"Jamie! Katakan padaku ini semua tidak benar! Katakan padaku bahwa itu hanya kebakaran kecil yang sama sekali tidak menghilangkan semua hal yang aku simpan tentang Divo, bukan?! Katakan, Jamie Delamano! Katakan!" Di atas brangkar rumah sakit, Julie begitu terisak mendapati kenyataan jika pavilliun tempat di mana ia dan suaminya tinggal kini telah ludes terbakar. Dengan kondisinya yang bahkan tak dapat berbuat apapun. Karena nyatanya ia malah tak sadarkan diri ketika mendengar hal itu dari Mickey Andrew, salah satu pekerjanya.
Kini ketika ia sadar dan mendapati dirinya tengah terbaring lemah dengan penampakan tembok putih ruang rawat inap VVIP dengan Jamie Delamano yang berada di sampingnya. Terang saja Julie begitu histeris dan menangis sesengukan sembari berusaha menanyakan perihal kebakaran itu. Sebab kedalaman hatinya terasa begitu sakit. Saat sekali lagi ia memikirkan bagaimana caranya ia dapat menunjukkan bukti nyata pada Divo saat lelaki itu sadar, bahwa mereka adalah sepasang suami istri.
"Tenanglah, Julie. Semua ini adalah cobaan yang harus kau jalani saat ini. Tuhan sedang mengujimu. Bukankah yang terpenting kau, Divo dan bayi dalam kandungan mu terhindar dari insiden kebakaran itu? Apa kau tidak berpikir jika kau berada di sana dan demi menyelamatkan berkas-berkasmu Tapi kandunganmu terluka? Saat ini yang kau perlukan adalah istirahat panjang, Julie. Ini demi anak dalam kandunganmu. Lagi pula jika mengapa kau begitu khawatir pada sebuah berkas? Apa yang kau maksud berkas ini adalah surat nikah kalian berdua? Atau album foto pernikahan kalian? Jika ia maka kau harusnya tak perlu merasa tertekan, Julie. Berkas itu bisa kita dapatkan kembali dengan pergi ke paroki gereja di mana kalian menikah dulu. Mereka bisa mengeluarkan surat rekomendasi yang menyatakan jika surat nikah asli kalian berdua telah hangus terbakar. Aku akan membayar orang agar kau bisa mendapatkannya. Lalu soal foto kebersamaan kalian? Bukankah kalian berdua memiliki lebih dari satu akun di media sosial? Apalagi yang kau takutkan sekarang? Kau tinggal pergi ke tukang foto dan mencetaknya. Lalu berikan pada Divo sebagai buktinya. Mudah, bukan? Jadi berhentilah berpikir yang tidak-tidak, Julie. Kami semua di Resto pasti akan membantu mu meyakinkan Divo. Yah, kalau Gischa sih aku tak yakin ia mau membantu mu. Sedang sejak kemarin malam saja ia tak masuk bekerja dan Resto terpaksa aku tutup. Harusnya dia tak perlu repot-repot datang kemari dan menjadi biang masalah keributan. Tapi, untung saja kemarin ia sempat menahan Chef Nugie kemarin. Jika tidak? Kurasa saat ini Bapak babtismu itu sedang terluka juga. Kasihan sekali."
Deg
Debaran jantung Julie Ashley sekali lagi berdebar kencang saat itu juga. Omongan panjang lebar Jamie Delamano yang selalu lost control jika bercengkrama dengannya itu, kini benar-benar menyinggung perasaan. Tapi sekali lagi ia harus menelan pil pahit dari cobaan yang kini menghinggapi hidupnya. Karena memang hukum tak mengenal kata persaudaraan. Yang benar saja bisa dengan mudah diputar balik menjadi salah. Apalagi yang sudah sangat jelas bertolak belakang dengan kode etik kedokteran seperti Doktor Agusto Smith? Mal Praktik adalah perbuatan paling fatal yang harus selalu dihindari seorang Dokter karena hal tersebut tak ada bedanya dengan membunuh atau bukan menyembuhkan.
"Aku tahu, Jamie. Aku sangat paham jika semua pekerja di Resto akan membantuku. Aku juga bisa dengan mudah memaksa Divo bertanggung jawab atas dasar segala fakta-fakta itu tapi ini masalah hati, Jamie. Ini masalah rasa yang harus selalu bisa aku pupuk hingga kami tua nanti. Bagaimana bila Divo ternyata menganggap aku musuhnya? Kau ingat bukan dulu kami tak pernah akrab sama sekali? Kami selalu bertengkar di pantri dengan keadaan yang bahkan pernah beradu resep baru yang akan ditambahkan dalam daftar menu baru, Jamie. Kami beradu argumen hingga saat itu aku benar-benar membencinya. Sangat lama keadaan kami berubah menjadi baik setelah pernikahan konyol ini terjadi. Kau tahu apa? Di saat semua pasangan pengantin baru mendapatkan malam pertamanya, Divo malah sibuk memasak masakan kesukaannya dari Indonesia. Jadi, Jamie! Apa kau yakin hal seperti itu tidak terulang lagi kali ini? Aku sedang mengandung, Jamie! Aku hamil dan sangat membutuhkan perhatian Ayah dari bayiku! Apa kau yakin Divo akan peduli padaku ketika yang ia ingat tentang aku hanyalah sebuah pertengkaran dan perdebatan saja? Katakan, Jamie! Katakan apa kau bisa memastikan Divoku akan kembali menjadi Divo yang dulu? Ini sangat mustahil terjadi, Jamie. Aku... Hiks...!"
Jamie yang tak tahan melihat Julie Ashley menangis, pun akhirnya berdiri dan memeluk tubuh lemah nyonya baru, dengan menyapu punggung belakangnya. Namun rupanya adegan itu tertangkap oleh mata kakak iparnya, Nugie Allans yang kebetulan ingin memberitahukan keadaan Divo pada Julie, hingga membuat lelaki tersebut geram dan memotret kebersamaan mereka berdua. Sang koki terkenal itu lantas berbalik dan pergi tanpa berniat memberitahukan Julie jika adiknya sudah siuman. Dengan masih saja membawa sejumlah kesalah pahaman atas adegan pelukan yang ia lihat tadi.
"Malang nian nasibmu, Divo. Kau baru saja sadar dari operasi besar yang sangat hampir merenggut nyawamu. Tapi istrimu sedang asyik masyuk berpelukan dengan lelaki lain. Apakah nasib rumah tangga kalian juga akan berujung seperti Ibu dan Ayah? Lalu, apa benar anak dalam kandungan wanita itu adalah darah dagingmu? Aku tak bisa membayangkan jika nanti anakmu juga akan berpisah tempat tinggal seperti kita. Hahhh... Semoga saja itu tidak akan pernah terjadi padamu, Divo. Kau saudaraku satu-satunya dan aku tidak rela jika kau disakiti siapapun. Jika dulu aku tidak bisa menjalani hari dengan menjadi seorang Kakak yang baik dan melindungimu? Maka kali ini aku akan berusaha sebisa ku untuk membuat mu bahagia. Dan kau Jamie Delamano? Jamgan sebut namaku Nugie Allans bila aku tak bisa membuat mu jatuh terpuruk! Jika kau masih berani mengganggu adik iparku, maka kau harus membayarnya dengan tidak bisa memasak di pantri restoran manapun. Hem...! Kau lihat saja nanti!"