Rangga memicingkan sepasang matanya. Berusaha melihat lebih jelas lagi, karena apa yang dilihatnya tampak seperti khayalan saja. Nina menepuk bahu Rangga. “Rangga! Rangga! Cepat jalankan mobilnya lebih kencang!” serunya. Rangga baru tersadar. Apa yang dilihatnya memang nyata. Ada kumpulan kabut dan asap hitam yang membentuk seperti raksasa, berjalan ke arah mobil. Tangannya yang besar itu berusaha mengambil mobil mereka. “Nina, aku tidak salah lihat kan?” tanyanya dengan suara gemetar. Kaki kanannya memijak pedal gas semakin dalam. Keringat dingin meluncur dari pelepis Nina. Ia menggeleng. “Tidak Rangga ... Kamu tidak salah lihat! Aku juga melihat hal yang sama! Raksasa