Lia pulang dengan diantarkan oleh Scott sampai depan rumah, melihat rumah yang berada disampingnya membuatnya takut pada Manoj secara tiba – tiba. Belaian lembut di pipinya membuat Lia tersadar bahwa Scott berada disampingnya, Lia menghabiskan cukup waktu dengan Scott dan sekarang hari sudah sore.
“Rumah kamu sudah terlepas dari ilmu mereka jadi tenanglah” menatap Lia lembut.
“Terlepas dari dia tapi masuk kedalam perangkapmu” Lia menatap malas pada Scott.
Scott mencium bibir Lia lembut “aku mencintaimu.”
Lia melepaskan Scott dengan langsung keluar dari mobil dan langsung masuk kedalam rumah, sebelum dirinya pulang tadi sempat membuatkan makanan untuk Scott dan sekarang dirinya harus memasak kembali untuk keluarganya. Lia membersihkan dirinya dimana bekas s****a Scott sudah mengering di vaginanya, percaya atau tidak jika Lia pulang hanya menggunakan kemeja Scott tanpa dalaman sama sekali. Lia menggunakan pakaian andalannya saat dirumah yaitu dress panjang lalu menuju dapur menyiapkan makan malam untuk mereka bertiga, melihat waktu dimana tidak lama lagi mereka pasti akan pulang. Teriakan Dio terdengar sampai dapur dan langsung memeluk Lia erat yang hanya diberikan tepukan ringan pada punggung putranya, bau khas orang pergi masuk ke hidungnya dan langsung menyuruhnya untuk langsung mandi.
“Papa datang sama oma dan Kak Aya.”
Lia mengerutkan keningnya mendengar perkataan Dio dan saat menatap dibalik punggung dimana pemandangan yang terlihat adalah kedatangan Mona beserta anaknya Aya, Mona mendatangi Lia dengan memeluknya erat membuat Lia melakukan hal yang sama. Aya sangat mirip dengan Kia secara kulit dan sayangnya ketiga anak – anak Lia tidak ada satu pun yang dekat dengan Aya entah karena apa, Lia mengajak Mona untuk masuk kedalam kamar yang biasa ditempatinya sedangkan Aya masuk kedalam kamar lain.
Mona melawati masa kritisnya semenjak kejadian itu dimana yang diingat oleh Mona adalah pernikahan dirinya tapi bukan dengan ayah Gio melainkan Gio, beberapa kali keluarga Mona meyakinkan bahwa dia bukan menikah dengan Gio melainkan ayahnya Mona tidak percaya. Anak dari hasil mereka berdua dianggap sebagai anaknya dan Gio, Gio yang tidak bisa datang ke tempat asalnya karena konflik hanya bisa diam. Saat Mona kembali ke Indonesia dimana orang yang ingin ditemuinya adalah Gio, setiap kehadiran Mona dimana Lia harus bersabar atas semua sikapnya hingga pertemuan mereka dengan Kimberly mengubah semuanya dan penderitaan Lia berakhir.
Hubungan Gio dengan tanah kelahirannya semakin membaik, namun Lia tetap tidak bisa datang kesana hingga suatu kejadian dimana Louis sang ayah sakit kembali membuat Gio berada disana dan berakhir dengan kehamilan Mona tidak lama kemudian. Semua terjadi saat Lia baru saja melahirkan Kia, dan ditahun berikutnya Mona melahirkan dimana yang langsung Louis anggap sebagai anaknya.
Lia meninggalkan Mona seorang diri dikamar dengan memasuki kamar mereka berdua, menyiapkan keperluan Gio setelah mandi dengan menunggunya di ranjang sambil memainkan ponsel. Gio tersenyum menatap Lia dengan mencium keningnya pelan, Lia tersenyum menatap Gio yang semakin hari semakin terlihat berwibawa diusianya yang tidak lagi muda.
“Mona minta dijemput tadi di bandara datang sama Aya” Lia hanya diam “katanya kangen sama kamu.”
“Berapa lama disini?” Lia bertanya langsung membuat Gio terdiam “kamu masih mencintai dia?.”
“Li, kita udah bicara ini berkali – kali dan kamu tahu kalau semua diluar kendali kita, bagaimana pun Aya dan Kenan membutuhkan aku sebagai papanya meski papa memberitahu mereka bahwa dia adalah papanya tapi aku papa biologisnya.”
Lia menghembuskan nafas pelan mendengar Gio berbicara “adegan ranjang kalian bahkan dilihat langsung oleh anak – anak dan setiap kali aku menutupi perbuatan kalian, bahkan anak – anak tidak ada satu pun yang menganggap bahwa Mona adalah neneknya dan setelah ini aku yakin kalau Dio tidak akan mau keluar dari kamar” ketukan pintu membuat mereka terdiam dan Lia melangkah untuk membukanya “mau kemana?” menatap Dio yang membawa tas “kamu baru pulang loh.”
“Mama mau ikut?” Lia mengernyitkan dahinya mendengar perkataan Dio “pasti sebentar lagi wanita itu akan datangi mama dan akan bilang kalau udah lama gak ketemu papa lalu minta berada satu kamar berdua” Dio menatap Aya yang baru keluar dari kamar “mama tahu kalau dia pernah bermain sama tetangga kita Manoj dengan menggunakan tangga.”
Lia membeku mendengar perkataan Dio bagaimana anaknya tahu mengenai Manoj dan hubungan dengan Aya, sedangkan dirinya sama sekali tidak tahu sama sekali. Lia sedikit takut jika Dio mengetahui semuanya tentang apa yang dirinya lakukan beberapa hari ini, Dio menatap Lia lembut dengan tetap mengajak untuk pergi.
“Aku saja yang pergi daripada kalian seperti ini” suara Mona membuat semua menatapnya “aku bisa tidur di hotel, Gi” Lia menatap Gio yang tidak terima.
“Dio sayang kamu gak boleh begitu sama oma” Lia menatap Dio memohon “kamu tetap tinggal disini karena Gio pasti membutuhkanmu” Gio terdiam mendengar kata – kata Lia “waktunya kamu memilih siapa diantara kami berdua” menatap Gio tajam
Semua mata menatap kearah Gio menunggu jawabannya “Mona dan Aya maaf sepertinya kalian harus ke hotel” menatap penuh penyesalan pada Mona.
Lia mengadahkan tangan pada Gio membuatnya mengernyitkan keningnya “Dio carikan mereka hotel yang jauh dari sini terserah dimana dan ponsel kamu mana?” Gio mengeluarkan ponselnya yang diambil oleh Lia dengan menghapus serta memblokir semua nomer Mona dan yang lain.
“Aku tidak mau keluar karena ini adalah rumah papa jadi untuk apa aku keluar, bukankah berbagi lebih baik dan selama ini kalian lebih sering bersama dibandingkan kami” Lia menjatuhkan ponsel Gio “aku sudah tahu kalau kakek tua itu bukan papaku melainkan kakek sedangkan papa yang asli dia” menunjuk Gio “bukankah selama adil tidak ada masalah, jangan terlalu lebay atau tante Yang berselingkuh?.”
Perkataan Aya sukses membuat semua terdiam bahkan Dio hampir saja menamparnya jika saja Lia tidak mencegah, Lia menatap Gio dengan pandangan kecewa. Masuk kedalam kamar mengambil barang – barangnya yang langsung membuat Gio panik, Lia mengeluarkan semua kartu yang pernah Gio berikan dan langsung membawa pakaiannya untuk keluar. Lia menghentikan langkah menatap Aya yang tersenyum sinis atas apa yang Lia lakukan, menghembus dengan menarik nafas pelan agar tidak menangis. Lia keluar tanpa mengucapkan apa pun yang langkahnya diikuti Dio, mereka tidak tahu akan kemana akhirnya Lia memutuskan untuk dihotel dengan kamar yang berbeda. Pintu kamar diketuk membuat Lia akhirnya membuka dan saat melihat sosok yang diharapkan muncul Lia langsung memeluknya erat.
“Ajak aku pergi menjauh dari tempat ini kemana pun kamu pergi.”