12. SELEKSI

1130 Words
PENGUMUMAN!!! SELEKSI PARA COGAN UNTUK JADI PACARNYA FAREN AULIA MAHARDIKA Dicari para cogan khususnya yang bersekolah di SMA ERLANGGA, untuk mengikuti seleksi menjadi seorang calon pacar yang jago bikin baper, melayang, sampai kejang-kejang sekaligus. Diharapkan semua cogan untuk berpartisipasi dalam acara ini. Sebelumnya, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu, berikut adalah beberapa syarat yang wajib dimiliki oleh peserta yang ikut. • Cogan ✓ • Alis tebal ✓ • nggak toxic ✓ • Jago gombal ✓ • Bibir seksi minta di jamah ✓ • Pelukable ✓ • sispek ✓ • Tinggi ✓ • Jago bikin Faren kesengsem tujuh turunan ✓ • Nggak pakboi ✓ • Kulit putih bersih, terbebas dari noda ✓ • Perhatian ✓ • penyayang ✓ Dan masih banyak syarat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Dimohon untuk para cogan-cogan kesayangan Faren yang kira-kira mempunyai beberapa syarat di atas, untuk ikut mendaftar. Yang merasa ganteng di mohon hadir, dan yang merasa b***k, mohon maaf, kalian tidak dibutuhkan dalam acara ini. Kegiatan menyenangkan ini akan dilaksanakan pada : Hari: Sabtu, 25 April 2020 Waktu: Pukul 08.00 WIB Tempat: Aula sekolah Bagi peserta yang ikut berpartisipasi, akan mendapatkan hadiah berupa: • Kaos bertandatangan Faren + berfoto ✓ • pantun ✓ • golden tiket untuk makan di kantin selama seminggu (diundi secara acak) ✓ • polaroid Faren ✓ • nyanyian Faren lagu goyang dumang ✓ Dan masih banyak lainnya, yang b***k di harap nggak usah ngiri. Ini khusus untuk cogan. Dan buat para cogan kesayangan Faren, sangat diharapkan datang dengan tampilan yang bikin Faren melongo kayak orang begoo. Peringatan dan Perhatian! Kegiatan ini sudah di tandatangan bermaterai oleh pemilik Yayasan sekolah ini. Bagi cogan yang nggak ikut, bakal dikenakan SANKSI atau lebih buruknya DIDEPAK DARI SEKOLAH. Pendaftaran dibuka sampai hari Jum'at, hubungi kontak di bawah ini untuk mendaftar atau sekadar tanya-tanya. Nomor Wa: +62859××××××× Instagram: Faren_Aulia01 Email: farensicecan@gmail.com tertanda, Faren cantik SELAMAT BERGABUNG PARA COGAN KESAYANGAN FAREN! *** Hari ini semua siswa di gemparkan dengan sebuah kertas yang tertempel di mading sekolah. Semua ingin berbondong-bondong melihat informasi yang jauh dari kata berfaedah tersebut. Awalnya mereka semua bersikap masa bodo dengan itu, terutama para cowok-cowok. Tapi, ketika membaca tulisan bahwa sanksi bakal diberikan ketika tidak mengikuti kegiatan absurd itu, semua yang membacanya langsung terkesiap. Mereka seolah baru disadarkan jika Faren adalah anak pemilik yayasan sekolah ini. Jadi tidak heran jika cewek itu bisa melakukan hal gilaa macam itu. "Untung gue ganteng, mayan lah ikut, Faren bening juga. Siapa tahu gue kepilih," ujar seorang cowok yang baru saja membaca pengumuman itu di mading. "Gue juga ikut, banyak hadiahnya juga. Lumayan," ujar si cowok lain. "Siapa tahu, gue menang undian makan di kantin seminggu. Kan lumayan bro, ya nggak?" "Eh lo berdua, nggak mikir ya? Harga diri elo berdua pada umpetin di mana sih? Goblook banget, mau-mau aja ikutan kayak gitu. Nggak jelas, mending tidur di rumah!" celetuk cowok yang satunya. "Halah, bilang aja lo sirik. Secara muka elo kan minus dan pastinya nggak boleh datang. Kalo gue sih emang dari sononya ganteng. Kalo kepilih, kan, banyak untungnya bro. Bokapnya kaya, pemilik yayasan!" Pusing dan merasa sangat terusik dengan celotehan disekitar, Feron yang belum habis membaca kertas yang tertempel di mading, akhirnya memilih untuk menghindar. Ia mendesah singkat, lalu berjalan menjauh dari sana. Kedua tangannya tenggelam dalam saku celana. Feron bahkan merasa tidak peduli dengan kegiatan aneh tersebut. Tidak ada untungnya juga buat ia ikuti. Lagipula, mana mau ia bertemu dengan cewek gilaa itu lagi? Sepanjang perjalanan, telinganya juga masih menangkap siswa yang membicarakan pengumuman tersebut. Tidak ada yang berani membantah atau melabrak seorang Faren Aulia Mahardika. Posisinya yang menjadi anak pemilik yayasan, sungguh membuat orang lain tidak ada berani yang mengusik. Sampai akhirnya, Feron tersentak kaget ketika tepukan keras mendarat di bahunya. Cowok itu menoleh ke samping sebelum akhirnya meloloskan desahan singkat. "Eh, lo ngapain pergi nyelonong nggak bilang-bilang sih? Bangke lo!" omel Geo, menjitak kepala Feron. Feron tidak membalas, hanya sorot matanya yang tajam kini ia hunuskan. Itu sudah menandakan jika Feron terusik. Geo sudah hapal betul tingkah sahabatnya ini yang jarang ngomong. Sekalinya ngomong, kadangkala bisa bikin orang lain sakit hati saat mendengarnya. "Nih anak emang nggak ada akhlak, main pergi aja! Tahu-tahu ngilang aja cem tuyul," ujar Alvin pula. Sama-sama kesal dengan ulah Feron. "Eh, gue tapi mau ikutan acara itu deh. Ketimbang suntuk di rumah. Nggak rugi juga buat ikut, banyak hadiah. Pasti banyak pula makanan nanti." Setelah Geo menyelesaikan kalimatnya dan diakhiri dengan kekehan, secara tidak terduga ia mendapat jitakan dari Alvin. "matamu! Yang ada di otak lo cuma makanan mulu, nggak ada yang lain apa!" gerutu Alvin kesal. Geo mendesis, tangannya masih sibuk mengusap kepalanya yang menjadi sasaran empuk jitakan Alvin. "Makan kebutuhan anjir!" balasnya tidak terima. "Perut lo emang karet, makan sepuluh piring aja nggak bakal meledak tuh perut. Heran gue." Alvin menggelengkan kepalanya takjub. Sembari menepuk bagian kiri dadaanya, Geo menyahut pongah. "Ya enggak dong. Gue kan kalo makan seimbang, empat sehat lima sempurna sudah gue terapkan. Gue juga rajin olahraga, makanya perut gue nggak buncit. Malahan tambah sispek." "Sispek ndasmu! Perut kayak papan setrikaan aja bangganya amit-amit. Kayak gue dong, nggak perlu pamer. Sispekan gue daripada elo!" jawab Alvin ngotot, tak mau kalah begitu saja dari Geo. Alvin menoyor kepala Geo untuk yang kedua kalinya. "Lebih sispek gue! Mau gue tunjukin? Ayo adu! Kita cari cewek-cewek buat dijadiin juri. Gimana? Setuju nggak lo? Takut? Kalo takut buat apa lahir lo! Mending masuk aja sana ke perut nyokap lo lagi." Ucapan Alvin yang super ngotot, dibalas pula dengan Geo yang tidak kalah keras. Hingga Feron yang berada di tengah-tengah mereka berdua merasa sungguh jengkel. Sejak tadi Feron sudah memupuk kesabaran di tubuhnya. Ia tidak boleh emosi begitu saja. Tatapannya masih mengarah ke depan, pura-pura memasang wajah setenang mungkin. Padahal mah dalam hati ia sudah kepengin menabok dua dedemit di sampingnya ini. Alvin tersenyum miring mendengar kalimat penuh percaya diri dari Geo. Ia tertawa sebentar, lalu dilanjutkan membalas ucapan Geo. "Wah nantangin gue nih bocah. Hayok! Siapa takut. Gue yang bakal menang juga. Gue lebih sispek dari pada elo!" "Gue lebih unggul, udah mirip sama roti sobek yang dijual di warung-warung. Elo mah beda lagi, udah kenyel kek agar-agar gitu. Mana mau cewek nemplok sama lo!" balas Geo lagi, sangat tertantang untuk mendebat lebih jauh lagi. Ia harus menang, ia tidak akan membiarkan Alvin mengejeknya. "Lo nantangin? Buktikan sekarang aja nyet!" geram Alvin. "Lah siapa takut! Ayo cari cewek sekarang!" "Oke!" putus Geo lantang. Sorot matanya terlempar serius. Alvin dan Geo seolah tidak menyadari jika Feron masih berada di tengah-tengah mereka. Gendang telinga Feron terasa hampir pecah mendengar perdebatan perut siapa yang lebih sispek itu. Ia mendesah panjang, dan kesabaran sudah terkuras habis. Ia berhenti melangkah. Kemudian disusul mengeluarkan suara yang mampu membuat siapa saja langsung membungkamkan mulut. "DIAM!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD