Pagi itu begitu tenang selepas aku tersadar dari tidur panjang yang melelahkan sekaligus menguras habis emosi yang tersisa.
Baru kali ini, sepanjang malam kuhabiskan waktu dengan tangisan pedih serta keluhan demi keluhan atas hidup yang seolah tak berpihak padaku.
Kuratapi diri ini, dalam tangisan panjang, kenapa dan bagaimana semuanya terjadi begitu cepat. Hanya dalam waktu kurang dari satu tahun, pernikahanku menjadi kacau karena kedatangan seorang wanita.
Wanita yang berasal dari masa lalu, yang bahkan tidak seharusnya kembali hadir diantara kami, andai bukan Ibu yang menjembataninya. Terlebih, aku juga masih kecewa atas kebohongan Mas Reno yang tidak jujur sebelum pernikahan, kalau ia sudah pernah menikah dan memiliki seorang putri.
Sekarang, karena kejadian ini, rumah tanggaku
