Lia menatap sekitarnya yang tampak sepi, keputusannya yang berada dirumah setelah menikah memang keputusan besar. Usaha yang dirintis sudah dipegang alih sama Dio dan Kia sesuai dengan keputusan Gio yang menginginkan anak – anaknya tanggung jawab dari kecil, menatap sekitar dimana memang tampak sepi yang hanya tersisa ibu – ibu dalam rumah sedang memasak dan jam tertentu mereka akan keluar hanya untuk bergosip.
“Sore” Lia menatap sumber suara disampingnya dimana pria bernama Manoj orang ekspatriat dari India menyapanya.
Manoj sendiri berusia kepala lima dan tinggal seorang diri meski terkadang ibu – ibu sering mengatakan jika pria ini sering membawa wanita kedalam, Lia tidak pernah melihat wanita keluar masuk dari rumah baik itu pagi atau malam hari. Manoj menatap Lia dari atas sampai bawah dimana kulit putih dan berisi di d**a dan pahanya yang menggoda iman bisa tertarik dengan pria berkulit beda dengan dirinya, Lia tidak menyadari pakaiannya saat ini dimana sedikit transparan sehingga bisa terlihat dalamannya yang berwarna orange dan mampu membuat adik kecil Manoj berdiri sempurna.
“Pak Giovanni belum pulang?.”
“Belum, katanya ada lembur” Manoj mengangguk “sudah makan?” Manoj menggelengkan kepala “saya masak sedikit banyak dan mereka berdua pulang malam, nanti saya antarkan tapi makan daging tidak?” Manoj hanya mengangguk karena dalam otaknya sudah tersusun banyak rencana “aku siapkan dulu.”
“Pintunya aku buka jadi tinggal langsung masuk saja” Lia mengangguk pelan.
Menyiapkan makanan untuk tetangganya yang berasal dari negara yang berbeda, rantang makanan sudah siap tinggal berangkat. Tidak lupa mengunci pintu terlebih dahulu sebelum kerumah Manoj, suasana rumah disaat sore biasanya sangat ramai tapi sepertinya saat ini entah mengapa jadi sangat sepi. Lia masuk dengan sangat mudah karena tidak dikunci oleh Manoj, masuk kedalam rumah dimana tercium aroma khas dari negaranya sempat membuat Lia mual, masuk semakin dalam karena tidak menemukan keberadaan tuan rumah yang secara tiba – tiba Manoj keluar dengan bertelanjang d**a dengan handuk menutupi bagian bawahnya.
“Sampai masuk jadi gak enak.”
Lia menatap tubuh Manoj dimana tumbuh bulu – bulu di dadanya yang membuat dirinya menelan saliva kasar, meski Gio memiliki bulu tapi tidak sebanyak Manoj. Lia semakin masuk kedalam dimana Manoj memindahkan makanannya ke dalam wadah, memilih berdiri di belakang Manoj seakan menilai tubuh pria tersebut.
“Kekasihnya gak ada?.”
Manoj menatap Lia lalu tersenyum “gosip tetangga masih didengarkan” meletakkan wadah di mesin cuci piring “kalau kekasihnya seperti kamu gak akan nolak” wajah Lia memerah mendengar kata – kata Manoj “aku sering mendengar desahan kamu.”
Lia membeku saat Manoj mendekati dirinya yang bersandar di tembok, membelai pipi Lia lembut membuat mereka saling menatap satu sama lain. Menelan saliva kasar saat tubuh mereka semakin mendekat, wajah Manoj semakin dekat seakan hendak menciumnya membuat Lia menutup mata menunggu bibir pria beda negara ini. Melihat sang wanita menutup mata Manoj memberanikan diri menempelkan bibir mereka tanpa adanya gerakan sama sekali, Lia tidak tahu harus melakukan apa dengan bibir Manoj yang menempel ini, perlahan digerakkannya bibir Lia membuat Manoj tersenyum karena mendapatkan respon dari ibu tiga anak ini. Tangan Lia sudah melingkar di leher Manoj membuat tubuh mereka semakin mendekat, Manoj meremas p****t Lia perlahan dengan mengangkat bagian bawahnya sehingga bisa merasakan lembutnya kulit wanita dihadapannya ini. Diangkatnya Lia tanpa melepaskan ciuman yang membuatnya segera melingkarkan kakinya pada paha Manoj, ciuman mereka berdua semakin dalam seakan tidak ingin terlepaskan satu sama lain. Tangan Manoj sudah meremas p******a Lia dengan pelan yang akhirnya membuat Lia melepaskan ciuman dengan mengeluarkan desahan.
“Jangan membuat bekas” ketika merasakan lidah Manoj bermain dilehernya “aku tidak ingin suamiku tahu.”
Manoj menuruti permintaan Lia dengan tetap menjilati seluruh tubuhnya dimana membuat sang wanita meremas rambut panjang Manoj, tangan Lia dibawahnya pada p***s dengan memberikan belaian perlahan. Manoj membuka pakaian Lia dan dilemparkannya secara sembarangan dan langsung membuka semuanya sehingga Lia telanjang bulat membuat Manoj menatap tubuh Lia dengan pandangan bersinar, Lia menutup p******a serta vaginanya saat menatap Manoj yang tidak berkedip menatap dirinya dan ini pertama kalinya telanjang depan pria yang bukan Gio.
“Suami kamu sangat beruntung sekali” melepaskan tangan Lia yang menutupi bagian tubuhnya “sangat indah dan aku ingin merasakannya, apa bisa?.”
Lia terdiam karena jika Manoj menyentuhnya berarti telah mengkhianati Gio, pria yang mencintainya dengan penuh perasaan. Manoj yang melihat Lia akan berubah pikiran dengan cepat membuka pakaiannya sehingga Lia bisa melihat p***s Manoj yang sangat berbeda dengan Gio, dipegangnya tangan Lia menyentuh penisnya dimana hanya pasrah dengan tatapan tidak akan lepas dari p***s milik Manoj. p***s Gio memang besar dan panjang hanya saja milik Manoj ini seakan menggoda Lia untuk mencobanya masuk kedalam, belaian perlahan pada pipi dengan ciuman yang diberikan Manoj serta tangannya yang meremas pelan p******a membuat Lia terjebak pada apa yang dilakukan pria ini, bahkan jemarinya sudah keluar masuk di v****a Lia yab membuatnya mendesah keras atas apa yang dilakukan.
“Kamu sangat sempurna dan semua ini tidak akan diketahui oleh suami kamu.”
Diangkatnya Lia masuk kedalam kamar dimana tercium aroma khas dari negara Manoj yang semakin membuat dirinya menginginkan sentuhan lebih dari pria tersebut, Manoj yang sangat tahu jika Lia masuk kedalam jebakannya dengan segera memasukkan penisnya kedalam v****a. p***s tak bersunat pertama yang memasuki Lia dan juga p***s pertama selain milik Gio, menahan nafas saat p***s Manoj masuk kedalam bahkan memejamkan matanya. Lia bernafas lega saat p***s tersebut masuk kedalam dimana Manoj memberikan nafas sebentar agar bisa menetralkan diri, gerakan perlahan yang Manoj lakukan membuat keduanya memejamkan matanya menikmati setiap inch dari sentuhan mereka. Manoj merasakan bahwa milik Lia adalah terbaik selama ini dan bagaimana bisa tidak menyadarinya, gerakan Manoj semakin cepat seakan mereka ingin mencapai klimaks bersamaan. Manoj harus lebih cepat karena suami dan anaknya akan segera datang sedangkan Lia sendiri bergerak kiri kanan mencoba menikmati semua sentuhan yang ada dari p***s Manoj, satu jam sebelum Gio pulang Manoj sudah mencapai klimaksnya dengan mengeluarkan didalam Lia. Melepaskan penyatuan mereka berdua dengan saling memandang dimana Lia harus kembali kerumah, Manoj membantunya dengan memberikan tangga agar lewat belakang yang diikuti Lia. Ketika naik Manoj dapat melihat cairan mereka yang mengering disela – sela paha Lia dan membuatnya ingin mengulangi kembali, sedikit beruntung karena rumah mereka tidak memiliki tembok pemisah tinggi dibandingkan sebelahnya. Manoj ikut naik menuju rumah Lia yang membuatnya terkejut atas apa yang dilakukan pria tersebut, ditariknya Lia dengan mencium bibirnya lembut.
“Besok kita ulangi kembali karena aku masih belum puas merasakannya.”
Lia membelai pipi Manoj pelan “dengan syarat tidak ada wanita lain yang kamu masuki, maka aku akan siap memuaskan kamu jika tidak ada suamiku.”