ACARA perekrutan sudah hampir dimulai, tapi yang ditunggu-tunggu belum juga menampakkan batang hidungnya. Di atas panggung kecil, Faren berdiri dengan mata yang tidak terlepas pada deretan cogan yang sudah duduk di kursi, meneliti lagi barangkali sang pangeran detak jantungnya ada di antara para cogan yang lain. Tapi ia gelisah, Feron belum menempati salah satu kursi manapun. Faren menautkan jari jemarinya, gurat wajah gelisah sudah terpancar dengan jelas. Cewek itu kemudian melirik ke samping, di mana tempat Nata berdiri. "Nata, Fegannya Faren kok belum dateng juga sih? Feron itu cogan, harusnya ke sini. Gimana kalo Fegan nggak datang?" tanya Faren dengan bibir yang mengerucut ke depan. Karena begitu dongkol, Faren bahkan sudah menggoyangkan-goyangkan tangan Nata dengan gerakan cepa