Ambigu

1259 Words
Luke dengan marah menatap Chris, “Jangan ikut campur urusanku dengan Anne. Kau juga tidak perlu mengetahui ada apa antara diriku dengannya di masa lalu. Hanya saja jauhi Anne, jangan pernah kau dekati dirinya lagi!” ancam Luke, seraya berbalik pergi meninggalkan Chris yang menatap kepergian Luke dengan marah dan bertanya-tanya akan sikap Luke yang tidak masuk akal. Luke berjalan dengan hati yang masih panas kepada Chris dan juga penyesalan, karena sudah menyakiti Anne secara tidak sengaja. Tak lama kemudian, Luke sampai di rumahnya dan dilihatnya sudah tidak ada lagi kumpulan Billy dan para pekerja yang tadi dilihatnya. Masuk ke dalam rumah. Luke melihat Billy yang sedang menghisap sebatang rokok, sambil duduk santai menonton televisi. Luke menghenyakkan pantatnya, duduk di sebelah Billy, yang tidak merasa terganggu sama sekali dan tidak menghiraukan kedatangan Luke. Luke menghembuskan napasnya dengan cepat. sambil memejamkan kedua matanya. Ia lalu berkata kepada Billy, tanpa membuka matanya, “Aku mulai sedikit meragukan kewarasan diriku sejak datang ke kota ini. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan diriku, sehingga aku bersikap kasar pada seorang perempuan.” Billy menoleh ke arah Luke, “Pasti ini ada hubungannya dengan wanita yang bernama Anne. Aku juga tidak habis ada apa di antara kau dengan wanita itu di masa lalu. Hanya saja, kau bersikap sangat kasar kepada wanita itu dan aku tidak suka melihatnya, karena itu sangat bukanlah dirimu yang kukenal.” Aku juga tidak mengetahui apa yang terjadi dengan diriku. Aku membencinya, tetapi aku juga tidak suka melihat ia dekat dengan lelaki lain.” sahut Jaka, sambil menyisir rambutnya dengan tangan. “Kau mencintai wanita itu, bukan?, hanya saja kau mencoba menyangkalnya dengan bersikap kasar kepada wanita itu. Semakin kau bersikap kasar, maka semakin kau tidak bisa melupakan wanita itu.” Dengan cepat Luke membuka kedua matanya dan menoleh ke arah Billy dengan tatapan yang tidak suka, “Aku tidak mencintainya, semua rasa cinta yang pernah kurasakan untuk Anne sudah hilang. Bagiku, ia sudah mati. Ia hanyalah wanita yang tidak pantas untuk dicintai.” “Jadi Anne, nama wanita itu.” gumam Billy dalam hatinya. “Kalau begitu, seharusnya kau tidak keberatan sama sekali, seandainya Anne dekat dengan pria lain, atau ada pria yang mendekati dirinya, karena jujur saja sejak pertama kali melihat Anne. Aku merasa tertarik kepadanya.” “Dan mendengar penuturan darimu tadi, kalau kalian tidak ada hubungan apapun dan kau pun juga tidak menyukai gadis itu, aku akan mendekati Anne. Kuharap kau tidak keberatan dan menjadi marah, karenanya.” Luke terdiam selama beberapa saat, ia lalu berdiri dan kemudian menatap ke arah Billy dengan tatapan yang sangat tajam, “Aku tidak peduli kalau kau mendekati Anne. Aku hanya merasa kasihan saja kepadamu yang akan dipermainkan perasaannya oleh Anne. Ia wanita yang pandai bersandiwara.” Billy mengerutkan keningnya, “Benarkah ia seperti itu?, sepertinya ia wanita baik-baik dan tidak, seperti apa yang kau katakan barusan. Namun, aku akan mencoba mengikuti sandiwaranya kalau begitu, sampai ia akhirnya benar-benar jatuh cinta kepadaku.” Luke mengepalkan kedua tangan di sisi badannya dengan perasaan tidak suka, ia lalu berbalik masuk ke dalam kamarnya mengabaikan perkataan Billy. Berada di dalam kamarnya, Luke lalu merebahkan badannya di atas tempat tidur dan mengeluarkan dompet dari saku celananya. Diambilnya potret dirinya dan Anne, dari dalam dompet. Di potret itu, mereka berdua terlihat muda dan berbahagia, seolah tidak memiliki beban sama sekali. Hanya ada mereka berdua dan seolah siap menentang dunia. Namun, sayangnya Anne mengkhianati cinta mereka dan memilih menyerah kepada ayahnya. Luke merobek potret tersebut menjadi kepingan kecil, ia bertekad tidak akan membiarkan Anne bahagia. “Anne tidak akan bersamaku lagi, tetapi ia juga tidak akan menjadi milik orang lain. Ia harus menderita terlebih dahulu, seperti apa yang pernah aku dan ibuku rasakan.” gumam Luke. … Pagi-pagi sekali, Anne sudah bangun dan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk dirinya dan ayahnya. Ia membuat menu kentang tumbuk dan juga pie apel, sebagai sarapan. Ia menutupi wajahnya yang membiru bekas kena tamparan Luke dengan menggunakan rambutnya. Ia tidak mau ayahnya bertanya kenapa dengan wajahnya dan kalau sampai mengetahui kebenarannya, yang ada ayahnya akan bertengkar bersama dengan Luke, hal yang sangat tidak diharapkannya. Ayah Anne, Greg, berjalan memasuki dapur dengan wajah yang segar, “Aroma masakan yang kau buat, selalu berhasil membangunkan ayah. Apakah hari ini, kamu akan memasang kawat berduri itu, seorang diri?. Seandainya saja, kita masih mempunya uang yang banyak dan bisa membayar seseorang untuk melakukannya.” desah Greg yang merasa kecewa dengan keadaan mereka saat ini. “Tidak mengapa, Yah!. Aku bisa melakukannya sendiri dan kalaupun memiliki uang lebih, kita harus menyimpannya untuk persiapan kita dalam menghadapi musim salju.” sahut Anne lembut. “Kamu harus berhati-hati, kawat itu sangat tajam, kalau salah dapat mencelakai dirimu sendiri.” peringat Greg kepada Anne. “Aku akan berhati-hati, ayah jangan khawatir. Aku pasti bisa memasang pagar kawat tersebut.” sahut Anne. Ia lalu mengajaknya ayahnya untuk menyantap sarapan pagi mereka. Selesai sarapan pagi, Anne berdiri dari duduknya dan membawa bekas makanan mereka, lalu mencucinya sampai bersih. Setelahnya, Anne berjalan ke luar rumah melalui pintu belakang. Dengan wajah menghadap matahari, rambut pirangnya yang tergerai. Anne merentangkan kedua tangannya, dihirupnya udara pagi yang sejuk. Senyum kecil terbit di bibir mungilnya. Ia akan melakukan pekerjaannya seberat apapun dengan bersemangat, karena hanya itulah yang dimilikinya. Anne berjalan menuju gudang dan begitu sampai di dalam gudang, ia mengganti gaun yang dikenakannya dengan celana jeans pudar dan juga kemeja lengan panjang untuk melindungi kulit lengannya dari kawat berduri. Dikenakannya sepasang sarung tangan karet dan juga sepatu boots. Anne berjalan ke luar dari dalam pondok dengan menarik gulungan kawat berduri tersebut. Lalu dengan susah payah memasukkannya ke dalam pick up miliknya. Anne tidak mengijinkan ayahnya untuk membantu, selain karena faktor usia, juga karena penyakit ayahnya. Daripada mengeluarkan uang untuk berobat ayahnya, karena membantu ia bekerja, Anne lebih suka bekerja sendiri. Ia hanya meminta kepada ayahnya untuk membawa kentang hasil panen kemarin sore dan juga telur ayam untuk dibawa ke kota dan dijual pada langganan mereka. Ayah Anne lah yang mengemudikan mobil, setelah mengantarkan Anne menuju lokasi untuk memasang pagar, Greg pun meninggalkan Anne di sana. Setelah ayahnya bersama dengan mobil yang dikemudikannya menghilang, Anne mulai membuka gulungan kawat berduri tersebut. Ia menyeretnya menuju tiang pancang, lalu mengeluarkan palu dari saku belakang celana jeans yang dikenakannya. Di pinggang Anne tergantung kantong kain yang berisikan paku, untuk memudahkan ia dalam bekerja. Anne mengambil karet gelang dari salam saku kemejanya, kemudian ia gunakan untuk mengikat rambutnya. Dikenakannya topi koboi untuk melindungi kepala dan wajahnya dari teriknya panas matahari. Dengan bersemangat Anne memulai pekerjaannya memasang kawat berduri pada tiang pancang pertama. kemudian ia berjalan menuju tiang pancang berikutnya. Tidak ada kesulitan yang terlalu berat untuk Anne. Sementara itu, Luke yang sejak awal terus mengawasi apa yang dilakukan oleh Anne dari kejauhan dengan menggunakan teropong, tersenyum puas melihat kesulitan yang dialami oleh Anne. Namun, perasaan itu hanya berlangsung sebentar saja dan kemudian berganti dengan perasaan kagum akan kegigihan dan kerja keras Anne.. Ia melihat ke arah Anne yang bekerja keras dalam memasang kawat berduri tersebut, sesekali dilihatnya Anne mengusap peluh yang membasahi wajahnya dengan menggunakan lengan kemeja yang dikenakannya. Luke mengumpat, ketika ia melihat apa yang berjalan mendekati Anne, sambil berlari dengan kencang Luke mengingatkan Anne. “Awas Anne, di belakangmu!” Anne mendongak dari pekerjaannya dan dilihatnya Luke berlari ke arahnya, sambil berteriak memperingatkan dirinya. Anne yang lupa, kalau di tangannya masih menggenggam kawat berduri, membuat tubuhnya terbelit kawat tersebut dan terjatuh ke tanah yang tertutup rumput. Luke berhenti dan mengeluarkan pistol yang terselip di pinggangnya, lalu mengarahkannya ke arah Anne, yang membelalak terkejut menatap ke arah Luke.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD