BAB 15. Penyesalan

1011 Words

Sejak 5 jam yang lalu Arga masih setia memandangi tubuh lemah istrinya yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit, Aira belum juga membuka matanya seolah tahu akan ada kenyataan menyakitkan yang masih menunggunya. Setidaknya nafas teraturnya membuat Arga sedikit tenang, lelaki itu masih terpukul karna dia gagal menjadi orang tua, calon anaknya pergi untuk selamanya. “Maaf” lirih Arga sembari tangannya menggenggam erat satu tangan Aira yang bebas dari selang infus, air matanya memaksa untuk jatuh meski sudah dia tahan “Tolong jangan membenciku, maaf karna aku gagal menjaga kalian berdua” Janji untuk melindungi terus terngiang di kepalanya, andaikan saat itu dia tak terpancing ucapan Aira dan mungkin mereka berdua tak akan terlarut dalam kemarahan. Seharusnya waktu itu dia tak berkata

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD