Mobil yang di tumpangi Rata kini sudah berada di kota balikpapan. Perjalanan dari samarinda hingga balikpapan membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar dua atau tiga jam karena jalannya bisa di bilang curam dan sedikit kecil.
"Ini di mana om!!!" Tanya Abra sambil menengok sekitar.
"Ini namanya kota Balikpapan, Abra.." jawab Ardi.
"Uahhh!!! Ada patung beruang..." pekik Abra saat melihat patung beruang yang sedang menaiki pohon di Jl.jendral Sudirman.
Matanya berbinar-biar karena ini baru pertama kalinya Abra bisa melihat beruang walaupun itu hanya dulplikasi patung. Ia terus melihat patung itu hingga hilang dari pandangannya. Ratna yang sedari tadi hanya menatap ke arah luar jendela menikmati pemandangan yang ia tidak bisa lihat sama sekali, setidaknya masih ada cahaya yang menerangi pemandangannya.
"Adrian, Aika dan juga Abra papah titipkan sebentar ke tempat daddy dan mommy yaa..." kata Ardi untuk ke tiga anaknya.
"Mommy daddy itu apa..." Tanya Abra polos.
'' daddy mommy itu sebutan untuk orang tua, kaya mamah dan papah gitu Abra..
" jawab Aika sambil menyingkirkan rambutnya yang tertutup bibir bungilnya.
"Abra cuma punya mamah, Tapi papahnya gak ada.." kasitau Abra sambil mengedipkan matanya polos. Ardi yang mendengar penuturan Abra seperti ingin beritau kalau dia adalah papahnya.
"Abra bisa panggil om, papah kok kalo Abra mau.." Ardi melihat sambil mengusap kepala Abra dengan sayang. Abra langsung mengangguk senang.
"Iya beneran om!! Lagian mamah tadi pegang kepala papah..." Arba menutup kedua mulut untuk menahan tawa, matanya melihat sang mamah. Hal itu membuat Ratna nampak salah tingkah.
"Ma-mamah kan, gak tau sayang...kalo yang mamah pegang itu rambut om itu..." jawab Ratna menahan malu.
"Cieee tante pipinya merah kenapa ckck!! Papah ganteng kok tante!! "Timpal Adrian.
"Papah lagi cari istri tante, tante mau gak jadi mamahnya Aika dan abang Adrian" goda Aika. Adrian, Abra dan juga Ardi menggigit bibir masing-masing menahan tawa. Ratna yang di goda langsung merubah-ubah tempat duduknya suaranya hilang begitu saja Ratna benar-benar malu.
"Khakahakahaha" Tawa meraka pecah begitu saja. Ratna yang nerasa di tertawa langsung menutup ke dua wajahnya.
"Ih... mamah kenapa di tutup wajahnya.." Abra menatap ibunya. Tangan mungil itu menyentuh telapak tangan sang mamah lalu ia membukanya perlahan. Menampilkan wajah Ratna yang amat cantik.
Ardi yang melihat Ratna merasa terhibur. Baru kali ini ia bisa tertawa lepas.
"Maafkan kedua anakku, mereka suka menggoda... " ucap Ardi sambil tersenyum tampan namun senyuman itu tidak bisa di lihat oleh Ratna. Sedangkan Ratna hanya tersenyum seperti anak kasmaran ketika Sma.
"Papah laper..!!!" Ucap Aika sambil memegang perutnya.
" sama pah..." timpal Adrian.
Ardi mengangguk sambil membawa mereka ke sebuah ocean restaurant. sebuah tempat makan di pinggir pantai selat Makassar.
******
Makanan yang di hidangkan sungguh menggoda selera. Semua jenis seafood tersedia di meja Ardi dan anak-anaknya. Adrian dan Aika begitu lahap memakannya begitupun Abra namun tidak dengan Ratna. Sejak tadi ia belum makan apapun. Tangannya sibuk menyuapi Abra. Adrian dan Aika sedikit iri karena mereka berdua ingin juga di suap seperti dahulu oleh bunda mereka.
"Bunda!!" Ucap Aika ia sangat merindukan bundanya.
Ratna yang merasa pernah di panggil oleh sebutan itu langsung menengok.
"Alayka" panggil Ratna. Ia teringat anak gadisnya. Alayka dulu memanggilnya dengan sebutan bunda begitun juga anak sulungnya Adrian. Ardi yang melihat itu hanya diam ia tak mau Ratna pergi jauh jikatl tau kalau mereka bertiga adalah keluarganya.
Beberapa jam kemudian.
Acara makan pun selesai kini Ardi sudah membayar makanan mereka. Sesuai perkataan Ardi. Tripple A ia titipkan ke tempat Adit dan Juga Kiran. Ardi melajukan sedan hitamnnya menuju perumahan borneo paradiso dimana disitu terdapat tempat tinggal adiknya itu. Sesampainya di sana Adit dan Kiran nampak kaget melihat seseorang yang hilang entah berapa lama. Mereka ingin berteriak namun Ardi memberikan tatapan tajam dan juga isarat untuk diam. Kiran melirik Adit tajam membuat yang di lirik itu cengengesan
"Masa lalu yank!! Jangan gitu dong..." ucap Adit sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Mereka semua tidur karena kecapean dan kenyang. Bantuin gue angkat tripleet A kecuali Adrian."ucap Ardi setelah turun dari mobil. Adit mengangguk sambil mengambil Aika dari dalam mobil, membawanya masuk ke kamar twinns.
Adrian jalan dengan sempoyongan karena masih ngantuk sedangkan Ardi menggendong Abra membawanya masuk ke kamar twinns.
"Obat tidur sama perangsang loo mana..." ucap Ardi pelan setelah meletakan Abra di samping Aika. Adit yang ingin keluar langsung kaget.
"Mana ada!!aku gak pernah pake gituan!! Mati aku di gantung Kiran!!!" Jawab Adit jujur.
"Akh!!bagaimana ini, aku ingin mencumbu Ratna, tapi tidak mungkin bukan b******u dalam keadaan dia sadar. Adanya nanti aku di tabok abis..." kata Ardi frustasi.
" suruh aja Kiran buat dia Pingsan!!!" Suruh Adit.
"Good idea..." Ardi nampak tersenyum ke Adit. "Istrimu kan cenayang" sambung Ardi sambil mendatangi Kiran
"Kiran..." Ardi duduk disamping kiran yang sedsng menonton tv
"Opo" balas Kiran malas.
"Bantuin!!!" Pinta Ardi
" bantu apa???" Tanya Kiran
"Buat Ratna gak bangun sampe besok...buat dia gak sadarka diri.." Kata Ardi memberitahu Kiran. Kiran matanya langsung melotot le arah Ardi.
"Buat apa???" Tanya Kiran
"Buat saja ayo'' Ardi menarik Kiran menuju mobilnya. Dengan pelan Ardi membuka pintu mobilnya melihat Ratna masih tertidur pulas. Kiran dengan cepat menyapu wajah Ratna sambil meniup ubun-ubunnya.
"Sudah, dia gak akan bangun kecuali di siram air.." balas Kiran lalu masuk ke dalam rumah. Tanpa banyak tanya Ardi masuk ke dalam mobilnya menuju apartemen Ardi.
*****
Mata itu, mata yang tak seindah dulu...
Mata yang dulunya bening kini tertutup selaput putih. Ardi yang baru saja melampiaskan nafsunya kini menatap Ratna tengah berbaring
Damai. Lehernya penuh dengan bercak merah. Ardi hanya tersenyum sebelum akhirnya ia ikut tertidur.