“Ke rumah saja. Biar saja di rawat di rumah.” Nidya bahkan harus menelepon Galuh untuk menyampaikan berita sakitnya Panji pada CEO mereka yang juga ayah dari manajernya ini. Dirinya tentu tidak mau membiarkan Panji samapi di rumah tidak mendapatkan penanganan apa pun karena pulang tiba-tiba dengan keadaan begini. Setidaknya mungkin nanti adakan ada dokter pribadi yang sudah stand by. “Masih lama, pak?” tanya Nidya pada pak Jali, supir mereka. “15 menit lagi, Mbak. Ini keluar tol langsung masuk kawasan rumah Pak Satya.” Selama 15 menit itu, Nidya tidak menyadari kalau Panji memeluk pinggangnya dan menyurukkan wajahnya ke leher Nidya yang hari ini terpampang jelas sebab rambutnya diikat satu bentuk pony tail. Lalu Nidya sendiri sepertinya reflek mengusap rambut Panji yang panjang dan ter