"Ryan!" Suara bariton dari pintu utama gedung rektorat mengalihkan perhatian pria tampan itu. Tangan sang sahabat melambai memanggil yang langsung di sambut Ryan saat dia menoleh. Ryan berbalik dan langsung melangkah pergi meninggalkan mahasiswi yang masih menunduk dan merapihkan buku-bukunya itu. Di posisi Via sekarang dia merasa lega melihat sang pria melangkah pergi meninggalkannya. Via menghembus napas panjang tanda kelegaan dalam hatinya. Beberapa detik kepergian Ryan barulah Via berani mendongak menatap punggung lebar yang sudah tidak asing lagi baginya meski baru saja sekali bertemu dan ini kedua kalinya di tempat dan situasi yang berbeda. Pria itu, pria yang sudah menikmati tubuhnya untuk pertama kalinya dan menikmati kesuciannya. "Astaga, Vi! Loe kenapa?" Betty jongkok ikut m