Di Sebuah Pesta

1471 Words
Jika ada orang yang mengatakan bahwa cinta itu memabukkan, maka hal itu tak sepenuhnya salah. Cinta bagai punya candu yang memperdaya setiap manusia.  -Anastasia Ervina . Suasana meriah tampak di sebuah ball room hotel bintang 5 yang menjadi tempat terselenggaranya acara ulang tahun sebuah perusahaan bernama Ajisaka Group. Acara itu juga dibarengi dengan peringatan ulang tahun pernikahan ke-19 tahun dari CEO-nya yang bernama Satya Adi Hendrawan dan istrinya, Jane Saraswatika Imanuel. Acara itu berlangsung mewah dengan banyak tamu undangan dari berbagai kalangan. Anak-anak Satya dan Jane pun turut datang menghadiri acara ini dan berada di barisan paling depan, melihat kemesraan orang tua mereka yang tidak pernah luntur meski sekarang sudah 19 tahun waktu berjalan bersama cinta mereka. Dan yang membuat iri juga adalah rupa Satya dan Jane yang seperti tidak mengenal penuaan, sebab tetap terlihat tampan dan cantik di usia 50-an. Satya yang masih gagah, juga Jane yang cantiknya seperti aktris Korea Selatan Lee Young Ae, tetap kelihatan cantik dan muda bersamaan di usia mereka yang sudah setengah abad. Maka kadang Satya masih sangat posesif pada Jane karena hal itu. Kecantikan istrinya itu selalu membuatnya jatuh cinta setiap hari. Aska datang menghampiri di mana kedua kakaknnya berada setelah tadi pergi ke toilet. Arjuna Askari Hendrawan kini sudah tumbuh menjadi remaja berusia 18 tahun dengan gen menduplikat ketampanan ayahnya tapi untuk sifat suka rusuhnya entah dari mana gen itu berasal. Dia saat ini sedang berkuliah mengambil jurusan arsitek di salah satu kampus terkemuka di Jakarta, jurusan yang sama dengan yang diambil oleh Satya, ayahnya dulu. Aska kemudian duduk di tempatnya lagi. Dia dengan mudah beradaptasi dengan suasana pesta berkat kepribadiannya yang supel sama seperti Jasmine kakak pertamanya. Tidak seperti Panji, kakak keduanya yang terlihat ogah-ogahan berada di tengah acara milik kedua orang tua mereka ini. Namun keadaan juga mendadak menjadi canggung begitu Aska bergabung. Aska bukan tipe pembunuh suasana, justru kehadirannya bagi teman-temannya selalu ditunggu-tunggu karena bisa memeriahkan suasana. Tapi tidak berlaku ketika dia dan Panji bertemu. Konflik di antara keduanya masih sangat kentara meski sudah berbaikan. Masalahnya masih tentang Panji yang mengaku mencintai kakaknya sendiri, Jasmine. Aska masih belum melupakan hal itu dan Panji yang masih tetap mencintai kakaknya meski dia selalu terlihat dekat dengan banyak wanita berkat wajah tampan dan otak pintarnya. Dan demi bisa menghindar dari situasi ini, Panji kemudian mengambil kuliah di National University of Singapore atau NUS, dengan membiayai kuliahnya sendiri dari beasiswa juga melakukan beberapa pekerjaan part time. Dia melakukan itu layaknya mahasiswa kebanyakan yang bersekolah di luar negeri, meski Satya dan Jane mampu membiayai seluruhnya. Tapi Panji yang juga punya sifat keras kepala tetap ingin mandiri dengan hanya menggunakan uang kiriman dari orang tuanya disaat dia benar-benar tidak memiliki uang atau pun ketika biaya yang dibutuhkan terlalu besar seperti untuk proyek penelitian dan lain-lain. Dan kini seorang Panji Harsa Laksamana Hendrawan sudah berusia 22 tahun, kuliahnya sudah selesai tinggal menunggu prosesi wisuda. Kalau Jasmine si anak sulung Satya dan Jane ini tidak ada di tengah-tengah kedua adiknya itu, maka suasana akan menjadi sedingin es. Baik Panji atau Aska tidak akan memulai pembicaraan, mereka hanya akan mengeluarkan suara bila ada Jasmine dan akan berubah seolah akrab serta akur saat ada kedua orang tuanya. Jasmine sendiri merasa sangat bersalah karena membuat ketegangan ini terjadi meski dia tidak melakukan apa pun. Namun rasanya dia rindu sekali keakraban diantara kedua adiknya dan mereka selalu menjadi kompak tanpa ada ketegangan berarti. Dia sendiri kemudian bekerja sebagai pramugari sesuai cita-citanya saat SMA dan menjadi jarang berada di rumah. Jadi walau pun Panji dan Aska sudah pernah mengucapkan kata ‘berbaikan’ tapi nyatanya itu cuma terucap di bibir dan tidak pernah direalisasikan hingga sekarang waktu sudah berlalu sangat cepat. “Hai, Fan!” Panji dan Aska mendongak bersamaan dengan Jasmine yang menyadari hadirnya seorang gadis berambut pendek yang imut dan manis di meja mereka. “Tante titip Fania dulu, ya... kita mau ngobrol sama orang tua kalian bertiga.” Sandra, sahabat Jane sejak masih kuliah itu mendorong putrinya untuk duduk di satu kursi kosong yang tersedia di meja Jasmine, Panji dan Aska. “Aku udah gede, ma... nggak usah dititipin segala.” Wajah imut Fania kini cemberut. “Bagi mama kamu masih umur 5 tahun. No debat.” Kata Sandra lalu meninggalkan anaknya bersama ketika putra dan putri sahabatnya tapi sebelumnya dia mengusap rambut Fania. Begitu juga dengan Abram, suaminya yang menepuk puncak kepala putri semata wayang mereka. “Kamu masih aja suka ribut sama mama kamu soal umur.” Celetuk Jasmine. Dia tahu sekali hubungan orang tua dan anak antara Sandra dan Fania itu sangat unik, seperti bersahabat tapi lebih sering bertengkar tidka jelas. “Mama ‘kan gitu. Dia bahkan lebih update soal hal-hal kekinian dari pada aku, kak.” Bibir Fania sudah maju sembari menceritakan bagaimana mamanya yang sangat mengikuti trend. Jasmine tertawa, hanya dia. Sementara Aska malah cuma salah tingkah di dekat Fania. Kemudan Panji yang matanya tidak lepas dari ponselnya sejak tadi. Tampak tidak peduli dengan keadaan. Fania yang sudah lama menyukai Panji diam-diam memperhatikan sosok dari kakak Aska, teman sekelas dari dia SMP hingga kuliah. Panji yang dulu saat SMA memiliki potongan rambut rapih kini berubah dengan memanjangkan rambutnya sampai sebahu. Rambut itu juga tampak dicat dengan warna coklat gelap. Tapi bukannya tidak suka karena style Panji berubah, Fania justru semakin tergila-gila pada Panji. Bagaimana tidak, dengan wajah tampan, berkacamata dan rambut gondrong itu Panji malah terlihat sangat HOT. Badannya sangat tegap dengan bahu lebar dan d**a yang bidang. Tampak dewasa juga untuk usia baru 22 tahun. Apalagi ketika mengenakan setelan jas seperti ini, Panji menjadi sangat menggiurkan bahkan untuk mereka wanita yang lebih tua dari umur Panji. Tapi sayangnya kesempatan untuk Fania tidak pernah ada. Panji itu meskipun pendiamm tapi punya julukan playboy, anak kedua pasangan Satya dan Jane ini punya kenakalan di bidang asmara. Baru putus dengan pacarnya, seminggu kemudian sudah jalan dengan perempuan yang berbeda. Pacar-pacar Panji juga selalu berorientasi pada type perempuan yang punya look dewasa dengan rambut panjang sekaligus punya tubuh sexy, berjiwa bebas tapi punya sifat lembut dan ramah. Itu sangat jauh dengan Fania yang justru sedikit pemalu, jarang keluar rumah kalau bukan hal penting seperti kegiatan kampus dan malah berwajah imut dan manis sampai masih dikira anak SMA setiap kali dia bertemu dengan orang-orang baru. “Kamu liburan ke mana, Fan?” tanya Jasmine. “Nggak tahu, kak. Ada banyak kegiatan buat organisasi di kampus soalnya.” Fania berkata dengan wajah lelah. “Oh.. tahun ajaran baru, ya.. pantes adik aku sok sibuk sampe mama ngomel-ngomel kemarin karena keranjingan nginep di kampus.” Jasmine menyindir Aska yang sedang memakan kue di sebelahnya. Adiknya itu memang salah satu anggota BEM, Badan Eksekutif yang merupakan lembaga eksekutif kemahasiswaan tertinggi tingkat universitas/Perguruan Tinggi. Meski tidak menjabat sebagai pengurus inti tapi Aska memiliki jabatan kepala bidang minat dan bakat. “Nyindir terossss.” Aska cuma bisa mencibir Jasmine karena dia memang benar-benar diomeli oleh Jane karena sedang sibuk dengan organisasinya sampai menginap 3 hari basecamp BEM kampusnya. “Makanya jangan bikin mama ngomel-ngomel. Uang jajan dipotong baru tahu rasa.” Jasmine menoyor kepala Aska seperti biasa ketika adiknya ngeyel. “Kan bisa minta sama elo, kak.” Alis Aska naik turun dnegan wajah jahil yang selalu berhasil membuat Jasmine tertawa. “Bisa ae lo, kalo gue nikah nanti elo harus udah bisa bikin duit sendiri!” kata Jasmine, tapi Panji yang mendengarnya mengernyitkan alisnya tidak suka. “Iyeee.. nanti gue kerja di Perum Peruri biar serasa jadi kayak sultan karena nyetakin duit.” “Dasar gendeng!” Fania ikut tertawa melihat perdebatan Aska dan Jasmine yang selalu ada setiap mereka bertemu. Tapi tawa Fania juga menarik perhatian seorang Aska yang sudah memendam perasaan suka pada gadia manis anak dari sahabat mamannya. Tak jarang Aska akan melakukan kejahilan pada Fania untuk mennunjukkan perasaannya, tapi yang ada dia malah dia dibenci oleh Fania. Bukan dibenci, tapi Fania ini selalu saja menghindari bertemu dengannya meski mereka berdua satu kelas sejak masih SMP hingga ke jenjang pekuliahan. Sebenarnya Aska akan menjadi kakak tingkat untuk Fania andai dia mengambil tawaran akselerasi, tapi demi bisa terus dekat dengan Fania Aska menolak hal bagus itu karena dia tahu Fania yang satu tahun lebih muda darinya akan mengambil kelas akselerasi juga. Bertahun-tahun dia memendam perasaan itu tapi tidak juga ada celah yang menunjukkan dia bisa masuk ke dalam hati Fania. Dia selalu diejek tidak laku sampai dianggap gay oleh teman-temannya karena punya rupa ganteng ala oppa-oppa Korea tapi tidak pernah keliatan jalan dengan perempuan. Dia seolah stuck pada sosok Fania. Dan Jasmine yang paham bagaimana perasaan adik bungsunya itu pun cuma bisa menghela napas. Jalinan cinta mereka berempat sungguh rumit karena Panji yang memulainya, walau dia tidak bisa menyalahkan perasaan Panji padanya. . /// Instagram: Gorjesso Purwokerto 1 Agustus 2020 Tertanda, . Orang yang gugup banget mau upload cerita ini wkwkwk komen dong pendapat kalian tentang cerita ini . .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD